Jakarta, 3 Safar
1434/15 Desember 2012 (PENGAWAL KHILAFAH) – Pakar ekonomi syariah yang sudah menjadi ikon
keuangan dan perbankan syariah, Dr. Syafii Antonio memprediksi tidak mustahil
ekonomi Indonesia menjadi kekuatan ekonomi dunia nomor lima di dunia 2030.
“Jika pemerintah
memperbaiki infrastruktur dalam segi bisnis, tidak mustahil kita akan jadi
kekuatan ekonomi kelima di tahun 2030,” kata Syafii di sela-sela acara ‘Silaturrahim
Nasional Masyarakat Ekonomi Syariah (MES)’ di Plaza Mandiri, Sabtu, menjawab
pertanyaan wartawan MINA.
Namun pria yang
juga anggota National Economic Council itu tidak menyebutkan empat negara
lainnya di atas Indonesia.
Ketua Sekolah
Tinggi Ekonomi Islam TAZKIA itu melanjutkan, “Jika kita ukur dengan kondisi
ekonomi sekarang dan tumbuh seperti sekarang, ekonomi Indonesia akan tumbuh ke
fase negara kedelapan di 2030.”
Namun, kata
Syafii, ada dua faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertama,
birokrasi pemerintah yang sangat tidak berkwalitas, bahkan jadi penghambat
ekonomi. Jangankan ekonomi syariah, ekonomi biasa pun dihambat.
Kedua, lanjut
lelaki bernama lahir Nio Gwan Chung itu, infrastruktur kita bergerak tapi
sangat lambat jika dibandingkan dengan Malaysia, Vietnam, apalagi Cina. Banyak
faktor penyebabnya.
Dr. Muliaman D.
Hadad, Deputi Gubernur Bank Indonesia dan Ketua Umum MES, sependapat dengan
Syafii. Dia mengatakan, ”Para ahli dan pengamat sepakat bahwa 2030 ekonomi
Indonesia akan jadi satu kekuatan ekonomi yang besar di dunia.”
Dr. Umar Juoro,
peneliti di Centre for information and Develoment Studies (CIDES) dan anggota
Komite Ekonomi Nasional juga mengatakan tentang ekonomi Cina, “Kalau pun AS
masih nomor satu secara GDP (Gross Domestic Product), diperkirakan tahun 2018
atau 2020, Cina sudah jadi nomor satu.”(Abu Dzakir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar