Ali Farkhan Tsani
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman di dalam Surah At-Taubah ayat 111.
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنْ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ
بِأَنَّ لَهُمْ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ
وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ واْلإِنْجِيْلِ
وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنْ اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا
بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang orang
mu’min diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka.
Mereka berperang pada jalan Allah lalu mereka membunuh atau terbunuh.
(Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil
dan Al Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain)
daripada Allah? Maka bergembiralah dengan bai’at (jual beli) yang telah
kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (Surah At-Taubah :
111).
Sebab turunnya ayat tersebut disebutkan, yaitu ketika
Abdullah bin Rawahah Radhiyallahu ‘Anhu bertanya kepada Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Apakah kewajiban-kewajiban (kami) kepada
Allah dan (kewajiban) kami kepada engkau menurut kehendak engkau?”.
Rasulullah menjawab, “Aku telah menetapkan kewajiban (kalian) untuk
Rabb-ku agar beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya. Adapun
kewajiban terhadapku adalah kalian menjagaku sebagaimana kalian menjaga
diri dan harta kalian”. Mereka (para sahabat) bertanya,”Apabila kami
melaksanakan hal tersebut apakah bagian kami?”. Jawab Rasulullah,
“Syurga.”
Mereka berkata, “(Ini adalah) perdagangan yang sangat
menguntungkan. Kami tidak akan membatalkannya dan kami tidak akan
meminta dibatalkan”. Maka turunlah ayat tersebut kepada Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Melalui ayat 111 dari Surah Ta-Taubah
ini, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjelaskan bahwa diri orang-orang
beriman itu, baik jiwa-raganya maupun harta-bendanya, telah dibeli oleh
Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dengan balasan yang sebaik-baiknya yaitu
syurga di akhirat. Ini adalah ungkapan yang sangat indah dalam
menimbulkan kegairahan orang-orang yang beriman untuk melaksanakan jihad
di jalan Allah.
Kemudian Allah Subhanahu Wa Ta’ala menerangkan
bagaimana caranya orang-orang beriman menyerahkan diri dan harta mereka
yang telah dibeli oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan syurga tersebut.
Yaitu dengan cara berperang di jalan Allah, mempertahankan al-haq, di
mana ada kalanya mereka menyerang musuh dan membunuhnya, dan ada kalanya
mereka terbunuh di dalam peperangan itu. Kemudian Allah Subhanahu Wa
Ta’ala memberikan balasan syurga sebagai janji yang pasti ditepati.
Di sini Allah Subhanahu Wa Ta’ala menegaskan :
وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنْ اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ
“Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada
Allah? Maka bergembiralah dengan bai’at (jual beli) yang telah kamu
lakukan itu”.
Dalam hubungan ini, bai’at atau jual beli yang
dilakukan oleh orang-orang beriman sebagai penjualnya, dengan Allah
Subhanahu Wa Ta’ala sebagai pembelinya, dengan harga syurga. Sedangkan
ikrarnya adalah ketika orang-orang beriman mengulurkan tangannya,
kemudian berjabat tangan dengan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam,
atau dengan Khalifah atau Imaam sesudah wafatnya Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam. Bai’atnya orang-orang beriman melalui jabat tangan
(bagi muslimin) dengan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, atau
dengan Khalifah atau Imaam sesudah wafatnya Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wasallam, pada hakikatnya adalah mereka berbai’at kepada Allah
Subhanahu Wa Ta’ala. Firman-Nya :
إِنَّ الَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ
إِنَّمَا يُبَايِعُونَ اللَّهَ يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ فَمَنْ
نَكَثَ فَإِنَّمَا يَنْكُثُ عَلَى نَفْسِهِ وَمَنْ أَوْفَى بِمَا عَاهَدَ
عَلَيْهُ اللَّهَ فَسَيُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا
"Sesungguhnya orang-orang yang berbai’at kepadamu sesungguhnya mereka
berbai’at kepada Allah, tangan Allah di atas tangan mereka, maka
barangsiapa yang mengingkari bai’atnya niscaya akibat pelanggarannya
akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa yang menepati bai’atnya,
maka Allah akan memberikan pahala yang besar.” (Surah Al-Fath ayat 10).
Ayat ini sekaligus menunjukkan konsekwensi bai’at adalah tha’at kepada
Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Pengingkaran terhadap kewajiban bai’at atau
pengrusakan terhadap kalimat bai’at yang telah diucapkan akibatnya akan
menimpa dirinya sendiri.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ تَسُوسُهُمُ الْأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ
نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ وَإِنَّهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدِي وَسَتَكُونُ
خُلَفَاءُ تَكْثُرُ قَالُوا فَمَا تَأْمُرُنَا قَالَ فُوا بِبَيْعَةِ
اْلأَوَّلِ فَاْلأَوَّلِ وَأَعْطُوهُمْ حَقَّهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ
سَائِلُهُمْ عَمَّا اسْتَرْعَاهُمْ
“Dahulu bani Israil
selalu dipimpin oleh para Nabi, setiap meninggal seorang Nabi diganti
oleh Nabi lainnya. Sesungguhnya setelahku ini tidak ada Nabi lagi, namun
akan ada setelahku beberapa khalifah, bahkan akan bertambah banyak.
Sahabat bertanya, ”Apakah yang engkau perintahkan kepada kami?” Beliau
menjawab, ”Tepatilah bai’atmu pada yang pertama, maka untuk yang pertama
dan berikan pada mereka haknya. Maka sesungguhnya Allah akan menanya
mereka tentang hal apa yang diamanatkan dalam kepemimpinannya.” (Hadits
Shahih Riwayat Muslim dari Abu Hurairah).
Semoga kita dapat
mengamalkan bai’at ini semata-mata karena mengharap ridha Allah
Subhanahu Wa Ta’ala. Amin Ya Robbal ‘Alamin.
[Ali Farkhan Tsani, Waliyul
Imaam Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Lampung].
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman di dalam Surah At-Taubah ayat 111.
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنْ الْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمْ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِي التَّوْرَاةِ واْلإِنْجِيْلِ وَالْقُرْآنِ وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنْ اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ وَذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang orang mu’min diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan bai’at (jual beli) yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (Surah At-Taubah : 111).
Sebab turunnya ayat tersebut disebutkan, yaitu ketika Abdullah bin Rawahah Radhiyallahu ‘Anhu bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Apakah kewajiban-kewajiban (kami) kepada Allah dan (kewajiban) kami kepada engkau menurut kehendak engkau?”. Rasulullah menjawab, “Aku telah menetapkan kewajiban (kalian) untuk Rabb-ku agar beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya. Adapun kewajiban terhadapku adalah kalian menjagaku sebagaimana kalian menjaga diri dan harta kalian”. Mereka (para sahabat) bertanya,”Apabila kami melaksanakan hal tersebut apakah bagian kami?”. Jawab Rasulullah, “Syurga.”
Melalui ayat 111 dari Surah Ta-Taubah ini, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjelaskan bahwa diri orang-orang beriman itu, baik jiwa-raganya maupun harta-bendanya, telah dibeli oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dengan balasan yang sebaik-baiknya yaitu syurga di akhirat. Ini adalah ungkapan yang sangat indah dalam menimbulkan kegairahan orang-orang yang beriman untuk melaksanakan jihad di jalan Allah.
Kemudian Allah Subhanahu Wa Ta’ala menerangkan bagaimana caranya orang-orang beriman menyerahkan diri dan harta mereka yang telah dibeli oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan syurga tersebut. Yaitu dengan cara berperang di jalan Allah, mempertahankan al-haq, di mana ada kalanya mereka menyerang musuh dan membunuhnya, dan ada kalanya mereka terbunuh di dalam peperangan itu. Kemudian Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan balasan syurga sebagai janji yang pasti ditepati.
Di sini Allah Subhanahu Wa Ta’ala menegaskan :
وَمَنْ أَوْفَى بِعَهْدِهِ مِنْ اللَّهِ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِي بَايَعْتُمْ بِهِ
Dalam hubungan ini, bai’at atau jual beli yang dilakukan oleh orang-orang beriman sebagai penjualnya, dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala sebagai pembelinya, dengan harga syurga. Sedangkan ikrarnya adalah ketika orang-orang beriman mengulurkan tangannya, kemudian berjabat tangan dengan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, atau dengan Khalifah atau Imaam sesudah wafatnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Bai’atnya orang-orang beriman melalui jabat tangan (bagi muslimin) dengan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, atau dengan Khalifah atau Imaam sesudah wafatnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, pada hakikatnya adalah mereka berbai’at kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Firman-Nya :
إِنَّ الَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ اللَّهَ يَدُ اللَّهِ فَوْقَ أَيْدِيهِمْ فَمَنْ نَكَثَ فَإِنَّمَا يَنْكُثُ عَلَى نَفْسِهِ وَمَنْ أَوْفَى بِمَا عَاهَدَ عَلَيْهُ اللَّهَ فَسَيُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا
Ayat ini sekaligus menunjukkan konsekwensi bai’at adalah tha’at kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Pengingkaran terhadap kewajiban bai’at atau pengrusakan terhadap kalimat bai’at yang telah diucapkan akibatnya akan menimpa dirinya sendiri.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
كَانَتْ بَنُو إِسْرَائِيلَ تَسُوسُهُمُ الْأَنْبِيَاءُ كُلَّمَا هَلَكَ نَبِيٌّ خَلَفَهُ نَبِيٌّ وَإِنَّهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدِي وَسَتَكُونُ خُلَفَاءُ تَكْثُرُ قَالُوا فَمَا تَأْمُرُنَا قَالَ فُوا بِبَيْعَةِ اْلأَوَّلِ فَاْلأَوَّلِ وَأَعْطُوهُمْ حَقَّهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ سَائِلُهُمْ عَمَّا اسْتَرْعَاهُمْ
“Dahulu bani Israil selalu dipimpin oleh para Nabi, setiap meninggal seorang Nabi diganti oleh Nabi lainnya. Sesungguhnya setelahku ini tidak ada Nabi lagi, namun akan ada setelahku beberapa khalifah, bahkan akan bertambah banyak. Sahabat bertanya, ”Apakah yang engkau perintahkan kepada kami?” Beliau menjawab, ”Tepatilah bai’atmu pada yang pertama, maka untuk yang pertama dan berikan pada mereka haknya. Maka sesungguhnya Allah akan menanya mereka tentang hal apa yang diamanatkan dalam kepemimpinannya.” (Hadits Shahih Riwayat Muslim dari Abu Hurairah).
Semoga kita dapat mengamalkan bai’at ini semata-mata karena mengharap ridha Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Amin Ya Robbal ‘Alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar