Selasa, 05 Maret 2013

SANG PENDONGENG MERAJUT KASIH SAYANG ANTARA ANAK INDONESIA-PALESTINA



PENGAWAL KHILAFAH --- Israel berpikir, di Gaza, setiap anak SD sudah hapal Al-Qur’an, apa lagi tingkat SMP-nya atau tingkat SMU-nya. Jika dewasa akan jadi seperti apa? Itulah analisa pemikiran orang-orang Israel.



Karena Al-Qur’an itulah rakyat Gaza sungguh-sungguh dalam perlawanannya terhadap penjajah Israel yang secara sepihak dan memaksa menduduki sebagian besar tanah Palestina.

Di Gaza, Qur’an lebih ditekankan untuk dihapalkan. Di sudut-sudut kampung ada toko. Dan setiap toko ada tempat untuk membaca Qur’an. Di rumah sakit ada tempat baca Qur’an. Di mall dan kantor-kantor merupakan bagian dari tempat wahana membaca Qur’an.

Membasuh hati-hati yang diteror kejahatan zionis Yahudi. foto: Sahabat Al-Aqsha

Lain halnya dengan di kampung-kampung dan kota-kota di Indonesia. Kini sebagian besar yang kita jumpai di sudut-sudut pemukiman kebanyakan yang ada adalah Play Station (PS) dan warung internet (warnet) yang notabene adalah tempat untuk menghanyutkan anak-anak negeri ke dalam permainan game elektronik.

Inilah alasannya kenapa orang-orang Israel menumpas Al-Qur’an yang ada wajah-wajahnya, maka ditargetlah anak-anak Palestina untuk dibunuh.

Perang antara Israel-Palestina tidak  akan ada hentinya. Entah sampai kapan Israel akan melakukan pembantaian-pembantaian terhadap warga Palestina. Dari sekian ribu jiwa korban keganasan perang Israel 75% dari mereka adalah anak-anak dan wanita.

Banyak dari kita yang mempertanyakan kenapa Israel tega menghabisi nyawa anak-anak Palestina? Ada yang mengatakan  memang tabiat Israel yang kejam dan biadab, ada juga yang mengatakan  Israel takut akan pertumbuhan anak-anak Palestina. Mungkin pendapat yang kedua ada benarnya dan masuk akal juga.


Kak Bimo "Pendongeng Sejuta Anak"(Source:sahabatalaqsha.com)

Salah satu pimpinan Hamas, Ismail Haniya mengatakan anak-anak yang sudah hafal 30 juz Al-Qur’an ini sesungguhnya menjadi sumber ketakutan Zionis Yahudi. Kondisi Gaza yang diblokade dari segala arah oleh Israel menjadikan mereka terus intens berinteraksi dengan al-Qur’an. Tak ada main Play Station atau game bagi mereka.

Tentara Israel berdalih bahwa mereka membunuh anak-anak Palestina karena tidak sengaja. Orang-orang Palestina dewasalah yang berlindung di belakang anak-anak. Itu lah kata mereka.

“Anak-anak Gaza mememiliki karakter yang tidak menjauh jika ada orang asing datang ke Gaza, tapi justeru mendekat akrab,” kata Kak Bimo yang terkenal sebagai ‘Pendongeng Sejuta Anak’ di Indonesia.

“Sungguh menyenangkan, meskipun mereka tinggal di puing-puing bangunan yang hancur, di tenda-tenda tidak layak huni, airnya kotor, dan terancam hawa dingin di waktu malam,” kata Kak Bimo yang beberapa waktu lalu mendongeng untuk anak-anak Gaza.

Sepulangnya dari Gaza, Kak Bimo yang tergabung dalam lembaga Sahabat Al-Aqsha membawa oleh-oleh kisah kondisi anak-anak Gaza. Bersama para pendongeng Muslim Indonesia yang tergabung dalam Ikatan Pendongeng Indonesia, Kak Bimo langsung meluncurkan program ‘Uang Jajan untuk Anak Gaza’. Program ini sudah berlangsung di beberapa kota besar di pulau Jawa.

Siswa Aceh sisihkan uang jajan untuk anak Gaza (Source: republika.co.id)


Program ini adalah mendongeng kepada anak-anak. Di dalamnya ada pelajaran tentang persaudaraan Muslim yang menjelaskan kepada anak-anak bahwa orang Islam bukan hanya ada di kampung kita, di kota kita atau di pulau kita, tapi di seluruh dunia. Tapi tidak semua Muslim hidup senang. Ada  yang hidupnya susah, bahkan sangat susah sehingga membutuhkan bantuan dari Muslim yang lainnya.

Program ini menarik hati anak-anak untuk berinfaq sedekah. Anak-anak menitipkan uang-uang receh mereka untuk anak-anak Gaza yang kini mereka yakini sebagai saudaranya.

Di Solo, dengan jumlah anak sekitar 600 orang, tapi mampu terkumpul 13 juta uang receh ribuan. Di Yogyakarta terkumpul delapan juta uang ribuan.

Kak Bimo dan timnya akan melanjutkan road show ke pulau Sumatera yang dimulai dari Aceh. Program ini menjadi rajutan kasih sayang yang indah dari anak-anak Indonesia kepada anak-anak Palestina. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar