Senin, 22 Agustus 2011

DARI ANCAMAN KEMATIAN SAMPAI "KAIFA HALUK?"

NUR IKHWAN MER-C : DARI ANCAMAN KEMATIAN SAMPAI "KAIFA HALUK?"

Hidup di negeri orang memang tidak mudah. Selain jauh dari keluarga, kita juga harus bisa beradaptasi dengan pola hidup dan budaya di negeri setempat. Namun apa yang dialami, Nur Ikhwan, relawan MER-C yang tinggal di Kota Gaza Palestina, memang berbeda.
Baginya, kematian dan teror adalah dua hal yang akrab dalam mengarungi perjuangan di negeri para nabi tersebut.

“Selama satu tahun hidup di negeri yang tidak aman, Zionis Israel terus memata-matai aktifitas rakyat Palestina. Seminggu yang lalu saja dua orang gugur sebagai syuhada.” Ujarnya di Gd. LIPI, Sabtu 23/7.
Situasi itu sangat ia rasakan. Ditengah usaha rekan-rekannya di MER-C dalam mendirikan RS Indonesia di Gaza, pesawat F-16 Israel terlihat lalu-lalang di udara. Mereka memantau dan siap meletuskan tembakannya.
“Kami merasakan itu. Pada bulan april lalu, pesawat Zionis hilir mudik di langit Gaza.” Kata relawan MER-C yang sempat ditahan oleh Israel pasca insiden Mavi Marmara ini.
Sekalipun dalam hitungan hari, umat muslim akan memasuki bulan suci Ramadhan, Israel tidak akan pernah menghentikan operasi militernya terhadap warga Palestina. Nur Ikhwan mengaku Ramadhan akan menjadi bulan yang penuh perjuangan bagi rakyat Palestina.

“Menjelang Ramadhan, ekskalasi penyerangan Israel akan semakin meningkat.” Ujar jebolan Teknik Sipil Universitas Lampung ini dengan tegar.
“Namun blokade seketat apapun, rakyat Palestina tetap tegak mengawal Al Aqsa.” Tambahnya.
Namun selain serentetan kisah mengerikan dalam berjuang membantu rakyat Palestina, Nur Ikhwan memiliki cerita unik yang tak mampu ia lupakan. Kisah itu ialah dimana para relawan MER-C bahu membahu memperbaiki bahasa Arabnya, bahkan belajar dari awal.
“Maklum, kemampuan bahasaa Arab para relawan itu 0 (nol) besar.” Tandasnya polos disertai senyuman.
“Pernah ditanya kaifa haluk (apa kabar, red.), kami tidak bisa menjawab sama sekali. Alhamdulillah 3 bulan setelah mengikuti kursus di Gaza, ada perubahan besar dalam diri kami.” Pungkasnya diikuti tawa dari para peserta Seminar Internasional Pembebasan Al Aqsa. (pz)
(EraMuslim) 
(Copas dari: http://lingkaransejarah.blogspot.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar