Oleh : Ust. Ferry
Nur/Abu Dzakir
Gaza adalah satu
daerah yang hanya seluas 365 km2 dengan jumlah penduduk sekitar 1,7
juta jiwa. Gaza adalah kota yang di blokade dari segala penjuru, darat, laut
dan udara. Di darat diblolade dengan tembok raksasa setinggi delapan meter dan
dalam 30 meter. Di laut diblokade dengan kapal laut Israel dan di udara
diblokade dengan pesat jet tempur Israel.
Dalam blokade itu
Gaza beberapa kali dibombardir oleh kekuatan persenjataan Israel yang
meluluhlantakkan bangunan-bangunan dan berbagai fasilitas kawasan tersebut.
Rakyat Gaza yang sudah menderita dalam blokade harus berguguran terkena ganasnya
misil-misil tentara zionis Yahudi.
Namun, kota yang
terlihat tidak indah oleh kehancuran, tempat yang dituding oleh negara Barat
sebagai sarang “teroris”, dan adalah penjara terbesar di dunia, memiliki magnet
yang menarik perhatian masyarakat dunia internasional.
Tidak hanya orang-orang
dari negeri-negeri Muslim berdatangan ke Gaza, tapi dari negeri-negeri
non-Muslim pun berdatangan ke Gaza tanpa dipaksa dan disuruh. Setiap orang yang
datang ke Gaza pasti membawa bantuan.
Ustadz Ferry Nur
yang sudah dua kali memasuki Gaza memberi kesaksian, “Jika memasuki Gaza, akan
terasa sejuk, tenang, walaupun bangunannya hancur, tapi iman orang-orang Gaza
tidak hancur.”
Negeri yang
sangat ingin dihancurkan oleh pemerintah Israel itu membuat cemburu orang-orang
yang punya nilai sosial pada kemanusiaan. Bahkan anak-anak kecil yang masih
sederajat Taman Kanak-Kanak ikut memberikan bantuan untuk Gaza.
Hal yang membuat
Gaza memiliki daya magnet yang luar biasa dalam menarik perhatian masyarakat
dunia tidak lain adalah karena keberkahan Allah atas negeri itu.
Ada beberapa
sebab keberkahan yang Allah berikan kepada Gaza:
Pertama, Gaza
terletak di sekitar Baitul Maqdis.
Sebagaimana Allah sebutkan dalam firman-Nya Qur’an Surat Al-Israa ayat 1.
“Maha
Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al
Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya
agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Kedua, rakyat
Gaza suka memakmurkan masjid.
“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid
Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta
tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun)
selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk
golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS At-Taubah: 18).
Banyak masjid
yang hancur oleh serangan rudak-rudal Israel, tapi rakyat Gaza tetap
melaksanakan shalat berjamaah di masjid. Sebelum azan dikumandangkan, mereka
sudah datang memakmurkan masjid dengan berzikir, membaca Al-Qur’an dan berdoa.
Bahkan seorang
yang cacat, tidak berkaki dan bertangan
yang duduk di kursi roda tidak ketinggalan untuk shalat berjamaah di masjid.
Dan almarhum Syaikh Ahmad Yassin adalah salah contoh pemimpin lumpuh yang tetap
selalu melaksanakan shalat berjamaah. Meskipun lumpuh, tetap saja pemerintah
Israel menakutinya sehingga harus membunuhnya dengan roket.
Bahkan di saat
terjadi hujan bom dan roket, laki-laki Gaza tetap berangkat ke masjid untuk
shalat berjamaah.
Ketiga, rakyat
Gaza berinteraksi dengan Al Qur’an. Allah berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang
selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian
dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan
terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi”. (QS.
Fathir : 29).
Rasulullah
Shallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Sebaik-baik kalian adalah orang
belajar Al-Quran dan mengajarkannya”. (HR. Bukhari)
Pemerintah Gaza
mencanangkan program setiap rumah minimal ada satu orang yang hafidz Al Qur’an.
Program terkini adalah program dua bulan hafal Al Qur’an 30 juz.
Bahkan salah
satu putera Perdana Menteri Palestina Ismail Haniya mampu menghapal Al Qur’an
dalam waktu 35 hari. Setiap tahun jumlah penghapal Al Qur’an yang diwisuda
terus meningkat dalam jumlah yang ribuan.
Untuk program
penghapalan Al Qur’an, pegawai negeri Gaza dipotong penghasilannya sebanyak
satu persen. Para pelajar yang mengikuti program penghapalan Al Qur’an sedikit
pun tidak dikenakan biaya.
Keempat, rakyat
Gaza memiliki pemimpin yang bertakwa kepada Allah. Allah berfirman:
“Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi pemimpinmu, orang-orang yang
membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang
yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang
musyrik). Dan bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang-orang yang
beriman.” (Q.S. Al Maidah:
57).
Sebutlah Perdana
Menteri Palestina Ismail Haniya sekaligus pemimpin HAMAS. Ia adalah seorang
hafidz yang saleh. Imam terfavorit di Gaza. Ia pemimpin yang turun ikut berjaga
di perbatasan, makan bersama anak yatim, ikut turun bergotong-royong. Menangis
ketika mengimami shalat. Rumahnya sederhana yang berada di dalam gang.
Satu kisahnya
ketika Haniya berangkat ke kantornya, di perjalanan ia melihat ada rakyatnya
meninggal dunia. Maka ia turun untuk berbelasungkawa. Setelahnya, kembali ia
lanjutkan perjalanannya. Ternyata ada sebuah kecelakaan, maka selaku pemimpin
ia pun turun membantu korban kecelakaan. Yang dilakukannya bukanlah sekedar
suatu pencitraan, tapi Haniya memang memiliki karakter pemimpin yang begitu
merakyat.
Kelima, rakyat
Gaza benar-benar berjihad di jalan Allah. Allah Subhana Wa Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya
orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan
Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (Q.S. Ali imran:
145).
Pemerintahan
Hamas memiliki Brigade Izzuddin Al Qassam. Israel akan gentar jika mendengar
namanya, pasukan khusus yang paling khusus. Pasukan yang berada di front
terdepan. Tidak mengenal istilah mundur.
Pasukan ini bisa
begitu istimewa karena mereka adalah pasukan yang hafidz qur’an. Hafidz adalah
salah satu syarat untuk menjadi tentara Izzuddin Al Qassam. Selain itu,
syaratnya melakukan shalat Shubuh berjamaah selama tiga tahun tanpa putus. Dan
tentara Izzuddin adalah tentara yang harus memiliki rekomendasi dari ulama
Gaza.
Ketangguhan
brigade ini terbukti dengan berhasil mengalahkan pasukan Israel pada dua perang
besar terakhir. (Abu Dzakir).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar