Berita ditangkapnya 11 orang yang dituduh sebagai teroris di 4 kota 4 provinsi (dua orang di Madiun, Jawa Timur, tiga orang di Jakarta, tiga di Bogor, Jawa Barat, dan tiga di Solo, Jawa Tengah), menjadi menu utama nasional pada hari-hari sekitar tanggal peringatan Hari Sumpah Pemuda. Dan akhirnya, nuansa peringatan Sumpah Pemuda tahun ini sangat berbeda.
Pemberitaan penangkapan oleh Densus 88 yang diekspos serentak oleh nyaris semua media, menciptakan opini bahwa Indonesia merayakan Sumpah Pemuda dengan keberhasilan menciduk anggota jaringan "teroris" yang beragama Islam, dari organisasi Islam yang mayoritas dihuni oleh kaum muda Muslim.
HASMI adalah Harakah Sunniyyah untuk Masyarakat Islami. Sebuah gerakan Islam yang bercita-cita dan berusaha untuk menjadikan tatanan masyarakat kita sebagai suatu tatanan Islami. Organisasi Islam yang diketuai oleh Muhammad Sarbini ini banyak dianggotai oleh kalangan muda Islam.
Harakah yang baru berusia hampir 7 tahun ini dalam waktu singkat berhasil terseret oleh konspirasi Zionis ke dalam pusaran fitnah "Terorisme". Setelah JAT menjadi bulan-bulanan permainan perangkap isu terorisme, kini perangkap itu kian melebar menjaring komponen-komponen muslimin yang lain, dengan tujuan utama menciptakan opini dan imej buruk tentang Islam kepada masyarakat dunia.
Dominasi media dengan wajah Indonesia berakhlak Yahudi membuat kata "teroris" selalu bergandeng dengan kata Islam. Perlawanan media Islam yang hanya beberapa persen membuat tenaga pembelaan cepat drop dan tenggelam tanpa daya apung.
Dari fakta yang kian mengkhawatirkan bagi muslimin, sudah sepatutnya muslimin melakukan perlawanan, bahkan sampai ke tingkat mengubah balik opini publik yang telah disalahwujudkan. Salah satu langkah strateginya adalah membongkar konspirasi global antara Zionis Yahudi dengan negara-negara di dunia, khususnya antara Amerika dan Indonesia. Juga memperjelas apa makna dari "terorisme". Sosialisasi "Islam adalah rahmah" kepada dunia menjadi tugas utama setiap orang yang merasa Muslim.
Pada masa Sumpah Pemuda di level 84 tahun ini, justru Indonesia menyerang pemuda Islam. Secara realita harus diakui bahwa kedahsyatan gempuran yahudi dalam pengrusakan aqidah dan akhlak secara telak melumpuhkan karaktrer generasi muda ke dalam fase kehancuran. Setelah secara vulgar ROHIS diserang dengan fitnah, kini satu wadah yang banyak menampung pemuda Islam ikut diserang dengan adonan yang sama. Hal ini kian menunjukkan segala racikan aparat dan sistem pemerintah Indonesia adalah salah satu perpanjangan tangan musuh-musuh Islam.
Generasi muda Indonesia yang merupakan generasi Muslim dan non-Muslim, sebagian besar telah berhasil dilumpuhkan dengan serangan budaya sampah. Namun untuk melemahkan generasi Muslim yang tidak mempan dengan gempuran budaya sampah dari barat dan negeri antah berantah, musuh Islam menyerang dengan teror "pelaku teror". Sehingga terciptalah tekanan kondisi yang memaksa generasi muda Muslim yang berjiwa mujahid berpikir 100 X untuk terus istiqomah berjihad akal, harta, raga, hingga nyawa.
Pada hakikatnya, Indonesia tidak punya niat untuk memberdayakan pemuda bangsanya. Maka perayaan Hari Sumpah Pemuda tak lebih hanya merayakan euporia masa lalu dengan menginjak habis generasi pemuda masa kini dan yang akan datang. (AD)
KLIK JUGA:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar