PENGAWAL KHILAFAH --- Israel
berpikir, di Gaza, setiap anak SD sudah hapal Al-Qur’an, apa lagi tingkat
SMP-nya atau tingkat SMU-nya. Jika dewasa akan jadi seperti apa? Itulah analisa
pemikiran orang-orang Israel.
Karena
Al-Qur’an itulah rakyat Gaza sungguh-sungguh dalam perlawanannya terhadap
penjajah Israel yang secara sepihak dan memaksa menduduki sebagian besar tanah
Palestina.
Di Gaza, Qur’an
lebih ditekankan untuk dihapalkan. Di sudut-sudut kampung ada toko. Dan setiap
toko ada tempat untuk membaca Qur’an. Di rumah sakit ada tempat baca Qur’an. Di
mall dan kantor-kantor merupakan bagian dari tempat wahana membaca Qur’an.
Lain halnya
dengan di kampung-kampung dan kota-kota di Indonesia. Kini sebagian besar yang
kita jumpai di sudut-sudut pemukiman kebanyakan yang ada adalah Play Station
(PS) dan warung internet (warnet) yang notabene adalah tempat untuk
menghanyutkan anak-anak negeri ke dalam permainan game elektronik.
Inilah alasannya
kenapa orang-orang Israel menumpas Al-Qur’an yang ada wajah-wajahnya, maka
ditargetlah anak-anak Palestina untuk dibunuh.
Perang antara
Israel-Palestina tidak akan ada
hentinya. Entah sampai kapan Israel akan melakukan pembantaian-pembantaian
terhadap warga Palestina. Dari sekian ribu jiwa korban keganasan perang Israel
75% dari mereka adalah anak-anak dan wanita.
Banyak dari kita yang
mempertanyakan kenapa Israel tega menghabisi nyawa anak-anak Palestina? Ada
yang mengatakan memang tabiat Israel
yang kejam dan biadab, ada juga yang mengatakan Israel takut akan pertumbuhan anak-anak
Palestina. Mungkin pendapat yang kedua ada benarnya dan masuk akal juga.
Kak Bimo "Pendongeng Sejuta Anak"(Source:sahabatalaqsha.com) |
Salah satu pimpinan
Hamas, Ismail Haniya mengatakan anak-anak yang sudah hafal 30 juz Al-Qur’an ini
sesungguhnya menjadi sumber ketakutan Zionis Yahudi. Kondisi Gaza yang diblokade dari
segala arah oleh Israel menjadikan mereka terus intens berinteraksi dengan
al-Qur’an. Tak ada main Play Station atau game bagi mereka.
Tentara Israel
berdalih bahwa mereka membunuh anak-anak Palestina karena tidak sengaja.
Orang-orang Palestina dewasalah yang berlindung di belakang anak-anak. Itu lah
kata mereka.
“Anak-anak Gaza
mememiliki karakter yang tidak menjauh jika ada orang asing datang ke Gaza,
tapi justeru mendekat akrab,” kata Kak Bimo yang terkenal sebagai ‘Pendongeng
Sejuta Anak’ di Indonesia.
“Sungguh
menyenangkan, meskipun mereka tinggal di puing-puing bangunan yang hancur, di
tenda-tenda tidak layak huni, airnya kotor, dan terancam hawa dingin di waktu
malam,” kata Kak Bimo yang beberapa waktu lalu mendongeng untuk anak-anak Gaza.
Sepulangnya dari
Gaza, Kak Bimo yang tergabung dalam lembaga Sahabat Al-Aqsha membawa oleh-oleh
kisah kondisi anak-anak Gaza. Bersama para pendongeng Muslim Indonesia yang
tergabung dalam Ikatan Pendongeng Indonesia, Kak Bimo langsung meluncurkan
program ‘Uang Jajan untuk Anak Gaza’. Program ini sudah berlangsung di beberapa
kota besar di pulau Jawa.
Siswa Aceh sisihkan uang jajan untuk anak Gaza (Source: republika.co.id) |
Program ini adalah mendongeng
kepada anak-anak. Di dalamnya ada pelajaran tentang persaudaraan Muslim yang
menjelaskan kepada anak-anak bahwa orang Islam bukan hanya ada di kampung kita,
di kota kita atau di pulau kita, tapi di seluruh dunia. Tapi tidak semua Muslim
hidup senang. Ada yang hidupnya susah,
bahkan sangat susah sehingga membutuhkan bantuan dari Muslim yang lainnya.
Program ini menarik
hati anak-anak untuk berinfaq sedekah. Anak-anak menitipkan uang-uang receh
mereka untuk anak-anak Gaza yang kini mereka yakini sebagai saudaranya.
Di Solo, dengan
jumlah anak sekitar 600 orang, tapi mampu terkumpul 13 juta uang receh ribuan.
Di Yogyakarta terkumpul delapan juta uang ribuan.
Kak Bimo dan timnya
akan melanjutkan road show ke pulau Sumatera yang dimulai dari Aceh. Program
ini menjadi rajutan kasih sayang yang indah dari anak-anak Indonesia kepada
anak-anak Palestina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar