Selasa, 01 November 2011

INILAH SUMBER KEKUATAN MUSLIMIN

Orang-orang kafir menyelidiki dan menarik kesimpulan bahwa ketaatan kaum Muslimin kepada Allah, Rasul dan Ulil Amri adalah sumber kekuatan bagi mereka dalam kehidupan di dunia ini dan menyebabkan Umat Islam memperoleh kejayaan (An Nisaa' (4): 59).
Hal tersebut didasarkan  pada adanya jaminan dari Allah bahwa mereka benar-benar akan diberi kekuatan, kekuasaan, dan kesejahteraan hidup manakala mereka taat sepenuhnya kepada Allah, Rasul صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, orang-orang beriman beramal sholeh (An-Nuur (24): 55). Maka dari itu orang-orang kafir selalu berusaha sekuat tenaga untuk menghalang-halangi kaum Muslimin agar tidak kembali kepada tuntunan Al-Qur'an dan As-Sunnah, menegakkan kekhilafahan di muka bumi ini. Rasulullah bersabda:

"Kamu tinggalkan apa-apa yang aku tinggalkan buat kamu, karena sesungguhnya kerusakan orang yang sebelum kamu dahulu itu tidak lain karena banyaknya pertanyaan mereka dan menyalahi Nabi-Nabi. Maka dari itu apa bila telah diperintahkan kepadamu sekalian dengan sesuatu, maka kamu kerjakan menurut kemampuan kamu. Dan apa bila telah dicegah kamu sekalian dari sesuatu, maka kamu tinggalkan dia." (HR.Bukhari (6774), Muslim (2380)).

Selanjutnya mereka memandang perlunya memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan tersebut. Terutama meruntuhkan kekhilafahan menjadi program utama, karena keberadaan Khilafah ibarat menara api yang memberikan lentera penerang di malam gelap gulita. Semua orang datang dan berkumpul di sekelilingnya. Jika cahaya Khilafah ini dapat dipadamkan, maka kaum muslimin akan kehilangan panduan yang akan mengarahkan jalan mereka.

Tiga abad berturut-turut Yahudi dan Nashrani memusatkan perhatiannya untuk mencari jalan meruntuhkan Khilafah Islam. Upaya itu mencapai klimaksnya dengan jatuhnya Kepemimpinan Utsmaniyah dan menyingkirkan Sultan Abdul Hamid II dari kedudukannya pada tanggal 3 Maret 1924 M.

Selanjutnya Yahudi dan Nashrani tidak akan membiarkan kaum Muslimin berupaya untuk mengembalikan Khilafah Islamiyah. Bahkan mereka akan berusaha keras  agar Muslimin tidak mendengar lagi kata "Khilafah", sehingga kata "Khilafah" menjadi kata-kata yang benar-benar asing di telinga Muslimin. Upaya apa pun dari kelompok Islam mana pun yang mengajak umat Islam untuk menegakkan Khalifah di muka bumi ini pasti akan diburu dan ditumpas habis.

Kaum Muslimin harus segera sadar untuk kembali pada jalan yang telah disyaria'tkan Allah dan Rasul-Nya صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  jika menginginkan tetap berada pada fitrah-nya, yaitu hidup dalam satu Jama'ah dan satu Imam-nya dan berjuang menegakkan sistem Khilafah yang sesuai dengan pola Kenabian atau Khilafah 'Ala Minhajin Nubuwwah.

 
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلَّا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ ۚ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ

"Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas." (QS. Ali Imran (3): 112).


 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An-Nisaa' (4): 59).

مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
 مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا ۖ كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ

"Dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka." (Q. Ar-Ruum (30): 31-32).

"Wajib atas kalian mengikuti sunnahku dan sunnah para khalifah yang lurus lagi mendapat petunjuk." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan shahih).

(Sumber: buku "AKANKAH KITA TERUS MENERUS MENJADI BUIH?" oleh Majelis Dakwah Jama'ah Muslimin (Hizbullah))

(Abu Dzakir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar