- Ary Dwi Sesuatu yg diyakini bukan dari tuntunan yg diperintahkan Allah dan di contohkan Rasulullah yg membawa RisalahNya pasti hanya konsep diatas hayalan, bukan fi sabillah, karena konsep yg dibw ro'yu bukan wahyu.Bagaimana menuju kaffah dg tujuan ro'yu sebagai asasnya? Disinilah semakin jelas siapa mau kemana ibarat rel kereta sampai ujungpun tdk ada titik temu..Kalau Rasulullah memerintahkan karena Beliau mengamalkanNya, coba perhatikan baik2 hadits yg Rasulullah Sampaikan.."Amarakum bi khamsin..ALLAHU amaranii bi khamsin.. Aku perintahkan kepadamu {ummat setelahnya} dg lima perkara,sebagaimana Allah perintahkan kepadaku dg lima perkara 1.Bil Jama'ah. 2.Wasam'ie.3.Watha'ah 4 Wal hijrah 5.Wa jihadi fi sabilillah..? Ini jugalah yg diamal kan Khulafaurrasyidin Al Mahdiyyin..padahal mereka manusia2 pilihan Allah yg brilliant, adakah ro'yu mereka berani mengotak-atik apa yg diwahyukan Allah kepada Rasulnya? inilah yg dimaksud Udkhuluu Fissilmi kaffah, bukan berhayal membangun khilafah dg daulah.. Melainkan dg Berjama'ah, Mengikuti syari'at dg Ketha'an, kemudian bersama2 hijrah dan berjihad bersama2 meninggikan kalimah Allah dan membelah agama Allah sampai kita mencapai syahid di jalan Allah..ini tak terpisahkan dari ungkapan2 rasulullah Saw..
- Ayi Hidayat Baharuddin Antum benar akhi Ary Dwi, jika dismpulkan, sebenarnya Hizbu Tahrir telah mengajak orang-orang untuk hidup bersama tanpa ikatan syare'at, karna kebersamaan mereka saat ini adalah tidak halal sebagaimana penjelasan Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam. Jadi bagaiman mau menuju syare'at Islam yang kaffah sementara saat ini saja syare'at Islam itu dilanggar?
- Arif Albisri hehehe.. Monggo mas Ayi Hidayat Baharuddin, saya tidak berniat mencari kesalahan saudara muslim semua, tetapi saya berniat agar kita saling mendengar, saling melengkapi kekurangan, saling mengerti, saling menasihati yg Haq dengan kesabaran, dan tetap bersatu tegakkan ISLAM. melalui syare'at yang sudah ditauladan kan. Tidak menyudutkan dan tidak pula "menghina" sesama muslim, sehingga sangat terlihat mencolok perbedaannya.
Itulah yg juga saya kerjakan dimanapun saya berada. Terima kasih atas diberikannya kesempatan diskusi antara saya dengan mas Surjo Prabowo, Saya berharap kita semua dapat saling memaafkan. atas segala kilaf diantara kita. ^_^. - Ayi Hidayat Baharuddin Pernyataan antum sungguh bijak akhi Arif Albisri, sesuai dengan nama antum.
Memang sudah semestinya kita saling menghormati sesama muslimin dan tidak saling menghina. Apa yang saya nyatakan tentang kedudukan Hizbu Tahrir itu sama sekali bukan untuk menghina golongan tersebut melainkan untuk mengingatkan mereka akan kedudukan golongan mereka menurut syare'at.
Namun saya tetap memohon maaf kepada siapapun jika ada yang merasa tersinggung dengan pernyataan yang telah saya sampaikan. Mari kita terima kebenaran itu tanpa melihat siapa yang menyampaikan. Karena kebenaran itu adalah dari Allah jua pada hakikatnya. - Surjo Prabowo @Ary Dwi: sangat kontradiktif comment anda itu. :-)
@Arif Albisri: sangat mudah memahami INTI dari comment anda... tak lebih hanya bersikukuh spt yg dilakukan Mas Ayi, dan ini dikarenakan ketidaksadaran telah serahkan KEKUASAAAN pd pihak non muslim... akibat dari pembatasan di kisaran RITUAL.
---------------------------------------------------- ----
Bagaimana mau KAFFAH kalau KHILAFAH saja sudah apriori... akibat dari pandangan yg tak bisa bedakan lagi mana POLITIK dan mana ISME. sayang sekali. :-) - Arif Albisri Sesama RITUAL dilarang saling mendahului... xixixi.
Diakui atau tidak, setiap gerak - gerik kita, selalu "menimbulkan" sesuatu yang bisa kita sebut sebagai istilah "sampah". Tinggal bagaimana kita "memperlakukan" dan kita "pandang" "sampah" itu sendiri. ... dijadikan manfaat atau mudhorot. ^_^.
Sesungguhnya, RITUAL yang diAKTUALkan itu inti dari mendukung Khilafah yang menuju kaffah. ... saya tidak "berani" mengajari anda, tetapi saya baru memulai menjadi Kholifah fil ardhi. Diawali dengan implementasi dalam hal yang paling kecil yaitu menjadi kholifah didalam rumah tangga.... bagaimana menyayomi istri dan anak, memberikan hak - hak mereka, mendidik dan menjadi rahmat bagi mereka, serta mengajari mereka menjadi rahmat bagi teman - temannya dan para tetangga. (sayang sekali saya katagori terlambat dalam melaksanakan hal ini, ...semoga dapat terus "menjalar").
Apakah anda sudah memulai melaksanakannya atau ...? jika sudah, maka anda sebagai pendukung khilafah tidak diragukan lagi talentanya. ^_^ dan kami membutuhkan orang - orang seperti anda.
Semoga Allah mengampuni dosa saya, anda dan semua saudara-saudara kita (muslim/ah). aamiiin - Surjo Prabowo @Arif Albisri: mungkin tepatnya adalah SAMA2 MENUNGGU... cuma bedanya anda dan jamaah anda menunggu KEAJAIBAN...,
sedangkan kami Pendukung Syariah Islam (Khilafah) menunggu DUKUNGAN (80%).
Keluarga adalah kumpulan terkecil dari suatu JAMAAH (red: NEGARA)... yg jelas diperlukan adanya KERELAAN... bukan PERKOSAAN. :-) - Surjo Prabowo inilah yg mungkin terjadi jika buru2 ke TAHAP III (KHILAFAH)... :-)
http://www.antaranews.com/berita/280627/dua-tokoh-pa pua-barat-diamankan-aparat -gabungan?utm_medium=faceb ook&utm_source=twitterfeed ANTARAnews.com - Dua tokoh gerakan "Papua Barat" yang mengklaim sebagai "Preside...Lihat Selengkapnya - Arif Albisri Hem...Sebenarnya tidak berbeda mas Surjo Prabowo, apalagi kalau anda mau memulai dari diri sendiri. Keberhasilan anda dalam melaksanakan Khilafah dalam bentuk rahmatan lil 'alamin akan membuat mereka berbondong - bondong masuk pada barisan (Islam) anda. Tapi kalau tidak mau melaksanakan ya, sangat disayangkan. ^_^
- Ayi Hidayat Baharuddin Akhi Arif Albisri, satu hal yang menjadi landasan kita dalam menegakkan Al-Islam adalah perintah. Tanpa adanya perintah dari Allah dan Rasul-Nya, amalan itu tertolak meski menurut akal kita baik dan benar.
Inilah yang tidak dipahami oleh Sdr. Surjo Prabowo yang selalu berpegang pada tahapan yang ia simpulkan sendiri menurut akalnya.
Sesungguhnya tidak akan ada balasan di sisi Allah bagi orang yang mengamalkan sesuatu atas dasar mengikuti pendapat akalnya bukan mengikuti apa yang diamalkan oleh Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam, dan itulah yang disebutkan oleh Rasulullah mengikuti petunjuk bukan petunjukku dan mengikuti sunnah bukan sunnahku.
Adanya Hizbu Tahrir itu sendiri adalah bid'ah karena tidak pernah Rasulullah dan para sahabatnya mengamalkan satu jama'ah yang bernama Hizbu Tahrir.
مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ. [رواه البخاري ومسلم وفي رواية لمسلم : مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ ]
Ummul mukminin, ummu Abdillah, Aisyah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata bahwa Rasulullah bersabda: ”Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu dalam urusan agama kami ini yang bukan dari kami, maka dia tertolak”. HR. Bukhari dan Muslim. Dalam riwayat Muslim : “Barangsiapa melakukan suatu amal yang tidak sesuai urusan kami, maka dia tertolak”
Dalam masalah kepemimpinan, Rasulullah telah memberikan amar (perintah) yang jelas yaitu mengikuti sunnahnya dan sunnah Khulafaur Rasyidin Al-Mahdiyin. Lalu apa sunnah Rasulullah dan sunnah Khulafaur Rasyidin Al-Mahdiyin itu?
Tidak ada lain adalah mengamalkan apa yang Allah perintahkan, bukan mengamakan apa yang mereka inginkan atau mengamalkan apa yang keluar dari fikiran dan hawa nafsu mereka pribadi.
وَمَا يَنطِقُ عَنِ ٱلْهَوَىٰٓ
wamaa yanthiqu 'ani alhawaa
dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quraan) menurut kemauan hawa nafsunya. (Q.S An-Najm (53):3)
إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْىٌ يُوحَىٰ
in huwa illaa wahyun yuuhaa
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (Q.S An-Najm (53):4)
Jelas sekali bahwa Rasulullah itu mengikuti wahyu, bukan mengikuti pendapat dan hawa nafsu pribadinya. Maka jika tidak ada perintah untuk meraih kekuasaan, lalu apakah yang beliau lakukan selama 23 tahun masa kerasulannya itu adalah untuk meraih kekuasaan?
Telah berulang kali saya jelasakan, sesungguhnya kekuasaan itu hak dan kewenangan Allah. Maka ketika Ia memerintahkan para rasul-Nya untuk menegakkan Al-Islam Ia berikan petunjuk sebagai tahapannya melalui Rasul-Nya berupa lima perintah yang dapat mewujudkan Al-Islam tersebut. Dan ketika ia memerintahkan ayat-ayat yang berkaitan dengan hukum atau sangsi terhadap pelanggaran syare'at yang disebut hudud, maka Ia telah memberikan kekuasaan sebagai sarana untuk dapat melaksanakan perintah hudud tersebut. Maka perhatikanlah mana perintah dan mana yang bukan perintah melainkan anugerah.
Arti daripada Khulafaur Rasyidin Al-Mahdiyin sendiri adalah Para Pemimpin yang berada di atas jalan yang benar dan jalan orang-orang yang mengkuti petunjuk bukan pemimpin yang mengikuti pendapat akal dan hawa nafsu untuk berkuasa.
Silahkan direnungkan hadis berikut ini sebagai peringatan :
Abu Musa radiyallahu anhu berkata: "Saya dan dua orang kaumku mendatangi Nabi shollallahu 'alaihi wa sallam, maka salah seorang dari keduanya berkata: "Ya Rasulullah, jadikanlah kami sebagai amir." Dan yang lainnyapun berkata demikian. Maka beliau bersabda: "Sesungguhnya kami (Allah dan Rasul-Nya) tidak memberikan keamiran ini kepada sesorang yang memintanya dan mengingkannya (ambisi)." (H.T Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabul Ahkam: IX/80). - Ary Dwi Ha..ha saya mendukung tegaknya khilafah tapi khilafah yang berdiri diatas haq yang mengamalkan Al-Qur'an dan Sunnah sebagai central landasan bukan akal yang bermain.Tidak ada yang tidak mungkin jika Allah sudah berkehendak menunjukan haq..yang dijalankanhamba-hambanya yang mukhlisin tanpa atau dengan dukungan persentase..karena dalam menghadapi era yang semakin memerlukan keikhlasan seperti saat ini kita harus bersegera dengan peringatan Allah QS al-Anfal 73. Bai'at itu ibadah,Sam'ie ibadah'Tha'ah ibadah jadi landasan inilah Yang dianggap Sdr Surjo Prabowo Jama'ah ritual??? Semua golongan yang merasa menjadi yang the best syah-syah saja tapi nyata disini kita bisa lihat siapa yang bermain diatas akal mengharap Firman-firman Allah dan perbuatan2,amalan2rasulull
ah bisa di pelintir demi kepentingan egonya bukan mencari titik temu bahwa haq adalah haq mutlak milik Allah.Kita ini siapa sieh...manusia yang tidak ada sekuku hitamnya para sahabat pilihan Allah sudah berni cba2 menafsirkan dan mencampuradukan haq dengan bathil??? - Surjo Prabowo @Arif Albisri: anda tulis "...barisan (Islam) anda."
kenapa nggak tulis "...barisan anda." saja. hanya masalah teknis atau ada maksud lain? - Surjo Prabowo @Ayi Hidayat Baharuddin: hmm... sekarang anda menilai bahwa HT itu bid'ah... dgn nyambungin pd hadis ttg IBADAH RITUAL.
mau tanya nih Mas Ayi... gimana pendapat anda dgn hadis ini:
HR Muslim.
"Uqbah Ibnu Amir Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam di atas mimbar membaca (artinya = Dan siapkanlah kekuatan dan pasukan berkuda untuk menghadapi mereka sekuat tenagamu-ayat, ingatlah bahwa kekuatan itu adalah MEMANAH, ingat bahwa kekuatan itu adalah MEMANAH." "
ada 3 senjata di depan anda:
PANAH jangkauan = 170 m
KALASH jangkauan = 400 m
XM25 jangkauan = 800 m (plus damage area 200 cm²)
Jika saat ini masa perang apakah anda akan gunakan PANAH supaya terhindar dari BID'AH? :-) - Ayi Hidayat Baharuddin @Surjo Prabowo, Apakah anda lupa, bukankah jihad itu dilakukkan oleh Rasulullah setelah beliau memiliki kekuasaan?
Jadi, jihad (perang) yang dilakukan oleh Rasulullah itu bukanlan untuk meraih kekuasaan. Melainkan untuk memerangi musuh-musuh Allah.
Sementara, upaya dan tipu daya yang ditempu oleh Hizbu Tahrir saat ini, adalah untuk meraih kekuasaan. Jadi berbeda dengan sunnah yang telah diamalkan oleh Rasulullah shollallahu 'alaihi wassalam.
Tanpa ragu saya mengatakan bahwa adanya Hizbu Tahrir itu adalah bid'ah, karena ia tidak pernah diamalkan oleh Rasulullah shollallahu 'alaihi wassallam dan para sahbatnya. Saya harap anda dapat menyadari keliruan yang telah anda dan Hizbu Tahrir tempuh. - Surjo Prabowo @Ary Dwi: bisa2nya anda katakan begitu... :-D
yg saya maksud dgn ibadah ritual... bukan dari segi "Bai'at, ibadah,Sam'ie ibadah'Tha'ah"... tapi dari cara pandang yg MENAFIKAN KEKUASAAN... dan ini dibuktikan dgn uraian dari DR. Syaikh Wali Al-Fattaah yg menganggap bahwa
"Islam Non Politik dan tidak harus berkuasa !"
Lalu Mas Ayi sendiri nyatakan sbb:
"...seorang Imaam atau Khoifah memang BUKAN PEMIMPIN NEGARA melainkan pemimpin orang-orang YANG BERIMAN."
menegakkan KHILAFAH jelas jauh dari namanya HAUS KEKUASAAN, karena system tsb justru mengacu pada URUTAN KEPATUHAN yg tertera ada An Nisaa : 59.
Jadi ingin tahu apakah anda termasuk golongan yg akan mati2an membela NKRI (Negara Kesatuan REPUBLIK indonesia)? :-) - Surjo Prabowo @Ayi Hidayat Baharuddin: pertanyaan saya mudah... apakah anda akan gunakan PANAH supaya terhindar dari BID'AH? :-)
- Deny Mu'thi Adanya hizbut tahrir bid'ah.... Ya bnr... Dan kelompok hizbullah dan yg lain jg sma... Bahkan kl mau membahas bid'ah... Mushap (al qur'an yg tlah di bukukan sekarang juga sesuatu yg bid'ah... Tp bid'ah yg seperti apa... Dan kekuasaan haq mutlak milik Allah... Btl jg... Tp dlm ranah yg mana dl.... 1. Pertanyaan buat mas ayi.... Kira kira tanpa usah apapun apa ada rezeki yg turun dr langit tanpa upaya... Apa bs sebutir beras dngn diplototin atauu.. Didoain lantas brubah jd nasi yg dpt mengenyangkan perut... Dan apa mungkin dngn duduk diam tnpa brbuat kita mendapatkan kekuasaan... Kl memang semua itu bs kita dapatkan tanpa berupaya... Lantas sia sia dong yg dilakukan rosul ketika beliau pergi ke kabilah kabilah demi mendapatkan dukungan, pertolong, bala bantuan dan wilayah untk menempatkan seluruh pasukan islam... Buat apa seorng rosul mash melakukan seperti itu.... Toh hanya dngn berdoa niscaya allah akan mengabulkan... Coba renungi itu semua dan bukalah hati kalian... Dan seandainya memang benar sudah ada kholifah dr 1953... Knpa hanya kelompok anda saja yg tau... Sedangkan ummat islam di seluruh dunia tdk tau... Dan apa sikap dari kholifah anda saat di negri ini trnyata tlah banyak kholifah kholifah yg seperti itu... Kita ambil contoh... Kelompok hizbullah, khilafatul muslimin, dan ahmadiyah... Dll.... Lantas mana yg asli... Semuany pasti akan berbunyi saya yg asli....
- Ayi Hidayat Baharuddin @Surjo Prabowo, pertanyaan anda itu menunjukkan ketidak mengertian anda terhadap bid'ah yang dimaksud oleh Rasulullah shollallahu 'alaihi wassalam.
- Ayi Hidayat Baharuddin Akhi Deny Mu'thi, jika antum mengatakan bid'ah kepada Hizbullah, itu artinya antum telah mengatakan bid'ah kepada Allah yang telah menjanjikan Hizbullah itu kemenangan dan juga telah mengatakan bid'ah kepada Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya karena mereka itu adalah Hizbullah.
Sebaiknya antum mengkaji apa itu Al-Jama'ah agar bahasan kita menjadi jelas. - Deny Mu'thi Hizbullah yg ada didlm al-qur'an bermakna luas... Bukan brmakna sempit... Seperti halnya kelompok anda... Tp atas kesatuan seluruh kelompok/harokah yg ada... Apakah anda brfikir apa yg kami dan harokah yg lain tdk melaksanakan sunah2 rosul dan perintah2 allah... Picik sekali pola pandang anda.... Itu nmanya kesombongan.... Dan anda jg tkd menjawab seluruh pertanyaan sy dngn jelas.... Cobalah untk membuang sifat sifat asshobiyah...
- Surjo Prabowo maaf tadi salah itung... :-p
@Ayi Hidayat Baharuddin: saya harap anda menjawab pertanyaan saya itu... karena akan mempermudah saya dlm penjelasan berikutnya. oke saya ulang... gimana pendapat anda dgn hadis ini:
HR Muslim.
"Uqbah Ibnu Amir Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam di atas mimbar membaca (artinya = Dan siapkanlah kekuatan dan pasukan berkuda untuk menghadapi mereka sekuat tenagamu-ayat, ingatlah bahwa kekuatan itu adalah MEMANAH, ingat bahwa kekuatan itu adalah MEMANAH." "
ada 3 senjata di depan anda:
PANAH jangkauan = 170 m
KALASH jangkauan = 400 m
XM25 jangkauan = 800 m (plus damage area 4 m²)
Jika saat ini masa perang apakah anda akan gunakan PANAH supaya terhindar dari BID'AH? :-) - Arif Albisri hem... Belum selesai yach, mas Surjo Prabowo, dalam ayat-Nya mengatakan "berbondong - bondong masuk Dien Islam", makanya Islam sy ikutkan dalam tanda kurung, agar tidak menyalahi ayat. ^_^
Wahai saudaraku semua yang saya hormati, mas Ayi Hidayat Baharuddin, mas Surjo Prabowo, mas Ary Dwi, mas Deny Mu'thi, dll... apa yang anda bicarakan ini sudah mulai keluar dari jalur "MARI BERSATU", ..... Untuk menuju bersatu, bukanlah dengan merasa benar (walaupun benar), bukanlah marah/emosi jika di ingatkan dan bukan pula membeda-bedakan.
Langkah pertamanya adalah berakhlaq yang mulia, baik dalam prilaku, berbicara dan menulis. Ketika kita di"pojok"kan, dihina & di"leceh"kan oleh saudara kita sesama muslim, berendah hatilah seperti halnya sang Rosul, Ingatlah kita adalah saudara. "BERSATU" memang susah dalam keadaan ini, tetapi jika kita saling mengisi, saling mengerti dan memahami satu dengan yang lain, insyaAllah kita dapat bersatu, saling tolong menolong, saling membutuhkan dan saling kuat menguatkan.
Dan Ingatlah... "Setiap perbuatan ada balasannya".. Mari bersama - sama membangun kembali "RUMAH" ISLAM yang sudah hampir runtuh karena berjalan sendiri - sendiri. - Deny Mu'thi Astagfirullah... Iya ane khilaf.... Afwan untk semua dan cobalah untk menanggalkan baju baju kita... Tdk akan ada gunanya kita beranggapan paling benar.... Tujuan kita 1 yaitu melanjutkan kembali kehidupan islam dlm bingkai khilafah 'ala minhaj an nubuwah... Allahu akbar....
- Surjo Prabowo @Arif Albisri: yeah... kita tetap bersaudara karena IMAN dalam ISLAM, makanya kami terus berusaha mengajak (bukan memaksa) utk bergabung dalam barisan Pendukung Syariah Islam (Khilafah)... karena tak ada system selain KHILAFAH yg SESUAI dgn ISLAM... dalam rangka menuju KAFFAH.
Mungkin karena faktor traumatis dgn fenomena2 yg pernah kita alami sejak kita hadir di dunia ini... akan tetapi bukan berarti kita larut dalam traumatis.
Saya pernah dengar dari seorang veteran TNI yg berkata; "kita (red: umat Islam) sekedar tahu saja ttg politik... tapi jangan terjun ke politik"
ya ungkapan ini kelihatannya BIJAK karena terkesan TIDAK GILA KEKUASAAN... tapi sesungguhnya perkataan yg menggiring umat Islam agar TIDAK MEMBAWA AGAMA dalam pemerintahan... sangat bertolak belakang dgn perintah Allah agar umat Islam itu KAFFAH.
Oke... saya tetap berusaha semampu saya dan berharap umat Islam bisa bersatu... tapi tidak sebatas RITUAL. :-) - Ayi Hidayat Baharuddin Akhi Arir Albisri, jazakallahu khoer atas naseat anda, akan tetapi sebenarnya apa yang saya sampaikan tidak keluar dari jalur Mari Bersatu di dala menegakkan Islam. Akan tetapi mereka berdua tidak mengerti apa yang saya sampaikan karena terhalang oleh akal fikiran mereka sendiri.
Telah jelas bahwa ummat Islam ini semula berada dalam Al-Jama'ah, sebagaimana yang Rasulullah shollallahu 'alahi wa sallam sabdakan sendiri tentang Al-Jama'ah ketika para sahabat bertanya : "Apakah Al-Jama'ah itu? Rasulullah menjawab apa (jama'ah) yang aku dan sahabatku ada didalamnya". Jadi Al-Jama'ah itu adalah Jama'ah dimana Rasulullah dan para sahabatnya ada di dalamnya.
Dengan demikian, sebenarnya ummat Islam ini semula berada di dalam Al-Jama'ah yang hanya satu saja sebagaimana Allah menyatakannya sebagai ummat yang satu (Q.S 21:92; Q.S 23:52). Maka dengan perpecahan yang terjadi, terlepas-lah kita semua dari Al-Jama'ah dan terlepas pula ikatan Islam dari leher kita yang artinya terlepaslah kita dari jalan Allah yang lurus yaitu shorothol mustaqim yang hanya satu saja (lihat Q.S 6:153).
Oleh karena itu, jika kita ingin kembali kedalam ikatan Islam dan bersatu dalam menegakkan Islam, sudahlah pasti kita harus kembali kedalam Al-Jama'ah yang sudah dijelaskan oleh Rasulullah shollallahu 'alaihi wasalam sebagai satu-satunya golongan yang selamat dan ini sesuai dengan perintah pertama bil-Jama'ah.
Akan tetapi karena ketidak mengertian mereka, Saudara kita Surjo Prabowo dan Deny Mu'thi berdua ini selalu membantahnya dalil tentang Al-Jama'ah yang saya sampaikan kepeda mereka. Oleh karan itulah saya telah mengatakan sesungguhnya mereka itu tidak membantah saya namun mereka telah membantah Allah dan Rasul-Nya yang telah memerintahkan kita semua untuk menetapi Al-Jama'ah agar dengan Al-Jama'ah itulah kita menegakkan Islam. - Arif Albisri Terima kasih mas Deny Mu'thi, Langkah awal yang baik. maaf diterima dan saya juga memohon maaf atas segala khilaf.
Mas Surjo Prabowo, saya mengerti maksud anda, kiranya lebih "diperhalus" lagi tulisannya, mengajak dengan cara yang baik, hilangkan su'udzon diantara kita, Karena sesungguhnya kita sama - sama menginginkan bersatu. Jika kita gagal mengajak, mungkin ada yang salah cara kita dalam "menyampaikannya". - Surjo Prabowo @Ayi Hidayat Baharuddin: kami tak membantah dalil... sebab masalah sebenarnya ada pada cara pandang anda dan jamaah anda yg SIMILIAR dgn cara pandanga VETERAN TNI barusan. maaf bukan mengajak debat... tapi ini sebaiknya yg harus anda sadari.
- Surjo Prabowo @Arif Albisri: jgn khawatir ini hanya FORUM TULISAN... jadi tak akan terbawa sampai di dunia nyata, alias di dunia maya kita tak sejalan... tapi di luar siapa tahu kita malah saling sapa saling bantu... krn tidak tahu. :-D
- Deny Mu'thi Mas ayi coba kalu antm menghadirkan sebuah dalil dicantumkan jg keterangan2 dr ulama siapa saja mungkin kami dpt menerima... Jd ga trkesan itu hanya pentafsiran dr antm... Cobalah... Ana dan mungkin yg lainnya pun bs mengrti dan memahami kl... Dalil yg antm cantumkan itu ples berikut mufassirnya... Ulama2 fuqohanya... Cobalah... Dr awal hingga akhir antm ga ada 1 dalil dan pentafsiran yg merujuk kpd ulama trtntu.... Bgmn mau di trima...
- Arif Albisri Saudaraku mas Ayi Hidayat Baharuddin, saya mengerti maksud anda, kiranya lebih bijak dalam menyampaikan sesuatu... sama seperti yang saya sampaikan kepada mas Surjo, bahwa mungkin ada yang salah cara kita dalam "menyampaikan" hal itu.
Membangun sesuatu yang belum ada => menjadi ada, itu bisa dikatakan lebih mudah daripada membangun kembali/memperbaiki sesuatu yang sudah ada, Untuk itu yang kita butuhkan adalah saling mengerti dan memahami.
mas Surjo Prabowo, terkadang kita tidak sadar bahwa gara - gara sebuah tulisan/buku/kitab yang di tulis dapat mempengaruhi orang yang membacanya, dan kadang pula menimbulkan fitnah.. ayo kita berhati - hati. - Ayi Hidayat Baharuddin Surjo Prabowo, dan Deny Mu'thi, jika anda hendak mencari kebenaran, maka berpeganglah kepada Kitabullah dan sunnah Nabi-Nya, bukan kepada pendapat manusia siapapun dia orangnya.
Seperti nasehat yang disampaikan oleh Khalifah Ali bin Abi Thalib radiyallahu anhu: "Undzur ma qola wal tandzur man qola (lihat apa yang dikatakan dan jangan melihat siapa yang menyampaikan."
Maka dalam hal Al-Jama'ah atau Jama'ah Imaamah, telah saya sampaikan dalil-dalilnya untuk menjadikan rujukan kita dalam beramal dalam hal ini yaitu untuk bersatu dalam menegakkan Islam, jadi mengapa antum bertanya pendapat seseorang? Apakah antum mengira itu pendapat saya?
Bagaimana kalau saya permudah bahasannya, setujukah antum berdua jika pokok bahasan ini kita perjelas yaitu tentang Al-Jama'ah dengan definisi : Al-Jama'ah itu adalah Jama'ahnya Rasulullah shollallahu 'alaihi wasalam dan para sahabatnya serta menjadi tempat kita untuk bersatu dalam menegakkan Islam? - Ayi Hidayat Baharuddin Akhi Arif Albisri Silahkan antum ikut terlibat atau menjadi moderatornya.
- Arif Albisri Maaf mas Ayi Hidayat Baharuddin, mungkin maksud dari mas Deny Mu'thi begini, Setiap manusia mengeluarkan "sampah" atau dosa (kecuali Nabi Muhammad s.a.w. yang dimaksum). Selayaknya kita yang tidak maksum ini, tidak "mengambil" penafsiran secara pribadi, dalam hal ini butuh dukungan ulama-ulama yang lain. Agar senantiasa tali tabi'n tidak terputus.
Ketika kita dapat menafsirkan atau menempatkan ayat pada suatu tempat berdasarkan pengetahuannya sendiri - sendiri tanpa melihat ulama yg lain, maka bisa jadi semua muslim akan mentafsirkan /menempatkannya sendiri - sendiri kalamullah. Jika hal itu terjadi maka semakin rusak pula Agama ini. Tentulah bukan itu yang kita harapkan.
Maka seyogyanya apa yang kita sampaikan ada dukungan dari ulama yang lain, Jikalau tidak, bisa juga mereka akan mengatakan itukan pendapat anda. dan pendapat saya adalah...... dst, dst. - محمد Whoshine من لزم الإستغفار جعل الله له من كل ضيق مخرجا ومن كل هم فرجا ورزقه من حيث لا يحتسب...
والله أعلم بالصواب
سبحانك اللهم و بحمدك اأشهد أن لاإله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك.... - Ayi Hidayat Baharuddin Akhi Arif Albisri, jika saudara kita Deny Mu'thi menganggap apa yang saya sampaikan itu adalah sampah (dosa), maka hal ini harus diklarifikasi agar tidak menjadi fitnah dan tuduhan yang berbalik kepada penuduh.
Apa yang saya lakukan adalah menafsirkan ayat bil-ayat dan ayat bilhadis serta hadis bil hadis seperti yang diterangkan oleh saudara kita Indra Prayudi. Maka apakah hal itu termasuk pendapat dan dianggap sampah (dosa) ?
Jika cara menafsirkan ayat dan mena’wilkan hadis seperti itu dianggap sampah, lalu apakah penafsiran dan pena’wilan yang dilakukan oleh saudara kita Surjo Prabowo dan Hizbu Tahrir yang menafsirkan dan mena’wilkan ayat dan hadis dengan pendapatnya pribadi atau pendapat para ulama itu yang dianggap benar?
Marilah kita berpegang kepada nasehat Khalifah Ali bin Abi Thalib radiyallahu anhu : “Undzur ma qola walaa tandzur manqola (lihatlah apa yang dikatakan dan jangan melihat siapa yang mengatakan).
Standard kebenaran itu adalah Al-Quran dan As-Sunnah, maka siapapun yang menyampaikannya, jika yang disampaikan adalah Al-Quran dan As-Sunnah, maka ia dijamin benar. Sebaliknya, jika yang disampaikan hanyalah pendapat, meski ia berasal dari seorang ulama, maka tidak ada jaminan bahwa pendapatnya itu benar. - Arif Albisri Maaf mas Ayi Hidayat Baharuddin, bukan begitu maksud saya. sekali lagi maaf.
Maksud saya adalah begini, setiap kita tidak dimaksum, jadi bisa saja kita salah dalam menempatkan sesuatu. untuk itu dibutuhkan pemahaman ulama yang lain. sebagai sifat Wara' kita. itu juga berlaku pada saya, anda, mas Deny Mu'thi dan mas Surjo Prabowo. serta semua yang lagi bermuzakaroh.
Tetapi jikalau tidak berkenan, saya atas nama pribadi mohon maaf yg sebesar - besarnya. - Ayi Hidayat Baharuddin Saya tidak menutup diri dari siapapun yang ingin menyampaikan kebenaran. Selama yang ia sampaikan adalah Al-Quran dan hadis-hadis yang shahih, bukan pendapat seseorang siapapun ia adanya, maka akan saya terima dengan hati yang takut kepada Allah dan hanya mengharapkan ridha-Nya semata.
Silahkan bagi siapa saja yang ingin membuktikan bahwa apa yang saya sampaikan itu keliru atau salah menurut ayat dan hadis-hadis yang shahih, saya akan menerimanya dengan senang hati. - Ayi Hidayat Baharuddin Jadi persoalannya bukan soal berkenan atau tidak akhi Arif Albisri. Oleh karena itu antum tidak perlu meminta maaf karena persoalan yang sedang kita bahas bukan mengikuti perkenaan saya atau siapapun, melainkan mengikuti aturan Allah dan Rasul-Nya.
- Arif Albisri Ya sudah silahkan dilanjutkan.
Semoga kita semua tetap dijaga dan selalu berlindung dari godaan syaitan yg terkutuk. - Deny Mu'thi Tdk ada seorang muslim 1 pun pada masa INI... Detik ini... Yg menjadi mujtahid mutlak kita semua ini hanya muqollid... Tp bukn muqollidul 'ammah... (taklid buta) dan jg guru guru kita... Para ulama ulama sekarang yg ada.... Semua cuma muqollid.... So... Jd tolong jngn gampang mentafsirkan sesuatu seenaknya sendiri... Ma'af.. Sblmnya... Knpa saya berbicara sekasar ini... Karna sudh bnyak contoh orang orang yg dngn sembarangan mentafsirkan al qur'an dan al hadis akhirnya keblinger... Seperti Yg kita tau... JIL....(JAMA'AH ISLAM LIBERAL/JAMA'AH IBLIS LA'NATULLAH) Mereka dngn seenaknya mengatakan isi al qur'an 30 persen sudh tdk berlaku di zaman ini... Maka harus direfisi... Ini semua sekedar contoh.... Jd alangkah baiknya mari kita kaji al qur'an dan al hadis dari para ulama dan fukoha didlm kitb2 mereka yg masyhur....
- Surjo Prabowo oke oke... biar GAK TERLALU PANAS, saya sumbang saran sbb:
baiknya jangan gunakan istilah TAFSIR... tapi PEMAHAMAN (pribadi), soalnya kita2 ini bukan mufassirin.
saya juga sempat dituduh sebagai MUFASSIRIN oleh pihak2 yg BERBEDA PANDANGAN ttg KHILAFAH... padahal saya gak bilang itu TAFSIR. sayangnya mereka gunakan tuduhan tsb sebagai alat untuk MENGHASUT (strategy fallacy).
Jadi hati2 gunakan istilah2... karena banyak juga yg akhirnya gunakan STRATEGY AD-HOMINEM jika pihaknya sudah terpojok. :-) - Indra Prayudi Kita memang bukan Mufassirin, tapi kita juga bukan Muqollid, Kita adalah orang2 yang Faqir lagi Dha'if, namun sedang mengusahakan untuk menjadi orang yang Muttabi' (Pengikut yg Cerdas lagi Kritis) yang sedang mengikuti Tafsirnya para Mufassirin dengan cara mempelajari, mengkaji, menelaah sejauh mana kita bisa dan berdo'a agar diberikan kemudahan dan izin oleh Allah untuk dapat memahami juga meng'amalkannya sedikit demi sedikit... Kita juga sedang berusaha dan berdo'a untuk bisa mengenali mana yang Bahil menurut Allah dengan cara memohon petunjuk kepada Allah untuk menunjukkannya bahwa yang bathil itu bathil dan berikanlah kemudahannya Yaa Allah agar kami/kita/terutama saya untuk dapat menjuhi/meninggalkan/menaf
ikan yg Bathil=agar terjauhi dari mengikuti yg Bathil...-tidak lebih tidak kurang-... Sebab kalau kita bertanya dan mohon petunjuk Guru, Ustadz, Kyai, 'Ulama, Syeikh mana yg Haq dan mana yang Bathil adalah sangat lemah sekali keakuraannya...masih subyektif dlsb... adapun 'ulama atau syeikh adalah orang2 yang tidak boleh kita tinggalkan/abaikan, bisanya kita mengetahui adalah dari jasa mereka... Fas'alu ahladz dzikri inkuntuk lata'lamun=perintah Allah dan RasulNya pula untuk berdekat2an dengan 'Al Ulamau='Ulama warasatul Anbiya=yang Takut pada Allah=yang tidak menukar dengan harga sedikt=yg tidak menjual ayat2 hny utk kepentingan ashobiyyahnya (bukan 'ulama su'=Du'atun 'ala Abwabi Jahannam=bida'wal Jahiliyyah/da'wah ashobiyyah dlsb)... wallahu a'lam, astaghfirullah astaghfirullah astaghfirullah lii walakum waafwa minkum mohon maaf. ini bukan untuk klaim dan justis=vonis... (Grup FB: "MARI BERSATU DALAM MENEGAKKAN ISLAM")
PARA IKHWAN YANG MEMBACA SILAHKAN SIMPULKAN SENDIRI. (Abu Dzakir)
Senin, 24 Oktober 2011
DIALOG: HARUSKAH REVOLUSI ISLAM? (Bag. III )
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar