(PENGAWAL KHILAFAH) - “Jakarta Lumpuh”, “Jakarta Dikepung Banjir”, dan “Jakarta Tenggelam”. Inilah judul-judul besar Tragedi Akbar
Nasional di awal tahun 2013. Kemeriahan, kemewahan dan kegemerlapan pesta
Jakarta di malam pergantian tahun seketika tenggelam oleh kepanikan pemerintah
hingga rakyat.
Intensitas hujan yang turun mengguyur Jakarta
dan sekitarnya tidak separah lima tahun yang lalu, tapi dampaknya lebih parah
kali ini.
Banjir dan macet menjadi momok menakutkan bagi
setiap calon Gubernur DKI Jakarta di setiap pesta Pemilukada. Namun momok itu
belum bisa mengalahkan ego kekuasaan
dan kekayaan yang akan diraih. Dan juga ego ke-aku-an bahwa aku-lah orang yang bisa menaklukkan Jakarta beserta
banjir dan macetnya, juga 1.001 macam masalah kompleksnya.
Ketika sang “Gubernur Fenomenal” Jokowi baru mulai merakit wacana solusi “Gorong-Gorong Raksasa” untuk atasi
banjir yang belum terpecahkan sejak jaman kompeni
dulu, ternyata alam sudah berada di ambang batas, meluapkan cadangan airnya
yang mungkin memang sudah melebihi kapasitas, untuk Jakarta dan penghuninya.
Islam
is way of life.
“Islam
is way of life”. Slogan ini begitu akrab di telinga
dan hati orang Islam yang mayoritas penghuni kota Jakarta dan sekitarnya. Dan
agama sang gubernurpun masih Islam (kecuali wakilnya). Namun pertanyaannya,
berapa persen Muslim yang meyakini akan kebenaran slogan itu.
Jika Islam adalah solusi segala permasalahan
hidup, tentu tanpa terkecuali masalah yang diidap oleh ibu kota.
Fokus ke masalah banjir, Islam cukup memberi
dua jalan keluar, yaitu:
Pertama, menanam
pohon.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
bersabda, “Tak ada seorang muslim yang
menanam pohon, kecuali sesuatu yang dimakan dari tanaman itu akan menjadi
sedekah baginya, dan yang dicuri akan menjadi sedekah. Apa saja yang dimakan
oleh binatang buas darinya, maka sesuatu (yang dimakan) itu akan menjadi
sedekah baginya. Apapun yang dimakan oleh burung darinya, maka hal itu akan
menjadi sedekah baginya. Tak ada seorangpun yang mengurangi, kecuali itu akan
menjadi sedekah baginya.” [HR. Muslim dalam Al-Musaqoh (3945)]
Penghijauan alias REBOISASI merupakan amalan
sholeh yang mengandung banyak manfaat bagi manusia di dunia dan untuk membantu
kemaslahatan akhirat manusia. Tanaman dan pohon yang ditanam oleh seorang Muslim
memiliki banyak manfaat, seperti pohon itu bisa menjadi naungan bagi manusia
dan hewan yang lewat, buah dan daunnya terkadang bisa dimakan, batangnya bisa
dibuat menjadi berbagai macam peralatan, akarnya bisa mencegah terjadinya erosi
dan banjir, daunnya bisa menyejukkan pandangan bagi orang melihatnya, dan pohon
juga bisa menjadi pelindung dari gangguan tiupan angin, membantu sanitasi
lingkungan dalam mengurangi polusi udara, dan masih banyak lagi manfaat tanaman
dan pohon yang tidak sempat kita sebutkan di lembaran sempit ini.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
bersabda, “Jika hari kiamat telah tegak,
sedang di tangan seorang di antara kalian terdapat bibit pohon korma, jika ia
mampu untuk tidak berdiri sampai ia menanamnya, maka lakukanlah.” [HR.
Ahmad dalam Al-Musnad (3/183, 184, dan 191), Ath-Thoyalisiy dalam Al-Musnad
(2068), dan Al-Bukhoriy dalam Al-Adab Al-Mufrod (479). Hadits ini di-shohih-kan
oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (no. 9)]
Kedua, tertib
dalam membuang sampah.
Diriwayatkan dari Malik Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Kebersihan
adalah sebagian dari iman dan bacaan hamdalah dapat memenuhi mizan (timbangan),
dan bacaan subhanallahi walhamdulillah memenuhi kolong langit dan bumi, dan
shalat adalah cahaya dan shadaqah adalah pelita, dan sabar adalah sinar, dan Al
Quran adalah pedoman bagimu.” (HR. Muslim).
Kebersihan membawa banyak manfaat bagi
kehidupan manusia. Sebaliknya, kotor dan jorok akan membawa banyak akibat buruk
dalam kehidupan. Orang yang dapat menjaga kebersihan badan, pakaian, dan tempat
(lingkungannya) akan dapat merasakan hidup nyaman. Sebaliknya, kalau orang
menganggap remeh masalah kebersihan, maka akan merasa terganggu baik oleh
penyakit maupun akibat buruk lain seperti polusi udara, pencemaran air dan
banjir. Bagaimana arahan dari ajaran Islam tentang masalah kebersihan ?
Rasulullah saw melalui berbagai haditsnya mengajarkan agar umat Islam menjadi
pelopor dalam hal menjaga kebersihan. Baik kebersihan badan, pakaian, maupun
lingkungan.
Sosialisasi hadits ini akan mampu mencegah
masyarakat membuang sampah sembarang ke sungai atau pun aliran air. Tentunya
disertai program solusi dalam menertibkan tempat pembuangan sampah. Jangan
sampai hanya menghimbau “jangan buang sampah ke sungai” tanpa menyediakan
tempat pembuangan sampah yang layak.
Kedua solusi ini adalah teori, dan keduanya
akan mentah jika hanya sebatas wacana. Karna itulah, Islam tetap memberikan
perangkat utama dalam merealisasikan wacana ini. Perangkat itu cukup dua saja,
yaitu amanah (jujur) dan istiqomah (konsisten/terus menerus).
Terkadang metodenya sudah benar, tapi akan
menjadi salah jika orang yang melaksanakan metode tersebut berjiwa rusak. Jika
dua program di atas dilaksanakan terus menerus tanpa putus walau berganti
gubernur, dan aparat pelaksan program amanah dan jujur, maka masalah banjir
secara peerlahan tapi pasti akan teratasi.
Sikap yang tidak amanah membuat banyak
lahan-lahan serapan air digadai demi keuntungan individual atau pun kelompok.
Program-program yang seharusnya sudah benar di masa-masa yang lalu jadi rusak
karena permainan kotor tangan-tangan di balik dompet.
Dan program Gorong-Gorong Raksasa akan menjadi
program penunjang yang sangat membantu.
Program Penanaman 1 Milyar Pohon yang
dilakukan oleh Kementerian kehutanan dalam beberapa tahun terakhir menuai hasil yang sangat positif.
Namun khusus DKI Jakarta, harus ada program khusus yang serupa. Biarkan Jakarta
menjadi kota gemerlap yang berhutan, tapi asri di mata. (ABU DZAKIR).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar