Lampung, 24 Muharram 1434 H. / 8 Desember 2012 (PENGAWAL KHILAFAH) - Pakar Pendidikan Malaysia, Dr Rahimah Embong mengatakan, ruh pendidikan pesantren dapat dijadikan sebagai model pendidikan karakter generasi muda.
“Melalui pendidikan pesantren, pelajar diajarkan semangat, kemandirian, cinta kasih sayang, dan persaudaraan karena Allah, yang merupakan karakter bagi pemimpin masa depan,” ujar Rahimah, yang juga dosen di Universitas Islam Internasional Kuala Lumpur, Malaysia.
Umat Islam memerlukan generasi yang kuat, beraqidah tauhidullah, dan memiliki kecintaan kepada Allah. Itu bisa diperoleh di pesantren seperti di Al-Fatah, katanya saat memberikan sambutan pada Pembukaan “Kembara Santri Pelajar Sekolah Imtiaz Malaysia” di Pesantren Shuffah Hizbulah Madrasah Al-Fatah Muhajirun, Negararatu, Natar, Lampung Selatan, Sabtu (8/12).
Menurutnya, selama ini umat Islam dikotak-kotakkan oleh batas teritorial. Malaysia dan Indonesia dipertentangkan karena persoalan tenaga kerja, perbatasan, dan lainnya. Padahal ternyata semuanya sama-sama saudara sesama umat Islam.
“Karena itu, melalui pembelajaran dan pertukaran ilmu seperti ini, akan semakin mempererat hubungan satu ummah,” ujar Rahimah, yang juga aktivis ke-Palestinaan di Malaysia.
Dalam kesempatan sama, Ketua Rombongan Malaysia, Ustadz Azhari Zan Yakoob menegaskan, di samping upaya ta’aruf, saling mengenal, kunjungan tersebut juga untuk memperkuat dasar pendidikan Al-Quran bagi generasi masa depan.
“Tidak lain untuk mencapai kejayaan dan kemakmuran, generasi muda harus dibekali dengan Al-Quran, seperti yang dipelajari dan diamalkan di pesantren”, paparnya. Untuk itu, apa yang diperoleh di Pesantren Al-Fatah akan dibawa dan dikembangkan di Malaysia, ujarnya.
Mi’raj News Agency (MINA)
“Melalui pendidikan pesantren, pelajar diajarkan semangat, kemandirian, cinta kasih sayang, dan persaudaraan karena Allah, yang merupakan karakter bagi pemimpin masa depan,” ujar Rahimah, yang juga dosen di Universitas Islam Internasional Kuala Lumpur, Malaysia.
Umat Islam memerlukan generasi yang kuat, beraqidah tauhidullah, dan memiliki kecintaan kepada Allah. Itu bisa diperoleh di pesantren seperti di Al-Fatah, katanya saat memberikan sambutan pada Pembukaan “Kembara Santri Pelajar Sekolah Imtiaz Malaysia” di Pesantren Shuffah Hizbulah Madrasah Al-Fatah Muhajirun, Negararatu, Natar, Lampung Selatan, Sabtu (8/12).
Menurutnya, selama ini umat Islam dikotak-kotakkan oleh batas teritorial. Malaysia dan Indonesia dipertentangkan karena persoalan tenaga kerja, perbatasan, dan lainnya. Padahal ternyata semuanya sama-sama saudara sesama umat Islam.
“Karena itu, melalui pembelajaran dan pertukaran ilmu seperti ini, akan semakin mempererat hubungan satu ummah,” ujar Rahimah, yang juga aktivis ke-Palestinaan di Malaysia.
Dalam kesempatan sama, Ketua Rombongan Malaysia, Ustadz Azhari Zan Yakoob menegaskan, di samping upaya ta’aruf, saling mengenal, kunjungan tersebut juga untuk memperkuat dasar pendidikan Al-Quran bagi generasi masa depan.
“Tidak lain untuk mencapai kejayaan dan kemakmuran, generasi muda harus dibekali dengan Al-Quran, seperti yang dipelajari dan diamalkan di pesantren”, paparnya. Untuk itu, apa yang diperoleh di Pesantren Al-Fatah akan dibawa dan dikembangkan di Malaysia, ujarnya.
Mi’raj News Agency (MINA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar