Tiap kali hendak memasuki bulan Ramadhan, pemimpin Palestina menyerukan pada rakyatnya agar bergerak memasuki kota al-Quds untuk beribadah dan melakukan I’tikaf.
Selain itu, para tokoh Palestina juga menyerukan, Masjid al-Aqsha membutuhkan dukungan riil umat Islam, khususnya yang ada di sekitarnya dengan cara memakmurkan melalui ibadah wajib dan sunat, tilawah, kajian al-Qur’an, hadist, keislaman dan i’tikaf selama Ramadhan.
Cara seperti itu sebagai upaya melindungi Masjidil Aqsha dari serangan Yahudisasi. Keinginan Yahudi untuk menguasai al-Aqsha tak pernah berhenti, termasuk penggalian tanah di bawah masjid yang terus berlangsung hingga kini. Mayoritas anggota Parlemen Palestina juga meminta Lembaga al-Quds yang diketuai Putra Mahkota Maroko agar bekerja ekstra, menjalin kerja sama dengan OKI dan semua gerakan yang mendukung pembebasan al-Quds.
Sementara itu, apapun kondisinya, rakyat Palestina akan tetap melindungi kota suci al-Quds. Mereka tidak akan memperdulikan semua rancangan ”Israel Raya” yang bertujuan menghilangkan identitas Keislaman di al-Quds. Meski ditekan dan diancam berbagai siksaan, rakyat Palestina tidak akan mundur dari perjuangan mempertahankan kota al-Quds, kiblat pertama ummat Islam.
Tapi, hingga Ramadhan 1429, keadaan Kota al-Quds tak lebih baik. Tekanan, kontrol dan pengawasan ketat dari serdadu Israel pada para jamaahnya menyebabkan kian berkurangnya jumlah umat Islam, khususnya dari luar Palestina yang beribadah di Masjid al-Aqsha. Bahkan, sebagian umat Islam justru terserang amnesia. Lupa sejarah dan lupa al-Quds.
Seringnya pemberitaan dan panjangnya konflik di kawasan ini, menyebabkan sebagian umat Islam kebal. Mereka tak lagi peduli dengan penderitaan saudaranya di Palestina. Apakah umat Islam Indonesia juga mengidap penyakit amnesia terhadap Palestina? Lantas, apa yang bisa kita lakukan untuk membantu saudara-saudara kita di sana?
Untuk mengetahui jawabannya, Wartawan Sabili Dwi Hardianto, Andy Sulistiyanto dan fotografer Arif Kamaludin, mewawancarai Imam Jama'ah Muslimin (Hizbullah) H Muhyiddin Hamidy di Ponpes Al-Fatah, Pasirangin, Cileungsi, Bogor. Dialah salah satu tokoh dari Indonesia yang pernah berkunjung ke Kota al-Quds dan beribadah di Masjid al-Aqhsa. Berikut petikannya :
Bagaimana gambaran kondisi al-Aqsha saat ini ?
Saat ini kondisi Palestina khususnya Masjid al-Aqsha sangat memprihatinkan. Israel terus menerus menggali terowongan di bawah al-Aqsha. Mereka ingin menghilangkan sejarah umat Islam dari muka bumi dan menggantinya dengan kerajaan Haekal Sulaeman. Warga Palestina diusir ke luar Palestina, Israel menargetkannya sampai habis. Sementara sebagian besar kaum Muslimin dijangkiti penyakit al-wahn, cinta dunia dan takut mati, lebih memikirkan kepentingan dirinya tanpa mempedulikan saudaranya yang tertindas di Palestina. Padahal, Palestina adalah satu-satunya negeri Muslim yang masih terjajah di dunia ini.
Apa hukum membebaskan al-Aqsha ?
Kami berijtihad, hukum berjihad membebaskah al-Aqsha adalah fardhu kifayah, sebagaimana mengurus jenazah. Jila tidak dikuburkan maka seluruh umat Islam di sekitarnya akan menanggung dosa. Selama tiga tahun belakangan ini, sejak 2006, kami berusaha membebaskan al-Aqsha. Misalnya dengan gerak jalan al-Aqsha dan mengumpulkan satu juta tanda tangan untuk membebaskan ibu-ibu dan anak-anak Palestina yang ditahan di penjara Israel.
Apa dalilnya ?
Surat al-Isra ayat 1: “Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya di malam hari dari masjid Haram ke masjid al-Aqsha yang diberkati sekelilingnya, untuk ditunjukkan tanda-tanda kebesaran-Nya, Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat.” Ayat ini menerangkan, seluruh umat Islam di manapun berada harus memakmurkan Masjid al-Aqsha. Apalagi, dalam bulan Ramadhan, umat Islam disunahkan beritikaf. Akan lebih afdhol jika dijalankan di Masjid al-Aqsha. Kedua, surat al-Imran ayat 103: “Dan berpegang teguhlah kamu sekalian dengan tali Allah seraya berjamaah dan jangan berpecah belah…” Ayat ini memerintahkan agar umat Islam bersatu mengatasi berbagai persoalan, termasuk membebaskan Masjid al-Aqsha dari cengkraman Zionis.
Tiap tahun ada seruan untuk berItikaf di Masjid al-Aqsha ?
Banyak hadits yang menyebutkan, Masjid al-Aqsha adalah banguan suci ketiga setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Misalnya, hadist dari Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, “Jangan kalian keluar berjalan melainkan untuk melawat tiga tempat ibadah yaitu masjid Haram, masjid Nabawi dan Masjid al-Aqsha.” Karenanya, tak perlu ada seruan agar umat Islam beritikaf di Masjid al-Aqsha. Ada atau tidak ada seruan, mestinya kaum Muslimin, terutama yang ada di sekitar al-Aqsha harus memakmurkannya.
Rasulullah saw berpesan pada Ummu Maktum yang buta agar tetap melaksanakan Shalat Subuh berjamaah di Masjid meski harus berjalan merangkak. Ini menunjukkan betapa besarnya kewajiban memakmurkan masjid, apalagi Masjidil Aqsha. Kewajiban memakmurkan al-Aqsha juga dijelaskan ayat berikut: “Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk,” (QS at-Taubah 18). Berangkat dari ayat ini Masjid al-Aqsha harus dimakmurkan oleh kaum Musliminse dunia.
Apa nilai lebih Itikaf di Masjid al-Aqsha selama Ramadhan ?
Banyak sekali. Pahalanya ratusan kali lipat dibanding masjid biasa. Yang terpenting adalah meningkatkan ruhul jihad dan muhasabah diri. I’tikaf di masjid biasa saja mendapat nilai lebih apalagi di Masjid al-Aqsha. Dalam hadist disebutkan, tiga masjid yang pahalanya berlipat ganda adalah Masjid Haram pahalanya seratus ribu, Masjid Nabawi sepuluh ribu dan Masjid al-Aqsha lima ratus kali lipat masjid biasa. Kami berharap, kaum Muslimin paham betul nilai pahala beribadah di Masjid al-Aqsha terutama bagi para mujahidin. Karenanya, kaum Muslimin jangan lari, bahkan harus berusaha mencapai Masjid al-Aqsha meski dengan cara mati syahid. Mari berduyun-duyun dengan ratusan ribu umat Islam untuk Shaum dan Itikaf di al-Aqsha. Mudah-mudahan dengan cara demikian Masjid al-Aqsha bisa terbuka lebar bagi kaum Muslim.
Pasukan Arab pun memang perang di Bulan Ramadhan ?
Betul. Banyak peperangan di bulan Ramadhan yang dimenangkan kaum Musliminmisalnya, perang Badar. Negara-negara Arab pun pernah menang perang melawan Israel tahun 1973 pada bulan Ramadhan.
Apa yang harus kita lakukan untuk saudara kita di Palestina ?
Masjid al-Aqsha bukan hanya milik orang Palestina, tapi juga milik kaum Muslimin dunia karena masjid ini merupakan kiblat pertama dan tempat sejarah Isra Mi’raj. Kita terus berupaya mendesak zioni Israel agar memudahkan kaum Muslimim Shaum dan Itikaf. Kita juga minta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan langkah-langkah konkret.
Bagaimanakah jika zionis tetap menyulitkan kaum Muslimin di sana ?
Jika Israel tetap mempersulit kaum Muslimin memakmurkan Masjid al-Aqsha, cepat atau lambat laknat Allah SWT akan menimpa mereka. Zionis tidak akan mampu membendung keyakinan bahwa kaum Muslimin tetap akan membebaskan al-Aqsha. Cepat atau lambat bendungan akan jebol dan hancur. Ini adalah sunatullah.
Bagi umat Islam Indonesia, persoalan Palestina dianggap biasa ?
Ini karena zionis selalu memutarbalikkan fakta, membuat opini melalaui media massa secara sistematis dan terus menerus yang meninabobokan kaum Muslimin. Tujuannya agar kaum Muslimin tidak memikirkan Masjid al-Aqsha. Bahkan, foto gambar Masjid al-Aqsha mereka kaburkan agar tidak lagi dikenali aslinya oleh kaum Muslimin. Kedua, karena merajalelanya penyakit ‘wahn’, cinta dunia dan takut mati. Umat Islam sudah begitu mencintai dunia sehingga tidak mau berjihad membebaskan al-Aqsha.
Umat Islam di dunia banyak kenapa diam saja ?
Rasulullah saw bersabda, umat akan di pecah-belah oleh Yahudi dan Nashara seperti mereka membelah-belah kue di atas meja. Bukan karena jumlah Muslimin sedikit. Kaum Muslimin banyak namun seperti buih dilautan dan mudah dicerai berai.
Apakah Kaum Muslimin saat ini sudah separah itu ?
Tidak. Tak semua Muslimin jenuh terhadap persolan Palestina. Dalam hadist Nabi saw disebutkan: “Senantiasa ada dari umatku yang tetap berpegang teguh kepada Sunahku.” Ini merupakan gambaran akan tetap ada orang-orang yang terus berjuang membebaskan al-Aqsha meski jumlahnya sedikit. Bahkan dalam hadist yang diriwayatkan Abu Daud disebutkan, “Allah akan membangkitkan setiap seratus tahun sekali segolongan umat yang mempunyai semangat juang yang besar untuk berjihad.”
Bagaimanakah nilai pahala syahid saat ini ?
Pahala sahid menegakkan hak dan syahid di akhir zaman seperti pahala lima puluh orang yang mati syahid. Kita akan terus berusaha menggapai syahid. Dalam al-Quran banyak disebutkan tentang ukhuwah Islamiyyah, bahwa sesama muslim adalah saudara, ibarat satu tubuh sebagaimana diterangkan dalam surat Ash-Shaf ayat 4 yang menerangkan bila ada yang sakit maka anggota yang lain akan merasakan sakit. Kita tidak rela saudara kita di Palestina terus disakiti zionis Israel.
Ada yang berpendapat, persoalan Palestina bisa selesai jika negara-negara Arab di sekitarnya membantu ?
Masalah yang paling besar adalah pemimpin Muslimin di seluruh dunia sudah terjangkit penyakit wahn. Umat Islam jumlahnya mencapai seperempat milyar. Jika mereka bersatu sebagaimana masa khulaafau ar rasyiddin saya yakin al-Aqsha akan kita rebut kembali dari tangan zionis laknatullah, apalagi jika negara Muslim di sekitarnya mau membantu.
Mengapa negara-negara Arab di sekitar Palestina tak mau membuka akses bagi Mujahidin ?
Ini karena perasaan kebangsaan. Mereka takut ancaman Amerika dan Zionis Israel bila membuka akses tersebut. Sebagai bangsa mereka ingin eksis dan tetap memiliki kekuasaan. Ini yang namanya penyakit ‘wahn’, cinta dunia takut mati yang menghinggapi mereka. Jika mau membebaskan al-Aqsha mereka harus meninggalkan semua atribut dan pakaian wahn. Kami yakin jika ada negeri Islam yang mau melawan pasti Allah akan melindungi.
Apakah tak ada kekuatan yang bisa melunakkan pemimpin-pemimpin Arab ?
Saat ini kita hanya bisa berdoa agar Allah memberikan petunjuk, sebab kita melawan iblis yang besar, yang diberi hidup sampai hari kiamat, yang menguasai hati-hati orang munafik dan musyrik.
Jika demikian, apakah persatuan negara-negara Islam akan terwujud ?
Itu pasti terwujud sebagaimana janji Allah. Zaman Rasulllah saw dan khulaafau ar rasyiddin umat bisa bersatu dalam satu kepemimpinan. Kenapa saat ini tidak? Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Nu’man bin Basyir disebutkan, periodisasi kepemimpinan umat yaitu fase kenabian, ‘khilafah ala minhajin nubuwah’, Mulkan Adhan, Mulkan Jabariyah. Selanjutnya umat kembali ke zaman khilafah ‘Ala minhajin Nubuwah’ yang mengikuti jejak kenabian.
Jika demikian Umat Islam akan bisa membebaskan Palestina ?
Tentu, sebagaimana disebutkan dalam hadist Rasul saw bahwa dalam waktu dekat akan ada kelompok-kelompok di setiap negeri yang diberi hidayah dan kekuatan dari Allah untuk membongkar semua kepalsuan zionis sehingga Muslimin dapat membuka perbatasan dan membebaskan al-Aqsha. Secara fisik, mereka menguasai. Persoalannya, banyak kaum Muslimin saat ini yang masih melihat secara fisik dalam berjuang, jika tidak mempunyai peluru kendali dan senjata canggih merasa tidak mampu mengalahkan mereka. Dalam surat al-Isra ayat 5 dijelaskan, kemenangan bagi kaum Muslimin sudah sangat jelas di depan mata. Kami optimis kaum Muslimin pada waktunya akan bersatu di bawah kepemimpinan ‘Khilafah ‘Ala Minhajin Nubuwwah.’
Bagaimanakah cara memunculkan semangat agar kaum Muslimin peduli terhadap al-Aqsha ?
Lembaga kami sering mengadakan konferensi al-Aqsha untuk mensosialisasikan akan pentingnya perjuangan ini. Kami juga mengirim para da’i ke berbagai daerah untuk menyampaikan masalah-masalah Palestina. Kita juga bekerjasama dengan beberapa stasiun radio di Jadebotabek dan melakukan sosialisasi melalui cabang kami di 18 provinsi.
Apa langkah kongkrit yang bisa kita lakukan saat ini untuk membebaskan al-Aqsha ?
Kita bertekad tidak akan pernah berhenti memperjuangkan al-Aqsha hingga kembali kepangkuan Muslimin dengan jalan apapun. Kita tidak ingin nanti ditanya dihadapan Allah disebabkan tidak mau peduli dengan persoalan al-Aqsha. Sejak sepuluh tahun lalu kita berdoa dengan doa ahzab untuk menolong kaum Muslimin yang tertindas dan memohon agar Allah menghancurkan musuh-musuh-Nya yakni Amerika, Israel dan sekutu-kutunya. Paling tidak, itu yang bisa kita lakukan saat ini.
* Di ambil dari catatan wawancara wartawan SABILI dengan Imam Jama'ah Muslimin (Hizbullah) yang di publish Cyber Sabili pada Selasa, 20 April 2010.
Selain itu, para tokoh Palestina juga menyerukan, Masjid al-Aqsha membutuhkan dukungan riil umat Islam, khususnya yang ada di sekitarnya dengan cara memakmurkan melalui ibadah wajib dan sunat, tilawah, kajian al-Qur’an, hadist, keislaman dan i’tikaf selama Ramadhan.
Cara seperti itu sebagai upaya melindungi Masjidil Aqsha dari serangan Yahudisasi. Keinginan Yahudi untuk menguasai al-Aqsha tak pernah berhenti, termasuk penggalian tanah di bawah masjid yang terus berlangsung hingga kini. Mayoritas anggota Parlemen Palestina juga meminta Lembaga al-Quds yang diketuai Putra Mahkota Maroko agar bekerja ekstra, menjalin kerja sama dengan OKI dan semua gerakan yang mendukung pembebasan al-Quds.
Sementara itu, apapun kondisinya, rakyat Palestina akan tetap melindungi kota suci al-Quds. Mereka tidak akan memperdulikan semua rancangan ”Israel Raya” yang bertujuan menghilangkan identitas Keislaman di al-Quds. Meski ditekan dan diancam berbagai siksaan, rakyat Palestina tidak akan mundur dari perjuangan mempertahankan kota al-Quds, kiblat pertama ummat Islam.
Tapi, hingga Ramadhan 1429, keadaan Kota al-Quds tak lebih baik. Tekanan, kontrol dan pengawasan ketat dari serdadu Israel pada para jamaahnya menyebabkan kian berkurangnya jumlah umat Islam, khususnya dari luar Palestina yang beribadah di Masjid al-Aqsha. Bahkan, sebagian umat Islam justru terserang amnesia. Lupa sejarah dan lupa al-Quds.
Seringnya pemberitaan dan panjangnya konflik di kawasan ini, menyebabkan sebagian umat Islam kebal. Mereka tak lagi peduli dengan penderitaan saudaranya di Palestina. Apakah umat Islam Indonesia juga mengidap penyakit amnesia terhadap Palestina? Lantas, apa yang bisa kita lakukan untuk membantu saudara-saudara kita di sana?
Untuk mengetahui jawabannya, Wartawan Sabili Dwi Hardianto, Andy Sulistiyanto dan fotografer Arif Kamaludin, mewawancarai Imam Jama'ah Muslimin (Hizbullah) H Muhyiddin Hamidy di Ponpes Al-Fatah, Pasirangin, Cileungsi, Bogor. Dialah salah satu tokoh dari Indonesia yang pernah berkunjung ke Kota al-Quds dan beribadah di Masjid al-Aqhsa. Berikut petikannya :
Bagaimana gambaran kondisi al-Aqsha saat ini ?
Saat ini kondisi Palestina khususnya Masjid al-Aqsha sangat memprihatinkan. Israel terus menerus menggali terowongan di bawah al-Aqsha. Mereka ingin menghilangkan sejarah umat Islam dari muka bumi dan menggantinya dengan kerajaan Haekal Sulaeman. Warga Palestina diusir ke luar Palestina, Israel menargetkannya sampai habis. Sementara sebagian besar kaum Muslimin dijangkiti penyakit al-wahn, cinta dunia dan takut mati, lebih memikirkan kepentingan dirinya tanpa mempedulikan saudaranya yang tertindas di Palestina. Padahal, Palestina adalah satu-satunya negeri Muslim yang masih terjajah di dunia ini.
Apa hukum membebaskan al-Aqsha ?
Kami berijtihad, hukum berjihad membebaskah al-Aqsha adalah fardhu kifayah, sebagaimana mengurus jenazah. Jila tidak dikuburkan maka seluruh umat Islam di sekitarnya akan menanggung dosa. Selama tiga tahun belakangan ini, sejak 2006, kami berusaha membebaskan al-Aqsha. Misalnya dengan gerak jalan al-Aqsha dan mengumpulkan satu juta tanda tangan untuk membebaskan ibu-ibu dan anak-anak Palestina yang ditahan di penjara Israel.
Apa dalilnya ?
Surat al-Isra ayat 1: “Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya di malam hari dari masjid Haram ke masjid al-Aqsha yang diberkati sekelilingnya, untuk ditunjukkan tanda-tanda kebesaran-Nya, Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat.” Ayat ini menerangkan, seluruh umat Islam di manapun berada harus memakmurkan Masjid al-Aqsha. Apalagi, dalam bulan Ramadhan, umat Islam disunahkan beritikaf. Akan lebih afdhol jika dijalankan di Masjid al-Aqsha. Kedua, surat al-Imran ayat 103: “Dan berpegang teguhlah kamu sekalian dengan tali Allah seraya berjamaah dan jangan berpecah belah…” Ayat ini memerintahkan agar umat Islam bersatu mengatasi berbagai persoalan, termasuk membebaskan Masjid al-Aqsha dari cengkraman Zionis.
Tiap tahun ada seruan untuk berItikaf di Masjid al-Aqsha ?
Banyak hadits yang menyebutkan, Masjid al-Aqsha adalah banguan suci ketiga setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Misalnya, hadist dari Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, “Jangan kalian keluar berjalan melainkan untuk melawat tiga tempat ibadah yaitu masjid Haram, masjid Nabawi dan Masjid al-Aqsha.” Karenanya, tak perlu ada seruan agar umat Islam beritikaf di Masjid al-Aqsha. Ada atau tidak ada seruan, mestinya kaum Muslimin, terutama yang ada di sekitar al-Aqsha harus memakmurkannya.
Rasulullah saw berpesan pada Ummu Maktum yang buta agar tetap melaksanakan Shalat Subuh berjamaah di Masjid meski harus berjalan merangkak. Ini menunjukkan betapa besarnya kewajiban memakmurkan masjid, apalagi Masjidil Aqsha. Kewajiban memakmurkan al-Aqsha juga dijelaskan ayat berikut: “Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk,” (QS at-Taubah 18). Berangkat dari ayat ini Masjid al-Aqsha harus dimakmurkan oleh kaum Musliminse dunia.
Apa nilai lebih Itikaf di Masjid al-Aqsha selama Ramadhan ?
Banyak sekali. Pahalanya ratusan kali lipat dibanding masjid biasa. Yang terpenting adalah meningkatkan ruhul jihad dan muhasabah diri. I’tikaf di masjid biasa saja mendapat nilai lebih apalagi di Masjid al-Aqsha. Dalam hadist disebutkan, tiga masjid yang pahalanya berlipat ganda adalah Masjid Haram pahalanya seratus ribu, Masjid Nabawi sepuluh ribu dan Masjid al-Aqsha lima ratus kali lipat masjid biasa. Kami berharap, kaum Muslimin paham betul nilai pahala beribadah di Masjid al-Aqsha terutama bagi para mujahidin. Karenanya, kaum Muslimin jangan lari, bahkan harus berusaha mencapai Masjid al-Aqsha meski dengan cara mati syahid. Mari berduyun-duyun dengan ratusan ribu umat Islam untuk Shaum dan Itikaf di al-Aqsha. Mudah-mudahan dengan cara demikian Masjid al-Aqsha bisa terbuka lebar bagi kaum Muslim.
Pasukan Arab pun memang perang di Bulan Ramadhan ?
Betul. Banyak peperangan di bulan Ramadhan yang dimenangkan kaum Musliminmisalnya, perang Badar. Negara-negara Arab pun pernah menang perang melawan Israel tahun 1973 pada bulan Ramadhan.
Apa yang harus kita lakukan untuk saudara kita di Palestina ?
Masjid al-Aqsha bukan hanya milik orang Palestina, tapi juga milik kaum Muslimin dunia karena masjid ini merupakan kiblat pertama dan tempat sejarah Isra Mi’raj. Kita terus berupaya mendesak zioni Israel agar memudahkan kaum Muslimim Shaum dan Itikaf. Kita juga minta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan langkah-langkah konkret.
Bagaimanakah jika zionis tetap menyulitkan kaum Muslimin di sana ?
Jika Israel tetap mempersulit kaum Muslimin memakmurkan Masjid al-Aqsha, cepat atau lambat laknat Allah SWT akan menimpa mereka. Zionis tidak akan mampu membendung keyakinan bahwa kaum Muslimin tetap akan membebaskan al-Aqsha. Cepat atau lambat bendungan akan jebol dan hancur. Ini adalah sunatullah.
Bagi umat Islam Indonesia, persoalan Palestina dianggap biasa ?
Ini karena zionis selalu memutarbalikkan fakta, membuat opini melalaui media massa secara sistematis dan terus menerus yang meninabobokan kaum Muslimin. Tujuannya agar kaum Muslimin tidak memikirkan Masjid al-Aqsha. Bahkan, foto gambar Masjid al-Aqsha mereka kaburkan agar tidak lagi dikenali aslinya oleh kaum Muslimin. Kedua, karena merajalelanya penyakit ‘wahn’, cinta dunia dan takut mati. Umat Islam sudah begitu mencintai dunia sehingga tidak mau berjihad membebaskan al-Aqsha.
Umat Islam di dunia banyak kenapa diam saja ?
Rasulullah saw bersabda, umat akan di pecah-belah oleh Yahudi dan Nashara seperti mereka membelah-belah kue di atas meja. Bukan karena jumlah Muslimin sedikit. Kaum Muslimin banyak namun seperti buih dilautan dan mudah dicerai berai.
Apakah Kaum Muslimin saat ini sudah separah itu ?
Tidak. Tak semua Muslimin jenuh terhadap persolan Palestina. Dalam hadist Nabi saw disebutkan: “Senantiasa ada dari umatku yang tetap berpegang teguh kepada Sunahku.” Ini merupakan gambaran akan tetap ada orang-orang yang terus berjuang membebaskan al-Aqsha meski jumlahnya sedikit. Bahkan dalam hadist yang diriwayatkan Abu Daud disebutkan, “Allah akan membangkitkan setiap seratus tahun sekali segolongan umat yang mempunyai semangat juang yang besar untuk berjihad.”
Bagaimanakah nilai pahala syahid saat ini ?
Pahala sahid menegakkan hak dan syahid di akhir zaman seperti pahala lima puluh orang yang mati syahid. Kita akan terus berusaha menggapai syahid. Dalam al-Quran banyak disebutkan tentang ukhuwah Islamiyyah, bahwa sesama muslim adalah saudara, ibarat satu tubuh sebagaimana diterangkan dalam surat Ash-Shaf ayat 4 yang menerangkan bila ada yang sakit maka anggota yang lain akan merasakan sakit. Kita tidak rela saudara kita di Palestina terus disakiti zionis Israel.
Ada yang berpendapat, persoalan Palestina bisa selesai jika negara-negara Arab di sekitarnya membantu ?
Masalah yang paling besar adalah pemimpin Muslimin di seluruh dunia sudah terjangkit penyakit wahn. Umat Islam jumlahnya mencapai seperempat milyar. Jika mereka bersatu sebagaimana masa khulaafau ar rasyiddin saya yakin al-Aqsha akan kita rebut kembali dari tangan zionis laknatullah, apalagi jika negara Muslim di sekitarnya mau membantu.
Mengapa negara-negara Arab di sekitar Palestina tak mau membuka akses bagi Mujahidin ?
Ini karena perasaan kebangsaan. Mereka takut ancaman Amerika dan Zionis Israel bila membuka akses tersebut. Sebagai bangsa mereka ingin eksis dan tetap memiliki kekuasaan. Ini yang namanya penyakit ‘wahn’, cinta dunia takut mati yang menghinggapi mereka. Jika mau membebaskan al-Aqsha mereka harus meninggalkan semua atribut dan pakaian wahn. Kami yakin jika ada negeri Islam yang mau melawan pasti Allah akan melindungi.
Apakah tak ada kekuatan yang bisa melunakkan pemimpin-pemimpin Arab ?
Saat ini kita hanya bisa berdoa agar Allah memberikan petunjuk, sebab kita melawan iblis yang besar, yang diberi hidup sampai hari kiamat, yang menguasai hati-hati orang munafik dan musyrik.
Jika demikian, apakah persatuan negara-negara Islam akan terwujud ?
Itu pasti terwujud sebagaimana janji Allah. Zaman Rasulllah saw dan khulaafau ar rasyiddin umat bisa bersatu dalam satu kepemimpinan. Kenapa saat ini tidak? Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Nu’man bin Basyir disebutkan, periodisasi kepemimpinan umat yaitu fase kenabian, ‘khilafah ala minhajin nubuwah’, Mulkan Adhan, Mulkan Jabariyah. Selanjutnya umat kembali ke zaman khilafah ‘Ala minhajin Nubuwah’ yang mengikuti jejak kenabian.
Jika demikian Umat Islam akan bisa membebaskan Palestina ?
Tentu, sebagaimana disebutkan dalam hadist Rasul saw bahwa dalam waktu dekat akan ada kelompok-kelompok di setiap negeri yang diberi hidayah dan kekuatan dari Allah untuk membongkar semua kepalsuan zionis sehingga Muslimin dapat membuka perbatasan dan membebaskan al-Aqsha. Secara fisik, mereka menguasai. Persoalannya, banyak kaum Muslimin saat ini yang masih melihat secara fisik dalam berjuang, jika tidak mempunyai peluru kendali dan senjata canggih merasa tidak mampu mengalahkan mereka. Dalam surat al-Isra ayat 5 dijelaskan, kemenangan bagi kaum Muslimin sudah sangat jelas di depan mata. Kami optimis kaum Muslimin pada waktunya akan bersatu di bawah kepemimpinan ‘Khilafah ‘Ala Minhajin Nubuwwah.’
Bagaimanakah cara memunculkan semangat agar kaum Muslimin peduli terhadap al-Aqsha ?
Lembaga kami sering mengadakan konferensi al-Aqsha untuk mensosialisasikan akan pentingnya perjuangan ini. Kami juga mengirim para da’i ke berbagai daerah untuk menyampaikan masalah-masalah Palestina. Kita juga bekerjasama dengan beberapa stasiun radio di Jadebotabek dan melakukan sosialisasi melalui cabang kami di 18 provinsi.
Apa langkah kongkrit yang bisa kita lakukan saat ini untuk membebaskan al-Aqsha ?
Kita bertekad tidak akan pernah berhenti memperjuangkan al-Aqsha hingga kembali kepangkuan Muslimin dengan jalan apapun. Kita tidak ingin nanti ditanya dihadapan Allah disebabkan tidak mau peduli dengan persoalan al-Aqsha. Sejak sepuluh tahun lalu kita berdoa dengan doa ahzab untuk menolong kaum Muslimin yang tertindas dan memohon agar Allah menghancurkan musuh-musuh-Nya yakni Amerika, Israel dan sekutu-kutunya. Paling tidak, itu yang bisa kita lakukan saat ini.
* Di ambil dari catatan wawancara wartawan SABILI dengan Imam Jama'ah Muslimin (Hizbullah) yang di publish Cyber Sabili pada Selasa, 20 April 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar