Rabu, 20 Februari 2013

RAKYAT GAZA OLAH KULIT KERANG UNTUK BERTAHAN HIDUP

Untuk bertahan hidup, penduduk Gaza memanfaatkan kerang yang dirubah menjadi barang-barang kesenian
Seroang remaja Gaza, Mohamad Raje (20), keluar ke pantai di Kota Gaza bersama dengan kedua saudaranya yang lebih muda untuk mengumpulkan kerang.

PENGAWAL KHILAFAH --- Pantai di Kota Gaza memiliki ribuan kerang yang digunakan oleh keluarga Raje sebagai bahan baku dalam bisnis mereka.

“Saya dulu menjadi murid di sekolah dan ayah saya menafkahi 13 orang dan dia adalah mantan karyawan di ‘Israel’.  Saya merasa bahwa ayah saya butuh seseorang untuk membantunya mendapatkan penghasilan, sehingga saya harus bekerja untuk mendapatkan uang,” ujar Mohamed Raje.
“Aku harus mencari sesuatu dan aku berpikir bisa menghasilkan uang dengan kerang. Saya mulai membuat seni dari kerang dan menjualnya,” tambahnya.
Setelah mengumpulkan kerang, mereka kembali ke rumah di kamp pengungsian di Kota Gaza di mana mereka membangun dekorasi rumah sedehana sebelum turun ke jalan untuk menjual ornamen buatan mereka.
Adnan Raje, ayah dari 12 anak dan seorang istri yang sakit, mengatakan ia dipaksa untuk mencari alternatif pendapatan lain ketika ia tidak bisa lagi bekerja di wilayah Palestina yang diduduki.
Raje amat bersyukur ia masih bisa menemukan sumber pendapatan untuk mendukung keluarganya.  Banyak orang di Gaza yang menganggur dan tidak memiliki penghasilan sama sekali.  Dalam hati ia selalu bertanya-tanya mengapa rakyat Gaza terus menderita secara ekonomi dan sosial.
“Dan dunia telah mengepung kami dan aku tidak tahu untuk alasan apa kami terkepung, kami adalah orang-orang yang sama seperti yang lainnya, kami memiliki pikiran, kami orang yang terdidik dan kami memiliki pengetahuan dan dari bukan apa-apa bisa menjadi banyak hal,” ujar Adnan.
Hasil kesenian kerang yang mereka buat bisa dijual seharga 50-80 shekel (12-20 USD).  Keluarga Raje mendapatkan keuntungan dua sampai lima USD dalam setiap barang yang dijualnya.
Tingkat pengangguran di Gaza, salah satu daerah yang paling padat penduduknya di dunia, adalah 40-60 persen.
Perekonomian yang sudah lemah terus memburuk, penduduk Gaza kini menderita kekurangan pangan, bahan bakar dan obat-obatan akut. (haninmazaya/arrahmah.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar