Minggu, 10 Februari 2013

KEBERKAHAN GAZA

 

Oleh : Ust. Ferry Nur/Abu Dzakir
Gaza adalah satu daerah yang hanya seluas 365 km2 dengan jumlah penduduk sekitar 1,7 juta jiwa. Gaza adalah kota yang di blokade dari segala penjuru, darat, laut dan udara. Di darat diblolade dengan tembok raksasa setinggi delapan meter dan dalam 30 meter. Di laut diblokade dengan kapal laut Israel dan di udara diblokade dengan pesat jet tempur Israel.

Dalam blokade itu Gaza beberapa kali dibombardir oleh kekuatan persenjataan Israel yang meluluhlantakkan bangunan-bangunan dan berbagai fasilitas kawasan tersebut. Rakyat Gaza yang sudah menderita dalam blokade harus berguguran terkena ganasnya misil-misil tentara zionis Yahudi.

Namun, kota yang terlihat tidak indah oleh kehancuran, tempat yang dituding oleh negara Barat sebagai sarang “teroris”, dan adalah penjara terbesar di dunia, memiliki magnet yang menarik perhatian masyarakat dunia internasional. 

Tidak hanya orang-orang dari negeri-negeri Muslim berdatangan ke Gaza, tapi dari negeri-negeri non-Muslim pun berdatangan ke Gaza tanpa dipaksa dan disuruh. Setiap orang yang datang ke Gaza pasti membawa bantuan.

Ustadz Ferry Nur yang sudah dua kali memasuki Gaza memberi kesaksian, “Jika memasuki Gaza, akan terasa sejuk, tenang, walaupun bangunannya hancur, tapi iman orang-orang Gaza tidak hancur.”

Negeri yang sangat ingin dihancurkan oleh pemerintah Israel itu membuat cemburu orang-orang yang punya nilai sosial pada kemanusiaan. Bahkan anak-anak kecil yang masih sederajat Taman Kanak-Kanak ikut memberikan bantuan untuk Gaza.

Hal yang membuat Gaza memiliki daya magnet yang luar biasa dalam menarik perhatian masyarakat dunia tidak lain adalah karena keberkahan Allah atas negeri itu.

Ada beberapa sebab keberkahan yang Allah berikan kepada Gaza:

Pertama, Gaza terletak di sekitar Baitul Maqdis

 
Sebagaimana Allah sebutkan dalam firman-Nya Qur’an Surat Al-Israa ayat 1.

Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Kedua, rakyat Gaza suka memakmurkan masjid.
“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS At-Taubah: 18).

Banyak masjid yang hancur oleh serangan rudak-rudal Israel, tapi rakyat Gaza tetap melaksanakan shalat berjamaah di masjid. Sebelum azan dikumandangkan, mereka sudah datang memakmurkan masjid dengan berzikir, membaca Al-Qur’an dan berdoa.

Bahkan seorang yang cacat,  tidak berkaki dan bertangan yang duduk di kursi roda tidak ketinggalan untuk shalat berjamaah di masjid. Dan almarhum Syaikh Ahmad Yassin adalah salah contoh pemimpin lumpuh yang tetap selalu melaksanakan shalat berjamaah. Meskipun lumpuh, tetap saja pemerintah Israel menakutinya sehingga harus membunuhnya dengan roket.

Bahkan di saat terjadi hujan bom dan roket, laki-laki Gaza tetap berangkat ke masjid untuk shalat berjamaah.

Ketiga, rakyat Gaza berinteraksi dengan Al Qur’an. Allah berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”. (QS. Fathir : 29).

Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah orang belajar Al-Quran dan mengajarkannya”. (HR. Bukhari)

Pemerintah Gaza mencanangkan program setiap rumah minimal ada satu orang yang hafidz Al Qur’an. Program terkini adalah program dua bulan hafal Al Qur’an 30 juz.

Bahkan salah satu putera Perdana Menteri Palestina Ismail Haniya mampu menghapal Al Qur’an dalam waktu 35 hari. Setiap tahun jumlah penghapal Al Qur’an yang diwisuda terus meningkat dalam jumlah yang ribuan.

Untuk program penghapalan Al Qur’an, pegawai negeri Gaza dipotong penghasilannya sebanyak satu persen. Para pelajar yang mengikuti program penghapalan Al Qur’an sedikit pun tidak dikenakan biaya.

Keempat, rakyat Gaza memiliki pemimpin yang bertakwa kepada Allah. Allah berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang beriman.” (Q.S. Al Maidah: 57).

Sebutlah Perdana Menteri Palestina Ismail Haniya sekaligus pemimpin HAMAS. Ia adalah seorang hafidz yang saleh. Imam terfavorit di Gaza. Ia pemimpin yang turun ikut berjaga di perbatasan, makan bersama anak yatim, ikut turun bergotong-royong. Menangis ketika mengimami shalat. Rumahnya sederhana yang berada di dalam gang.

Satu kisahnya ketika Haniya berangkat ke kantornya, di perjalanan ia melihat ada rakyatnya meninggal dunia. Maka ia turun untuk berbelasungkawa. Setelahnya, kembali ia lanjutkan perjalanannya. Ternyata ada sebuah kecelakaan, maka selaku pemimpin ia pun turun membantu korban kecelakaan. Yang dilakukannya bukanlah sekedar suatu pencitraan, tapi Haniya memang memiliki karakter pemimpin yang begitu merakyat.

Kelima, rakyat Gaza benar-benar berjihad di jalan Allah. Allah Subhana Wa Ta’ala berfirman:

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Ali imran: 145).

Pemerintahan Hamas memiliki Brigade Izzuddin Al Qassam. Israel akan gentar jika mendengar namanya, pasukan khusus yang paling khusus. Pasukan yang berada di front terdepan. Tidak mengenal istilah mundur.

Pasukan ini bisa begitu istimewa karena mereka adalah pasukan yang hafidz qur’an. Hafidz adalah salah satu syarat untuk menjadi tentara Izzuddin Al Qassam. Selain itu, syaratnya melakukan shalat Shubuh berjamaah selama tiga tahun tanpa putus. Dan tentara Izzuddin adalah tentara yang harus memiliki rekomendasi dari ulama Gaza.

Ketangguhan brigade ini terbukti dengan berhasil mengalahkan pasukan Israel pada dua perang besar terakhir. (Abu Dzakir).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar