Rabu, 25 April 2012

BELAJAR AL-QUR'AN METODE KHILAFATUL MUSLIMIN

  1. BELAJAR AL QUR’AN DALAM ISLAM
    REVIEW METODE KHILAFATUL MUSLIMIN
    DALAM MENANAMKAN AL QUR’AN KEDALAM MINDSET KAUM MUSLIMIN


    Hendaklah kita bertaqwa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’alaa dengan sebenar-benar taqwa dan janganlah kita meninggalkan dunia ini kecuali dalam keadaan berserah diri kepada Allah secara keseluruhan.

    Firman Allah:
    “Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa dan janganlah kamu mati kecuali kamu dalam keadaan berserah diri.”
    (Ali Imran: 102)


    Allah telah menurunkan Al Qur’an sebagai petunjuk keselamatan bagi seluruh alam khususnya bagi ummat manusia. Dan hanya manusia-manusia yang mau berserah diri kepada Allah dengan penuh keikhlasan yang akan selamat di Akhirat kelak. Semoga kita bagian dari golongan orang-orang yang selamat disisi Allah kelak, aamiin.

    Melihat betapa mutlak pentingnya Al Qur’an untuk dipahami oleh kaum Muslimin secara menyeluruh karena Al Qur’an adalah satu-satunya petunjuk sempurna yang mengajak manusia keluar dari kegelapan menuju kehidupan yang terang benderang. Membimbing manusia dari kehidupan hina layaknya binatang menuju kehidupan suci bersih melebihi kemuliaan Malaikat. Ditambah dengan hadits Rasulullah saw berguna memberi penjelasan lebih rinci berkenaan dengan isi Al Qur’an serta menjelaskan tatacara menjalankan amal sehari-hari mulai dari bangun tidur sampai hendak tidur kembali. Totalitas panduan Al Qur’an dan Al Hadits ini semata-mata membimbing manusia agar setiap niat, amal, harapan, arah hidup bernilai ibadah dan menjauhkan manusia dari penyimpangan-penyimpangan perilaku yang hal itu dapat menjerumuskan pelakunya kepada kesengsaraan abadi di akhirat.

    Sebagai panduan orang-orang beriman maka Al Qur’an dan Al Hadits ini tentunya perlu untuk dicermati dan mendapatkan perhatian penuh; dihafal, dipahami, kemudian ditanam betul kedalam hati dan fikiran untuk selanjutnya diamalkan dalam kehidupan sehari-hari sepanjang kemampuan dalam pelaksanaannya.

    Dalam perjalanannya Khilafatul Muslimin atau kekhalifahan kaum Muslimin dimana Al Qur’an adalah tolak ukur paling utama, menjadi diklat satu-satunya paling sempurna di dunia dalam menjalankan misi kekhalifahan Islamiyah ini. Pelaksanaan ajaran Al Qur’an benar-benar diusahakan maksimal secara bertahap yang disesuaikan menurut kapasitas ummat. Mendahulukan kewajiban-kewajiban berdasarkan tuntunan ayat demi ayat untuk diterapkan dalam kehidupan warga kekhalifahan atau jamaah.

    Tahap awal yang menjadi program kekhalifahan adalah mengadakan majelis-majelis pengajian di seluruh wilayah kekhalifahan. Pada setiap Wilayah terbentuk Kemas’ulan-Kemas’ulan sebagai pendukung utama. Kemas’ulan sendiri wadah paling bawah dan terdiri dari beberapa Kepala Keluarga atau sejumlah warga yang telah menyatakan baiat atau janji setia mereka kepada kepemimpinan Ummat Islam untuk kemudian dibina. Pembina Kemas’ulan berada dalam tanggungjawab seorang Mas’ul Ummah (pengurus) yang dibantu para staf sebagai penggerak ummat. Pada tingkat kemas’ulan inilah setiap awal bulan Hijriyah diadakan pengajian dan disana dilakukan pengecekan hafalan Al Qur’an dan hadits sesuai yang ditetapkan di bulan sebelumnya. Warga menunaikan hafalan sebagai kewajiban dimana mereka menyetorkan kepada Mas’ul Ummah hafalan ayat-ayat beserta terjemahannya. Tentu dalam hal ini kemampuan warga dari berbagai umur mulai dari yang muda belia sampai usia lanjut yang masih mampu. Dan latar belakang yang berbeda-beda dari mantan pejuang, mantan santri sampai mantan pendosa, mulai mantan qori’ sampai yang belum pandai mengaji telah menjadikan kemampuan tingkat menghafal juga berbeda-beda. Ada yang sempurna hafalannya dan ada yang setengah hafal dari keseluruhan hafalan wajib. Hal itu tidak menjadi masalah karena warga telah berusaha minimal mereka telah membaca ayat-ayat hafalan dan hadits tersebut beserta terjemahannya sehingga harapannya potensi mengingat isi ayat-ayat dalam keseharian lebih mendominasi. Dengan begitu pola berfikir warga Khilafah menjadi lebih terarah kepada konsep Al Qur’an dan Al Hadits.
    Selanjutnya setiap tanggal 13 bulan Hijriyah diadakan pengajian gabungan sebagai acara Wilayah dimana seluruh Mas’ul Ummah yang terdiri dari belasan hingga tigapuluhan Kemas’ulan mengerahkan seluruh warga mereka untuk mengikuti pengajian gabungan tersebut. Kegiatan inti pada Pengajian gabungan adalah mengkaji ayat-ayat dan hadits hafalan yang telah disetorkan kemarin secara rinci; mulai latar belakang turunnya ayat, kisah-kisah sehubungan dengan ayat, lalu bagaimana penerapan Rasulullah beserta para sahabat atas ayat-ayat tersebut kemudian disambungkan suasana masa Rasulullah dan Sahabat serta perihal pelaksanaannya dahulu dengan masa kini, bagaimana melaksanakannya kini, jika sudah waktunya bagaimana caranya, jika belum mendukung untuk dilaksanakan bagaimana solusinya yang harus ummat tempuh untuk bisa melaksanakan ayat-ayat tersebut. Terselip juga kisah-kisah hikmah dan diatur penyampaiannya agar tidak keluar dari konsep.
    Dalam pelaksanaan program mindset dengan Al Qur’an ini kondisi warga sangat mendukung sekali disebabkan para warga telah menghafalkan sebelumnya sehingga ikut memudahkan dalam pembinaan dan pemberian materi. Alhamdulillah, selain para warga Khilafah turut serta masyarakat diluar warga bersama-sama bergabung mengikuti program majelis ta’lim ini baik di tingkat Mas’ul Ummah maupun pada pengajian gabungan tingkat Wilayah. Sampai posting ini dimuat majelis-majelis ta’lim yang telah terbentuk sudah melebihi 300an majelis. Dan harapan besar mudah-mudahan terbentuknya majelis metode belajar Al Qur’an ini segera berkembang menjadi 1 juta majelis ta’lim, 10 juta, 100 juta dan semakin banyak lagi. Dengan demikian ummat Islam ini bukan sekedar nama akan tetapi pola pikir mereka adalah berfikir Al Qur’an, amal mereka amal Al Qur’an dan akhlaq mereka berakhlaq Al Qur’an. Dengan konsep Al Qur’an inilah sebagai langkah awal cepat atau lambat ummat Islam menuju kepada derajat yang telah Allah persiapkan yakni “Kuntum Khoiru Ummatin”.

    Catatan:
    Metode ini telah berjalan selama 15 tahun hingga kini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar