(Masjid Al-Aqsha di Baitul Maqdis, Palestina)
Setelah Bangun Museum di Atas Makam Muslim, Kini Israel Berencana Bongkar Jalan Menuju Al Aqsa
REPUBLIKA.CO.ID, JERUSALEM - Dewan Kota Jerusalem, Selasa (25/10) kemarin, memerintahkan pembongkaran jalan akses menuju kompleks Masjid Al-Aqsa. Perintah ini sekaligus menambah deretan kebijakan kontroversial yang dikeluarkan pihak Dewan Kota Yerussalem, setelah sebelumnya mereka menyetujui pembangunan Museum Toleransi yang berlokasi persis di atas situs pemakaman Muslim, Mamilla.
Jalan akses yang dimaksud, jalan yang mengarah menuju tembok barat atau tempok ratapan, situs paling suci di mana warga Yahudi biasa beribadah. Di baliknya, merupakan kompleks Al-Haram asy-Syarif. Dalam kompleks itu terdapat dua bangunan utama yaitu Masjid Al-Aqsa dan Kubah Shakhrah (Dome of The Rock).
Israel pernah membangun akses jalan menuju tembok barat pada tahun 2004 silam, setelah jalan sebelumnya runtuh. Jalan ini digunakan kalangan Yahudi dan pasukan keamanan Israel yang ingin memasuki alun-alun.
Sebagai penanggung jawab dari proyek itu, Dewan kota menunjuk Wall Heritage Foundation. Dewan Kota menargetkan akses jalan itu harus dihancurkan dalam waktu 30 hari.
Selepas penghancuran, Dewan Kota memerintahkan yayasan untuk membangun akses baru dengan bahan yang tidak mudah terbakar. Sebab, dimasa lalu, Dewan Kota mencatat ada potensi bahaya yang ditimbulkan oleh struktur bangunan.
Sementara itu, Dewan Wakaf Islam menilai renovasi itu mengancam situs bersejarah milik umat Islam. Mereka menganggap apa yang dilakukan Dewan Kota Yerusalem merupakan tindakan sepihak tanpa adanya kordinasi dengan Dewan Wakaf Islam.
"Seharusnya Dewan Wakaf yang bertanggung jawab untuk restorasi. Sebab posisi wakaf itu terhitung sejak runtuhnya jalan Mughrabi," kata Sheikh Azzam Khatib.
Ia mengungkap pihaknya telah memberitahu pemerintah Israel bahwa Dewan Wakaf memiliki komite rekonstruksi yang bertugas memperbaiki situs yang rusak.
Jalan akses yang dimaksud, jalan yang mengarah menuju tembok barat atau tempok ratapan, situs paling suci di mana warga Yahudi biasa beribadah. Di baliknya, merupakan kompleks Al-Haram asy-Syarif. Dalam kompleks itu terdapat dua bangunan utama yaitu Masjid Al-Aqsa dan Kubah Shakhrah (Dome of The Rock).
Israel pernah membangun akses jalan menuju tembok barat pada tahun 2004 silam, setelah jalan sebelumnya runtuh. Jalan ini digunakan kalangan Yahudi dan pasukan keamanan Israel yang ingin memasuki alun-alun.
Sebagai penanggung jawab dari proyek itu, Dewan kota menunjuk Wall Heritage Foundation. Dewan Kota menargetkan akses jalan itu harus dihancurkan dalam waktu 30 hari.
Selepas penghancuran, Dewan Kota memerintahkan yayasan untuk membangun akses baru dengan bahan yang tidak mudah terbakar. Sebab, dimasa lalu, Dewan Kota mencatat ada potensi bahaya yang ditimbulkan oleh struktur bangunan.
Sementara itu, Dewan Wakaf Islam menilai renovasi itu mengancam situs bersejarah milik umat Islam. Mereka menganggap apa yang dilakukan Dewan Kota Yerusalem merupakan tindakan sepihak tanpa adanya kordinasi dengan Dewan Wakaf Islam.
"Seharusnya Dewan Wakaf yang bertanggung jawab untuk restorasi. Sebab posisi wakaf itu terhitung sejak runtuhnya jalan Mughrabi," kata Sheikh Azzam Khatib.
Ia mengungkap pihaknya telah memberitahu pemerintah Israel bahwa Dewan Wakaf memiliki komite rekonstruksi yang bertugas memperbaiki situs yang rusak.
Ilustrasi
Duh, Dasar Masjid Al Aqsa Mulai Runtuh
REPUBLIKA.CO.ID, JERUSAELEM--Yayasan Aqsha untuk Wakaf dan Warisan melaporkan dua hari yang lalu dasar Masjid Aqsa mulai runtuh. untuhnya pondasi itu disebabkan karena penggalian di bawah masjid pada kedalaman yang tak diketahui yang dilakukan pihak Israel.
Dalam sebuah pernyataan mereka menyerukan penyelidikan insiden berulang runtuhnya pondasi di sekitar Masjidil Aqsha dan penyebab keretakan yang telah muncul dalam struktur masjid dan sekitarnya. "Semua bukti menunjukkan adanya lubang digali oleh pendudukan Israel di bawah dan di sekitar Masjidil Aqsa."
Yayasan ini mendokumentasikan insiden melalui foto dan video pada hari Sabtu, tetapi ditunda penerbitan untuk melakukan pengujian lebih lanjut dan memastikan data.
Sebuah tim mengunjungi masjid pada Sabtu untuk memeriksa kondisi tanah di sekitar situs pohon tua yang gugur minggu lalu. Namun temuan mereka sungguh di luar dugaan, yaitu adanya rongga pada jarak enam meter dari pohon yang hanya ditutupi dengan ranting-ranting pohon dan koran bekas. Di bawahnya adalah batu beton yang mencurigakan yang tergeletak miring.
Penyidik menemukan di dekat situs itu ada lubang selebar 50 cm persegi, namun mereka tidak dapat mengidentifikasi seberapa dalam lubang sebenarnya.
Tim inspeksi menyatakan insiden terulangnya keruntuhan dan kerusakan di masjid ini adalah akibat pasukan Israel yang telah menggali di bawah situs suci.
Dalam dua tahun terakhir yayasan menemukan keruntuhan di lantai Masjid Aqsa, sebuah pohon besar yang roboh di dekat Gerbang Qattanein, dan retak pada bangunan di dekat pohon. Israel melakukan penggalian lubang di bawah bidang Mutahhara terletak di perbatasan barat masjid, dan menyebabkan retak di gedung Marwani, retak pada bangunan di atas pintu gerbang di bagian utara masjid. Penggalian juga dilakukan di bagian barat dan selatan masjid.
Dalam sebuah pernyataan mereka menyerukan penyelidikan insiden berulang runtuhnya pondasi di sekitar Masjidil Aqsha dan penyebab keretakan yang telah muncul dalam struktur masjid dan sekitarnya. "Semua bukti menunjukkan adanya lubang digali oleh pendudukan Israel di bawah dan di sekitar Masjidil Aqsa."
Yayasan ini mendokumentasikan insiden melalui foto dan video pada hari Sabtu, tetapi ditunda penerbitan untuk melakukan pengujian lebih lanjut dan memastikan data.
Sebuah tim mengunjungi masjid pada Sabtu untuk memeriksa kondisi tanah di sekitar situs pohon tua yang gugur minggu lalu. Namun temuan mereka sungguh di luar dugaan, yaitu adanya rongga pada jarak enam meter dari pohon yang hanya ditutupi dengan ranting-ranting pohon dan koran bekas. Di bawahnya adalah batu beton yang mencurigakan yang tergeletak miring.
Penyidik menemukan di dekat situs itu ada lubang selebar 50 cm persegi, namun mereka tidak dapat mengidentifikasi seberapa dalam lubang sebenarnya.
Tim inspeksi menyatakan insiden terulangnya keruntuhan dan kerusakan di masjid ini adalah akibat pasukan Israel yang telah menggali di bawah situs suci.
Dalam dua tahun terakhir yayasan menemukan keruntuhan di lantai Masjid Aqsa, sebuah pohon besar yang roboh di dekat Gerbang Qattanein, dan retak pada bangunan di dekat pohon. Israel melakukan penggalian lubang di bawah bidang Mutahhara terletak di perbatasan barat masjid, dan menyebabkan retak di gedung Marwani, retak pada bangunan di atas pintu gerbang di bagian utara masjid. Penggalian juga dilakukan di bagian barat dan selatan masjid.
STMIK AMIKOM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar