by Abu Abdurrahman
DR Syeikh Abdul Rahman Yusuf Al-Jamal Al-Hafidz, Rois Ma'had Tahfidz Daar Al-Quranul Karim was Sunnah Gaza, Palestina, memberikan tausiyah Pembukaan Daurah Tahfidzul Quran "Taajul Waqar Lil Aqsha Intishar" di Ma'had Al-Fatah Muhajirun, Lampung, Indonesia, Ahad 7 Shafar 1433 H. / 1 januari 2012 M.
Muhajirun-Lampung (1/1/2012) – Rois Daar Al-Quranul Karim was Sunnah Gaza, Palestina DR Syeikh Abdurrahman Yusuf Al-Jamal mengatakan, diperlukan Generasi Al-Quran untuk Pembebasan Al-Aqsha.
Syekh Abdurrahman menyatakan hal itu pada Pembukaan Dauroh Tahfidzul Quran “Tajul Waqar lil Aqsha Intishar” di Ma’had Shuffah Hizbullah Madrasah Al-Fatah dusun Muhajirun, Desa Negararatu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, Ahad (1/1/2012).
“Kami yang berada di samping Masjid Al-Aqsha menghadapi Zionis Israel dengan senjata di pundak raga kami dan Al-Quran di jantung jiwa kami. Sebab tidak ada hidangan dan kenikmatan terindah selain membaca dan menghafal Al-Quran, “ tegas Syeikh yang juga Wakil Parlemen Palestina di Gaza.
Terbukti, beberapa kali Zionis Israel mencoba mengalahkan Gaza, tetapi tidak pernah bisa, karena adanya puluhan ribu para penghafal Quran di seluruh Gaza, tandasnya.
Syekh Abdurrahman menyatakan hal itu pada Pembukaan Dauroh Tahfidzul Quran “Tajul Waqar lil Aqsha Intishar” di Ma’had Shuffah Hizbullah Madrasah Al-Fatah dusun Muhajirun, Desa Negararatu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, Ahad (1/1/2012).
“Kami yang berada di samping Masjid Al-Aqsha menghadapi Zionis Israel dengan senjata di pundak raga kami dan Al-Quran di jantung jiwa kami. Sebab tidak ada hidangan dan kenikmatan terindah selain membaca dan menghafal Al-Quran, “ tegas Syeikh yang juga Wakil Parlemen Palestina di Gaza.
Terbukti, beberapa kali Zionis Israel mencoba mengalahkan Gaza, tetapi tidak pernah bisa, karena adanya puluhan ribu para penghafal Quran di seluruh Gaza, tandasnya.
Untuk itu, kita semua berkumpul di sini adalah karena Al-Quran, kita berkumpul dengan para penghafal Al-Quran yang merupakan keluarga Allah, bersama dengan para calon penghafal Al-Quran, untuk perjuangan pembebasan Al-Aqsha.
Ma’had Daar Al-Quranul Karim was Sunnah Gaza telah mewisuda puluhan ribu Hafidz dan hafidzah sejak tahun 2000-an hingga saat ini melalui program Tajul Waqar, yang artinya Mahkota Kemuliaan.
Program Tajul Waqar di Gaza dilaksanakan melalui dua cara. Pertama, Tajul Waqar yang dilaksanakan sepanjang tahun. Kedua, Tajul Waqar yang dilaksanakan pada musim liburan sekolah. Pada tahun 2000 mewisuda sekitar 2.000 hufadz, tahun 2001 wisuda 3.000 hufadz, tahun 2009 wisuda 10.000 hufadz, tahun 2010 wisuda 12.000 hufadz, dan tahun 2011 wisuda 24.000 hufadz.
“Daurah Tahfidzul Quran yang dilaksanakan di Lampung ini, menurut syeikh merupakan aplikasi dauroh Tajul Waqar pertama kali di dunia di luar gaza, dan ini akan berlanjut terus tahun selanjutnya,” ujar doktor lulusan University of Jordan tersebut.
Sehingga para penghafal Al-Quran bukan hanya ada di Gaza yang berbatasan langsung dengan Masjid Al-Aqsha, tetapi juga di seluruh dunia, khususnya di Indonesia yang menyambut dauroh ini dengan sangat luar biasa.
Syeikh mengharapkan, kelak di rumah-rumah kita masing-masing bukan hanya ada satu penghafal Quran. Tetapi satu rumah isinya adalah para penghafal Quran. seperti di Gaza satu rumah bisa memiliki 7-9 hufadz yang dipersembahkan untuk pembebasan Al-Aqsha.
Membaca dan menghafal Al-Quran merupakan amal paling afdhal. Karena itu, para pembebas Al-Aqsha senantiasa menjadikan Al-Quran sebagai ruh kehidupan, jelasnya. (afta/AWG-IC)
Ma’had Daar Al-Quranul Karim was Sunnah Gaza telah mewisuda puluhan ribu Hafidz dan hafidzah sejak tahun 2000-an hingga saat ini melalui program Tajul Waqar, yang artinya Mahkota Kemuliaan.
Program Tajul Waqar di Gaza dilaksanakan melalui dua cara. Pertama, Tajul Waqar yang dilaksanakan sepanjang tahun. Kedua, Tajul Waqar yang dilaksanakan pada musim liburan sekolah. Pada tahun 2000 mewisuda sekitar 2.000 hufadz, tahun 2001 wisuda 3.000 hufadz, tahun 2009 wisuda 10.000 hufadz, tahun 2010 wisuda 12.000 hufadz, dan tahun 2011 wisuda 24.000 hufadz.
“Daurah Tahfidzul Quran yang dilaksanakan di Lampung ini, menurut syeikh merupakan aplikasi dauroh Tajul Waqar pertama kali di dunia di luar gaza, dan ini akan berlanjut terus tahun selanjutnya,” ujar doktor lulusan University of Jordan tersebut.
Sehingga para penghafal Al-Quran bukan hanya ada di Gaza yang berbatasan langsung dengan Masjid Al-Aqsha, tetapi juga di seluruh dunia, khususnya di Indonesia yang menyambut dauroh ini dengan sangat luar biasa.
Syeikh mengharapkan, kelak di rumah-rumah kita masing-masing bukan hanya ada satu penghafal Quran. Tetapi satu rumah isinya adalah para penghafal Quran. seperti di Gaza satu rumah bisa memiliki 7-9 hufadz yang dipersembahkan untuk pembebasan Al-Aqsha.
Membaca dan menghafal Al-Quran merupakan amal paling afdhal. Karena itu, para pembebas Al-Aqsha senantiasa menjadikan Al-Quran sebagai ruh kehidupan, jelasnya. (afta/AWG-IC)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar