Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah adalah aliran faham tarekat yang dianut oleh Usman, kami biasa menyebutnya "Bang Usman", karna usianya yang lebih tua. Bang Usman mengenal faham ini melalui seorang ikhwan tarekat. Faham ini begitu mengagung-agungkan kalimat-kalimat thoyyibah dan kalimat-kalimat dzikir lainnya. Bang Usman menerima ajaran ini karena ia meyakini pula bahwa kalimat "LAA ILAAHA ILLALLAAH" adalah kalimat yang paling tinggi kedudukannya. Tidak ada kalimat yang lebih tinggi dari kalimat ini. Jadi faham Islam inilah yang paling bagus, menurutnya.
Bang Usman pun mulai ikut ta'lim dan dzikir berjama'ah. Banyak amalan dzikir yang didapatnya dan harus rutin diamalkannya, terutama setelah selesai sholat dengan ketentuan jumlah dzikir yang diulang-ulang hingga ratusan kali bahkan ada yang ribuan kali. Bahkan berdzikir dengan suara nyaring, terkadang dilakukan hingga lupa waktu dan sampai larut malam.
Ajaran ini berfaham Syafi'iyah dan begitu mengkultuskan Imam Syafi'i. Para pengikut faham ini tidak menerima faham selain dari Imam Syafi'i. Dan juga begitu mengkultuskan Asy Syaikh Abdul Qadir Jailani.
Bahkan Bang Usman sudah membai'at langsung imam aliran Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah ini, yang bertempat di Bogor. Faham ini juga mengutamakan "Kepemimpinan". Hanya saja, bai'at laki-laki dapat dilaksanakan sekaligus beberapa orang dalam sekali prosesi bai'at.
Namun seiring mengamalkan tarekat, lelaki sederhana bertubuh besar ini tidak berhenti sebatas itu, ia tetap mencari-cari yang haq, ia masih penasaran dan bertanya-tanya: "Apakah benar ini yang haq?"
Agus adalah teman kerja, tetangga dan teman sehari-hari Bang Usman. Hampir setiap hari Bang Usman ngobrol, berbagi dan curhat kepada Agus. Tak lupa pula Bang Usman menyampaikan perkara faham tarekat itu kepada Agus sebagai bentuk dakwah. Agus menerima semua apa yang disampaikan Bang Usman, namun tidak langsung ditelan semua, tapi disaring lagi.
Di hari berikutnya, Bang Usman bertanya kepada Agus, apakah Agus sudah memahami dan menerima apa yang ia sampaikan kepada sahabatnya itu. Namun Agus menyetakan: "Saya tidak sefaham dan sependapat, Bang Usman."
"Dalam segi apa?" tanya Bang Usman.
"Bukannya saya gak mau menerima, segala sesuatu harus ada keterangan, harus sesuai petunjuk. Apakah ada tarekat seperti ini di masa Rasulullah?"
Pertanyaan Agus itu membuat Bang Usman jadi berpikir: "Apa ada?"
"Dalam masalah ibadah, jika manusia menyakini baik meski tanpa keterangan dan petunjuk, belum tentu baik bagi Allah."
Bang Usman bepikir lagi: "Oh iya. Jika ibadah-ibadah yang menurut manusia baik, manusia bisa menciptakan ibadah-ibadah yang menurut mereka baik-baik semua. Banyak sekali ibadah-ibadah menurut manusia itu baik-baik, tapi tidak ada petunjuk."
Akhirnya Bang Usman berkesimpulan demikian. Ditambah Agus menyuguhkan hadits:
"Janganlah kamu sekalian mengada-adakan urusan-urusan yg baru, krn sesungguh mengadakan hal yg baru ialah bid’ah, dan setiap bid’ah ialah sesat”. [Hadits Riwayat Abdu Daud, dan At-Tirmidzi ; hadits hasan shahih].
"Barangsiapa mengadakan hal yg baru yg bukan dari kami maka peruntukan tertolak”.Dari titik itulah hati Bang Usman mulai kacau. "Yang mana? Yang mana yang harus saya ikuti?"
Akhirnya Agus yang sudah menetapi Jama'ah Imamah, Jama'ah Muslimin, memberikan risalah al-Jama'ah dan dalil-dalil. Maka Bang usman pun melakukan perbandingan antara risalah dari Al-Jama'ah dengan risalah dari tarekat. Setelah itu, hampir setiap hari Bang Usman berdialog dengan Agus. Setiap Bang Usman menyampaikan dalihnya, selalu di-smash oleh Agus berdasarkan dalil. Sekitar setahun lamanya Bang Usman dan Agus berbagi ilmu. Sehingga pada akhirnya:
"Gus, jika benar apa yang ente pelajari dan sampaikan haq, saya mau menerima. Tapi dengan satu syarat. Jika itu benar, dalam jama'ah pasti ada bai'at? Sebab di tarekat ada bai'at. Orang yang tidak punya pemimpin seperti berguru pada syaithan. Jika di jama'ah ada bai'at, saya mau." ujar Bang Usman.
"Ada, Bang Usman. Ada...ada...!" sambut Agus antusias gembira.
Agus kemudian memberika dalil-dalil bai'at. Bahkan lebih banyak dalilnya dibandingkan yang ada di tarekat. Dan Bang Usman pun berkata: "Nah ini!". Langsung 80% hati Bang Usman mengarah ke Jama'ah Muslimin (Hizbullah).
Setelah melakukan perbandingan-perbandingan makalah, Bang Usman menyimpulkan bahwa dalam ajaran Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah banyak terdapat keganjilan. Seperti pengkultusan mazhab Imam Syafi'i, berdo'a melalui perantara nama Asy-Syaikh Abdul Qadir Jaelani, atau berdo'a dengan membayangkan wajah guru besar, dan amalan-amalan yang tak pernah ada contoh dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Setelah itu, Bang Usman menunggu informasi ta'lim Jama'ah Muslimin yang di dalamnya ada pelaksanaan syari'at Bai'at Imam.Dan akhirnya Bang Usman berhijrah dengan membai'at Muhyidin Hamidi sebagai Imam dan akan mentha'ati beliau selama apa yang diperintahkannya adalah perintah Allah dan Rasul-Nya. Bai'at Bang Usman melalui perantara tangan Ustadz Adjie Muslim yang diamanatkan menerima bai'at, di Masjid Al-Furqon pada tahun 2004.
(Abu Dzakir dari kisah ikhwan Usman )
Sekilas Tentang Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah
Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah adalah nama sebuah tarekat yang merupakan penggabungan dari Tarekat Qodiriyah dengan Tarekat Naqsyabandiyah yang dilakukan oleh Syaikh Achmad Khotib Al-Syambasi atau biasa disebut juga dengan nama Syaikh Ahmad Khatib bin Abdul Ghaffar al-Sambasi al-Jawi. Ia adalah ulama besar dari Indonesia yang diangkat menjadi imam Masjidil Haram di Makkah al-Mukarramah. Ia tinggal sampai akhir hayatnya di Makkah. Ia wafat pada tahun 1878.
Beliau Sebagai seorang guru mursyid yang kamil mukammil, Syaikh Achmad Khotib Al-Syambasi sebenarnya memiliki otoritas untuk membuat modifikasi tersendiri bagi tarekat yang dipimpinnya. Karena dalam tradisi Tarekat Qodiriyah memang ada kebebasan untuk itu bagi yang telah mempunyai derajat mursyid.
Sebenarnya kalau melihat modifikasi ajaran yang ada dan tatacara ritual tarekat itu, dan karena memang tarekat ini adalah hasil ijtihad beliau, maka layak jika nama tarekatnya itu dinisbatkan sebagai Tarekat Khathibiyah atau Sambasiyah. Namun karena sikap tawadlu' dan ta'dhim Syaikh Achmad Khotib Al-Syambasi terhadap pendiri Tarekat Qodiriyah dan Tarekat Naqsyabandiyah, maka beliau tidak menisbatkan nama tarekat itu kepada namanya.
Dikemudian hari, tarekat ini sangat berkembang pesat dan menjadi tarekat yang paling banyak pengikutnya di Indonesia. Selanjutnya garis salsilahnya berlanjut melalui Syaikh Abdul Karim Tanara Nawawi Al-Bantani yang berasal dari Banten dan juga mengikuti jejak gurunya menjadi imam Masjidil Haram di Makkah al-Mukarramah.
Selanjutnya jalur salsilahnya ini berlanjut ke Syaikh Abdullah Mubarok Cibuntu atau lazim dikenal sebagai Syaikh Abdul Khoir Cibuntu Banten. Salsilah ini terus berlanjut ke Syaikh Nur Annaum Suryadipraja bin Haji Agus Tajudin yang berkedudukan di Pabuaran Bogor. Selanjutnya sampai hari ini, garis salsilah ini berlanjut ke Syaikh Al Waasi Achmad Syaechudin.
Syaikh Al Waasi Achmad Syaechudin selain mempunyai sanad dari tarekat Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah juga khirkoh dari tarekat Naqsyabandiyah dari garis silsilah Syaikh Jalaludin. Ia sampai dengan hari ini meneruskan tradisi tarekat Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah dengan kholaqoh dzikirnya yang bertempat di bogor Baru, kota Bogor, propinsi Jawa Barat.
Mursyid Tarekat Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah
- Syaikh Achmad Khotib Al-Syambasi
- Syaikh Abdul Karim Tanara Nawawi Al-Bantani
- Syaikh Abdullah Mubarok Cibuntu/Syaikh Abdul Khoir Cibuntu Banten
- Syaikh Nurun Naum Suryadipraja
- Syaikh Waasi Achmad Syaechudin
Assalamualaikum saudaraku yang bernama Usman..
BalasHapusKebetulan saya salah seorang salik yang berkesempatan mengaji cukup lama di Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah. Membaca cerita diatas membuat saya tergugah untuk berbagi pengalaman, karena cukup banyak ternyata terjadi kekeliruan di tulisan diatas mengenai tarekat yang indah ini.. Izinkan saya mulai menjabarkan satu persatu.
Yang pertama statement yang menyatakan bahwa tarekat ini mengamalkan dzikr yang dikeraskan dan diucapkan berulang sampai ribuan kali, saya menjawab benar bahwa hal tersebut dilakukan dan sangat dianjurkan. Hal ini dilakukan atas dasar perintah Allah “ya ayuhaladzina amanudz kurulloha dzikron katsira” wahai orang-orang yang beriman, ingatlah kepada-Ku dengan dzikr yang sebanyak-banyaknya. Nabi pernah berkata “afdholu dzikri laailaahailallah” sebaik-baiknya berdzikr yaitu Laailaahailallah. Syaikhuna pun menganjurkan hal yang sama dan juga menganjurkan membaca Al-quran sebanyak-banyaknya. Sampai Allah Swt menekankan dalam Al-Quran “fadzkurulloha qiyaman waqu ‘udan wa ala junubihim” artinya: maka berdzikirlah kepada-Ku sambil berdiri, duduk, dan berbaring” semoga kita diberikan kemampuan untuk pandai berdzikr seperti yang diperintahkan Allah Swt.
Yang kedua, statement yang menyatakan bahwa Tarekat Qodiriah wa Naqsyabandiyah mengkultuskan Imam Syafii itu tidak benar adanya. Kalau saja saudara Usman sedikit mau mempelajari sejarah maka akan didapatkan bahwasanya Syaikh Abdul Qodir Jaelani sendiri ber-mazhab Hambali, sedangkan Syaikh Muhammad Bahaudin Shah Naqsyaband ber-mazhab Hanafi. Syaikhunna dalam setiap kesempatan selalu mengingatkan para salik untuk terus memperdalam ilmu fiqih, dan membebaskan para saliknya untuk mengikuti mazhab Imam yang mereka inginkan. Syaikhunna sendiri banyak menggunakan mazhab Imam Syafii, dan apabila beliau berziarah ke rubat-rubat Ulama terdahulu, beliau akan menggunakan Mazhab yang digunakan oleh Ulama setempat sebagai bentuk penghormatan beliau kepada mereka, dan hal yang demikian tidak ada di dalamnya yang menentang syariat.
Ketiga, didalam Tarekat Qodiriyah tidak ada konsep Robitoh, sedangkan konsep robitoh itu sendiri ada di dalam Tarekat Naqsyabandiyah, dengan tujuan memunculkan kecintaan kepada Ulama, yang dalam hal ini, Ulama yang merupakan warisatul anbiya. Cintailah para Ulama, karena itupun tidak lain karena Ulama merupakan pewaris para Nabi, dan mencintai para Nabi merupakan bentuk kecintaan kepada Allah Swt semata. Pertanyaan haramkah sahabat Nabi membayangkan wajah Nabi? Haram-kah seseorang pada zaman Nabi membayangkan wajah Nabi karena bentuk kerinduan yang amat sangat? Bahkan seorang penjual parfum yang hidup pada zaman Rasulullah setiap pagi sibuk berwangi-wangian sambil memandangi wajah Rasulullah karena bentuk kecintaan kepada beliau yang mendalam, Rasulullah pun berkata kelak diakhirat ia akan bersama orang-orang yang ia cintai. Begitu tinggi letak derajat para Ulama sehingga disebut pewaris para Nabi.
BalasHapusKeempat, apakah sufi itu sendiri sudah ada pada zaman Rasulullah? Maka akan kujawab justru Rasulullah merupakan penghulu para Sufi, dan kehidupan bersuci ini diikuti oleh para sahabat, dan penduduk raudoh. Diikuti juga oleh Huzaifah al Yamani, Abudzar al Gifari, dan diteruskan Hassan al Basri.. Nabi selalu mengajarkan kita untuk menjalankan Syariat sekuat-kuatnya, namun didalam keseluruhan ilmu yang diberikan, terdapat hakikat dalam bentuk melepaskan ikatan duniawi dari hati sanubari. Hal tersebut dapat kita lihat di dalam rukun Islam bahkan, dimana keseluruhan rukun merupakan bentuk pelepasan hati ini terhadap dunia. Dari rukun yang pertama dimana diharuskan bersyahadat yang menyebut, mengesakan Allah dan bersaksi Nabi Muhammad saw sebagai utusan Allah. Di dalam rukun pertama inilah terdapat penekanan mengenai konsep tauhid, dimana hanya satu yang harusnya kita per-Tuhankan, bukan yang lain, bukan benda-benda dunia yang akhirnya membelenggu kita karena peletakan di hati begitu dalam sampai di tingkatan hub-dunia(mencintai dunia) dimana ketika dunia mengisi hati maka tiada tempat lagi untuk-Nya, dan bila hal itu terjadi maka Allah Swt tersingkirkan dari Hati, dan terjadi pergeseran dari tauhid itu sendiri dan terjadilah pergeseran dalam ibadah ibadah. Bahkan begitu ditekankan konsep tauhid ini sampai Allah mengulanginya dan mewanti-wanti bentuk kecintaan kita yang umum yaitu “istri dan anak-anakmu merupakan fitnah bagimu”, karena apabila cinta kepada istri dan anak-anak tidak didasari atas cinta kepada Allah, maka penympangan dalam kehidupan akan banyak terjadi. Bahkan Nabi Ibrahim dalam konsep ketauhidan diajarkan oleh Allah Swt untuk melepaskan kecintaannya yang berlebih kepada putranya Ismail, mencegah dari terkotori tauhidnya. Rukun kedua, Sholat 5 waktu, dimana didalamnya, manusia disuruh melupakan dunia beserta isinya untuk beberapa saat, dan menghadapkan hati hanya kepada Allah SWT tanpa memikirkan hal-hal lain. Dalam rukun ketiga manusia disuruh berpuasa, dimana yang biasanya halal pada kehidupan biasa menjadi haram hukumnya, dipaksa kita untuk menahan godaan hati terhadap dunia. Lalu berzakat-pun merupakan bentuk pelepasan hati terhadap harta benda, dimana dalam berzakat kita dituntut untuk ikhlas semurni-murninya ikhlas dalam melepaskan harta yang kita miliki. Dan terakhir diwajibkan untuk beribadah Haji ke tanah suci Mekkah(Masjidil Haram) yang segala urusan dunianya, baik harta, tahta pekerjaan dan keluarga ditinggalkan hanya semata-mata untuk menghadapkan hati dan jasad kepada Allah SWT. Berarti dari keseluruhan rukun islam yang ada, Qalbu/hati dan akal manusia digiring kesemuanya kesatu arah yaitu demi mengingat (Dzikr) kepada Allah semata dan meninggalkan berhala-berhala kecintaan kita terhadap dunia.
BalasHapusKebanyakan Masyaikh dari Banten sudah melewati khirkoh dari 4 Tarekat, yaitu Tarekat Qodiriyah, Tarekat Naqsyabandiyah, Tarekat Syadziliyah, Tarekat Sathoriah. Sedangkan Syaikhuna(semoga Allah merahmati beilau dan keluarga beliau) sudah Khirkoh lebih dari keempat tarekat tersebut. Syaikhunna mempercayakan khalifah-khalifah beliau didaerah yang merupakan lulusan-lulsan perguruan tinggi timur tengah, baik Al-Azhar, Jordan maupun Yarmuk untuk membantu para sahabat yang tersebar di Nusantara yang haus akan akar ilmu pengetahuan agama yang kokoh ini. Sampai sekarang beliau belum memiliki salik yang berkemampuan untuk dapat khirkoh dari tarekat yang beliau pimpin ini, baik tingkatan wilayatul sugro(tingkatan kewalian kecil) wilayatul qubro(tingkat kewalian besar) maupun wilayatul ulya(tingkat kewalian malaikat yang merupakan tingkat ke-20 di dalam muroqobah)
BalasHapusBegitulah yang dapat saya tanggapi mengenai tulisan diatas yang mengatakan banyak keganjilan dan menyimpang dari akidah, yang justru sudah saya coba jabarkan berdasarkan Sunnah dan Al-Quran. Semoga dapat menjadi secercah ilmu pengetahuan. Dan semoga kita dapat menjadi muslim yang tawadhu, dan selalu merendah bagai bumi. Seperti dikatakan Imam Gazali; jauhilah orang yang mengaku-aku sangat mengenal Tuhan, lalu menjauhi dzikr, maupun wiridan wiridan, karena itu ciri kekafiran (Minhajul Abdidin, Al-Gazali). Dan kunjungilah para Ulama dan ambilah akhlak mereka sebagai suri Tauladan.. Wassalamualaikum warohmatullahi wabarakatu.
ALLOHU AKBAR,,,,,
BalasHapusUSTAD IHSAN ABDINI TRMA KSAIH ARAS PENJELASAN NYA,,SAYA SEMPAT KHAWATIR ATAS SDRA USAMAN SEMOGA PENULIS ARTIKEL DIATAS MENDAPAT PETUNJUK DAN HIDAYAH DARI ALLAH SWT,,AMIN
Hampir aja....
BalasHapushahahah kena batunya...
BalasHapusmaklun sdr usman tdk tau apa itu torekot dan sdr agus juga imannya gatoloco , orong spt agus itu kolo diberi cobaan yg berat kalo tdk bisa mengatasi pasti larinya ke dukun tempat saya banyak pemahaman spt agus itu tapi akhirnya dicobo sama alloh swt bukan pada silaturahmi ke ulama tapi akhirnya ya kedukun ,trus saya tanya kenapa lari kedukun , dukun kan tdk atas nama agama ,ini urusan dunia ya kedukun . lucu bin ajaib
BalasHapuscoba hadist saja tkd jelas riwayatnya saja dikatakan hadis palsu , trus selain torekot sampai hari ini silsilah ilmu agama tdk jelas berati agama yg di pelajari agus palsu dong mana ada ilmu agama islam yg silsilah dan sanat sanatnya jelas selain torekot dari sini saja kalau tega orang torekot bisa menjastis bahwa selain torekot berati palsu dan menjadi mursit itu tdk mudah terutama mursit torekot sadzaliyah qodiriyah
BalasHapusdan seorang mursit harus mengabdi pd mursit sebelunya, ditinjau dari segi sanat saja selain torekot bisa di katakan sesat , ingat hadist rosulullah yg menyatakan belajar agama kalau tdk ada guru , gurunya adalah setan coba adakah wahabi ,jamaah hisbulah ada silsilah sampai rasululah saw ,td,,,,,, k a,,,,da
BalasHapussecara sederhana ; sareat itu menjauhi yg haram dan berhati hati kpd yg subhat ; torekot itu tdk belebihan kepada yg halal ; hakekot itu berhati hati terhadap yg halal
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuslihat pd blok ,pusat kekalifahan sadzaliyah qodiriyah di yokyakarta
BalasHapusyg tidak boleh itu macam macam tuntunan rosululoh yg tdk boleh ditambahi maupun dikurangi spt salat 5x puasa ramadon dll yg memang hukumnya jelas jelas tkdk boleh dirubah
BalasHapushai agus jangan ngibul sok tau agama tanya pd amirmu apakah sanat sanatnya jelas ndak amirmu belajar agama dari siapa apakah sampai pd rosululoh apa ndak pasti bergurunya pada kitab ingat siapa belajar agama kalau tdk ada guru gurunya adalah setan , ingat siapa mempelajari hadist yg perowinya tdk jelas berarti hadis itu palsu
BalasHapussarat sarat menjadi mursit sadzaliyah qodiriyah dari abunya dimyati banten harus dididik oleh mursit sebelunya , minimmal bermimpi berjumpa rosululoh 7x, begantung pd alloh swt tdk bergantung pd selain alloh ,berani membelanjakan rizkinya dijalan alloh sampai habis diawal di tengah dan diakhir kehidupanya tdk meminta minta pada mahluk alloh swt, pasti amirnya agus bergantung pd jualan pecel lele untuk memenuhi kebutuhan hidupnya hehehehe. apakah amirmu yakin sama jaminan alloh kalo yakin suruh menghabiskan harta bendanya dijalan alloh ,ingat siapa yg takwa pasti alloh akan memberi rizki yg tdk disangka sangka suruh amirmu membuktikan hadis ini saja, masih khawatir terhadap dunia aja omongnya sok benar hehehe alloh maha besar
BalasHapusmengkultuskan beda mentuhakan ,tawasul itu bentuk ketawadukan murit terhadap guru ,apakah setan disuruh alloh bersujut sama nabi adam as itu bentukbahwa nabi adam as itu alloh bukankan itu supaya iblis tawaduk sama mbah nabi adam as, dalam dunia torekot bentuk ketawadukan itu kirim hadiyah al fatekah [ tawasul]ingat siapa yg memusuhi kekasihku musuhnya adalah alloh setan saja tdk tawaduk sm mbah nabi adam as saja dikutuk sama alloh , dan setan itu lebih dekat lebih bisa dialok sama alloh swt tapi congkak ingat siapa saja yg beribadah kepdaku [allohswt] dengan kesombongan [tdk tawaduk] sama sajagalonganya setan tawasul adalah bentuk ketawadukan murit sama guru [nabi adam sebenarnya dijadikan alloh sbg guru bagi saitan tp saetan tdk mau berguru sujut/tawaduk
BalasHapuscontoh kecil saja rosululah baca istikfar tiap hari tdk lebih dr 100 x apa umatnya juga spt itu apakah umatnya mempuyai julukan maksum spt rosululohn , logikanya kl rosululah saja maksum baca 100x berati umatnya kalau banyak dosa berati istikfarnya dasanya dikalikan 100x istifar dong hehehehehe dasar sok suci menyamakan dirinya spt rosululloh saw sekolah sd aja tau , dulu setan jaman rosululoh sedikit berarti setan jaman sekarang banyakkan berati dzikirnya juga harus bayak dong hehehehe dasar ilmu nya dakal pantas usman juga dangkal anak sd aja taukok
BalasHapusSeorang muslim yang baik tidak berlaku merasa paling benar,apalagi smp mengeluarkan / berani memvonis ini itu sesat, justru mereka itulah sedang dalam kesesatan yang nyata,tp mereka tidak menyadari. Ingat bung diatas langit ada langit,ingat pula bagaiman jika kalian bisa merasakan manisnya madu jika kalian belum pernah mencicipi madu dan ingat pula, jangan pernah berbicara sesuatu jika kalian belum memhami betul tentang sesuatu Tersebut, semua adalah metode / cara kita mendekatkan diri kpd allah,bilamanapun ada suatu kesalahan toh bukan kalian yang akan merasakan hukuman dari Tuhan, jangan dengan alasan meluruskan aqidah sedangakan diri kalian pun belum mmpunyai akhlak & berakidah , ilmua allah maha luas bung, jng merasa diri anda paling benar, masih bnyak ilmu allah yg belum anda ketahui,
BalasHapusSaudara Usman dan tulisannya serta perbincangannya dengan Agus itu sepertinya hanya ilusi atau mengada ada, atau sekadar hendak menjatuhkan tarekat...jauhilah sifat orang seperti itu, karena hidupnya terlihat penuh dusta....
BalasHapusSaudara Usman dan tulisannya serta perbincangannya dengan Agus itu sepertinya hanya ilusi atau mengada ada, atau sekadar hendak menjatuhkan tarekat...jauhilah sifat orang seperti itu, karena hidupnya terlihat penuh dusta....
BalasHapusIngatlah perjanjian ruh mu dg tuhanmu.
BalasHapusTarekat itu guru konseling/pembimbing spiritual untuk mengantar ashadu all a illa ha illa Allah. Dan wa ashadu an na muhhamdur roshulullah...supaya nur muhhamad terpancar dalam Kata Dan perbuatan. Sebagai mana rosul muhhamad kehendaki. Hatinya suci penuh dg zikir. Mulut nya basah dg zikir. Fikirnya penuh dg zikir. Perbuatannya penyebar salaam/kedamaian di bumi. Pancaran sifat ar rakhman Dan ar rakhim terpancar di perbuatan nya. Yg santun Dan menyejukkan. Hingga wajahnya bersih tulus seperti bayi/baby face hingga tiap orang bahkan para raja pingin mengajak untuk menggendong nya. Bukan wajah sangar seperti preman yg galak yg dihatinya penuh kebencian.yg hobinya memaksakan kehendak dg sajam, bom, dsb..bisa di pastikan past I khilafah palsu karena dg Jalan kekerasan. Bila tiap manusia berhasil di sucikan hati Dan fikirnya. Khilafah pasti Akan berhasil Dan di rachmati slam.. Ayo mas usman belajar shahadat dulu..
BalasHapus