Rabu, 04 April 2012

KEUNGGULAN DINAR & DIRHAM

Emas dan perak adalah mata uang paling stabil yang pernah dikenal. Sejak masa awal Islam hingga hari ini, nilai mata uang Islam dwilogam itu secara mengejutkan tetap stabil dalam hubungannya dengan barang-barang konsumtif.
Seekor ayam pada zaman Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasalam harganya satu dirham. Hari ini, 1400 tahun kemudiaan, harganya kurang lebih satu dirham. Dengan demikian, selama 1400 tahun, inflasi adalah nol.

Dapatkah kita mengatakan hal yang sama untuk dolar AS atau uang kertas lainnya dalam 25 tahun terakhir? Dalam jangka panjang, mata uang dwilogam telah terbukti menjadi mata uang dunia paling stabil yang pernah dikenal. Mata uang tersebut telah dapat bertahan meskipun terdapat berbagai upaya untuk mentransformasi dinar dan dirham menjadi mata uang simbolik dengan cara menetapkan suatu nilai nominal yang berbeda dengan beratnya.
Bahkan lebih dari itu, dinar dan dirham berpeluang menjadi mata uang dunia. Sebab, dolar AS bukan lagi mata uang yang kuat seperti sebelumnya. Fakta-fakta belakangan ini mengenai nilainya dalam pertukaran internasional secara dramatis telah menunjukkan kelemahan inheren dari mata uang ini. Lihatlah, Amerika Serikat, yang dulu merupakan negara kreditor utama, sekarang telah menjadi negara debitor utama, disamping Brazil, Mexico, Argentina dan Venezuela.
Umar Ibrahim Vadillo (1998) bahkan membuktikan,dolar AS sebenarnya tak bernilai. Mengapa? Karena dunia kini dibanjiri terlalu banyak dolar. Dalam pasar-pasar uang saja terdapat gelembung-gelembung dolar AS yang berjumlah 80 trilyun dolar AS pertahun. Jumlah ini 20 kali lipat melebihi perdagangan dunia yang jumlahnya sekitar 4 trilyun dolar AS pertahun. Gelembung ini akan terus membesar dan membesar hingga suatu saat akan meledak dan pecah dan terjadilah keruntuhan ekonomi global yang luar biasa.
Sebagai perbandingan yang kontras, emas adalah logam yang berharga. Nilainya tak bergantung pada negara manapun, bahkan tak bergantung pada sistem ekonomi manapun. Maka dari itu, tak heran bila Vadillo (1998) menyatakan bahwa emas adalah satu-satunya mata uang yang dapat menjamin kestabilan ekonomi dunia.
Emas dan perak merupakan satuan mata uang standar yang telah ditetapkan berdasarkan taqrir (pengakuan atau persetujuan) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam untuk menilai berbagai uang dan jasa.
Dengan konsep “Koperasi Dinarku”, Dinar dan Dirham telah dan sedang ditetapi kembali sebagai mata uang muslim dunia yang menjadi langkah kebangkitan Ummat Era Khilafah ‘ala Minhajin Nubuwwah. Dengan di jalankan kembali sistem Ekonomi Syariah Dinar dan Dirham lewat “Koperasi dinarku” ini diharapkan dapat membangun perekonomian ummat dengan menjadi perisai dari serangan spekulan, menimbulkan semangat kesatuan ummat, menghidupkan kembali ekonomi ummat dan tentunya menjadi alat dakwah dengan memberikan kesan bahwa ummat semakin yakin perlunya Khilafah ‘ala Minhajin Nubuwwah yang dijanjikan Allah untuk membimbing ummat pada manhaj yang Haq. Menjadi suatu hal yang luar biasa, ketika Dinar & Dirham ini disirkulasikan di berbagai belahan dunia. Perlu kita ketahui, Saat mata uang bangsa-bangsa di belahan dunia ditetapkan sebagai berat emas,mereka siap membeli dan menjual emas bagi mata uang mereka. Ini menyebabkan stabilnya (fixed) nilai tukar di antara mata uang. Dengan standar emas, tidak ada inflasi dan tingkat bunga.
Mata uang zakat adalah Dinar dan Dirham Islam, ini adalah tandanya sebagai mata uang kaum Muslimin. Dinar dan Dirham dapat juga menjadi mata uang dunia bagi seluruh masyarakat yang bebas/mandiri. Inilah uang jujur Warisan khilafah. , warisan kaum muslimin. (Berbagai Sumber - RS)
Referensi : Kitab “Dinar Emas Solusi Krisis Moneter”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar