Minggu, 10 Maret 2013

MUJAHID SYAM, TAFSIR HIDUP PENCEGAH KEGANASAN MANUSIA


PENGAWAL KHILAFAH

 “Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (kitab Zabur sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 251)


Jika ada keberkahan surga yang jatuh ke bumi, niscaya ia akan jatuh di Gaza, karena betapa keberkahan itu berserakan di sana. Al-Qur’an telah mencirikan buminya dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah sabdakan tentang orang-orangnya. Dan Al-Qur’an menjadi ruh yang membakar semangat perjuangan Palestina.

Ayat di atas menjadi penutup dari kisah satu peristiwa besar, yakni bagaimana Daud ‘Alaihissalam di bawah kepemimpinan panglima Thalut bersama pasukannya mengalahkan Jalut, raja sewenang-wenang di muka bumi yang kedudukannya saat itu ada di negeri Syam.


Rangkaian cerita tentang Thalut dan pasukannya kemudian menjadi semboyan semua pejuang di muka bumi, yaitu “Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata ‘Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar’.” (Q.S. Al-Baqarah [2]: 249).

Cerita ini terhapal sejak kecil yang kemudian menjadi ibrah (pelajaran) hingga akhir zaman.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengatakan, “Berbahagialah para penduduk negeri Syam. Berbahagialah para penduduk negeri Syam. Berbahagialah para penduduk negeri Syam.”

Kenapa negeri Sayam?

Syam adalah negeri yang terbentang antara Suriah, Yordania, Libanon, Palestina dan beberapa bagian yang diduduki oleh penjajah Israel.

Pejuang Suriah

“Berbahagialah para penduduk negeri Syam!”

Muawiyyah radhiyallahu ‘anhu menyampaikan sebuah hadits kepada penduduk Syam.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sebagian umatku ada yang selalu melaksanakan perintah Allah, tak terpengaruh orang yang menggembosi dan tidak pula orang yang berseberangan hingga datang keputusan Allah, dan mereka senantiasa dalam keadaan demikian. Mu’adz berkata: dan mereka ada di Syam.“ (HR.Bukhari)

Akan ada sebagian umat Islam yang senantiasa menjayakan kebenaran, memenangkan kebenaran, menampakkan kebenaran, terus-menerus istiqomah dalam perjuangannya. Mereka tidak akan dirugikan dan dibahayakan oleh orang-orang yang mengabaikan mereka, tidak mau menolong mereka, tidak peduli  kepada mereka.

Muawiyyah mengatakan kepada penduduk Syam, “Aku sesungguhnya yakin bahwa mereka adalah kalian, wahai penduduk negeri Syam.”



Sebagian orang yang kemudian mengatakan bahwa Muawiyyah berkata demikian karena dia adalah gubernur Syam. Mungkin mereka tidak menyimak apa yang disabdakan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, kemudian diriwayatkan kepada orang yang saat itu berhadapan dengan Muawiyyah di perang Shiffin, namanya Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu yang ketika itu Ali diseru oleh sebagian pasukannya.
“Ya Amirul mukminin! Inilah penduduk Syam di bawah pimpinan Muawiyyah yang  datang membawa kecongkakannya dan pembangkang!”

Tapi Ali berkata, “Demi Allah tidak, aku tidak akan melaknat mereka karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda ‘Janganlah kamu melaknat penduduk Syam, tapi celalah ketidakadilan yangterjadi di antara mereka. Sebab di antara mereka terdapat wali-wali bagi urusan ummatku’,”

Penduduk Syam terbentang di Aleppo (Utara), di Damaskus (Selatan), di perbatasan Libanon (Barat), di Yordania (Timur) dan ada di wilayah pendudukan dan negeri-negeri yang masih dijajah sampai sekarang.

Juga ada negeri yang terkepung tapi dalam suasana yang sangat merdeka. Kepala mereka tegak, pandangan mereka cerah, senyum mereka berseri dengan penuh semangat, itulah negeri Gaza.

Betapa indahnya negeri Syam, karena mereka adalah orang-orang ahlul haq (ahli kebenaran). Merekalah orang-orang yang terus menempu kebenaran, disebut dalam tafsir ayat di atas: Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini”.


Dalam konteks hari ini, sebagian manusia itu adalah para mujahid, para pejuang yang terus melakukan perlawanan. Jika tidak, niscaya bumi ini akan rusak binasa.

Ada orang-orang yang mengira bahwa penjajah Israel akan berhenti dengan solusi dua Negara. Ada Palestina di Timur dan Negara Israel di Barat. Benarkah demikian, padahal petinggi Israel menceritakan benderanya dengan kata-kata: garis atas adalah sungai Eufrat dan garis bawah adalah sungai Nil. Dan Israel Raya ada di antara sungai Eufrat dan sungai Nil. Mereka tidak akan berhenti.

Israel Raya adalah antara Nil di Mesir, membentang ke Timur akan terkena Palestina, Yordania, Suriah, Libanon, Arab Saudi, Yaman, Oman, Qatar, Kuwait, Emirate Arab, dan Irak.
Apakah Israel akan berhenti hanya sebatas Masjidil Aqsha? Tidak! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar