Sabtu, 19 Januari 2013

ATASI BANJIR DENGAN ISLAM



(PENGAWAL KHILAFAH) - “Jakarta Lumpuh”, “Jakarta Dikepung Banjir”, dan “Jakarta Tenggelam”. Inilah judul-judul besar Tragedi Akbar Nasional di awal tahun 2013. Kemeriahan, kemewahan dan kegemerlapan pesta Jakarta di malam pergantian tahun seketika tenggelam oleh kepanikan pemerintah hingga rakyat.


Intensitas hujan yang turun mengguyur Jakarta dan sekitarnya tidak separah lima tahun yang lalu, tapi dampaknya lebih parah kali ini.

Banjir dan macet menjadi momok menakutkan bagi setiap calon Gubernur DKI Jakarta di setiap pesta Pemilukada. Namun momok itu belum bisa mengalahkan ego kekuasaan dan kekayaan yang akan diraih. Dan juga ego ke-aku-an bahwa aku-lah orang yang bisa menaklukkan Jakarta beserta banjir dan macetnya, juga 1.001 macam masalah kompleksnya.
Ketika sang “Gubernur Fenomenal” Jokowi baru mulai merakit wacana solusi “Gorong-Gorong Raksasa” untuk atasi banjir yang belum terpecahkan sejak jaman kompeni dulu, ternyata alam sudah berada di ambang batas, meluapkan cadangan airnya yang mungkin memang sudah melebihi kapasitas, untuk Jakarta dan penghuninya.

Islam is way of life.
 
“Islam is way of life”. Slogan ini begitu akrab di telinga dan hati orang Islam yang mayoritas penghuni kota Jakarta dan sekitarnya. Dan agama sang gubernurpun masih Islam (kecuali wakilnya). Namun pertanyaannya, berapa persen Muslim yang meyakini akan kebenaran slogan itu.

Jika Islam adalah solusi segala permasalahan hidup, tentu tanpa terkecuali masalah yang diidap oleh ibu kota.

Fokus ke masalah banjir, Islam cukup memberi dua jalan keluar, yaitu:

Pertama, menanam pohon.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Tak ada seorang muslim yang menanam pohon, kecuali sesuatu yang dimakan dari tanaman itu akan menjadi sedekah baginya, dan yang dicuri akan menjadi sedekah. Apa saja yang dimakan oleh binatang buas darinya, maka sesuatu (yang dimakan) itu akan menjadi sedekah baginya. Apapun yang dimakan oleh burung darinya, maka hal itu akan menjadi sedekah baginya. Tak ada seorangpun yang mengurangi, kecuali itu akan menjadi sedekah baginya.” [HR. Muslim dalam Al-Musaqoh (3945)]

Penghijauan alias REBOISASI merupakan amalan sholeh yang mengandung banyak manfaat bagi manusia di dunia dan untuk membantu kemaslahatan akhirat manusia. Tanaman dan pohon yang ditanam oleh seorang Muslim memiliki banyak manfaat, seperti pohon itu bisa menjadi naungan bagi manusia dan hewan yang lewat, buah dan daunnya terkadang bisa dimakan, batangnya bisa dibuat menjadi berbagai macam peralatan, akarnya bisa mencegah terjadinya erosi dan banjir, daunnya bisa menyejukkan pandangan bagi orang melihatnya, dan pohon juga bisa menjadi pelindung dari gangguan tiupan angin, membantu sanitasi lingkungan dalam mengurangi polusi udara, dan masih banyak lagi manfaat tanaman dan pohon yang tidak sempat kita sebutkan di lembaran sempit ini.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Jika hari kiamat telah tegak, sedang di tangan seorang di antara kalian terdapat bibit pohon korma, jika ia mampu untuk tidak berdiri sampai ia menanamnya, maka lakukanlah.” [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (3/183, 184, dan 191), Ath-Thoyalisiy dalam Al-Musnad (2068), dan Al-Bukhoriy dalam Al-Adab Al-Mufrod (479). Hadits ini di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (no. 9)]

Kedua, tertib dalam membuang sampah.

Diriwayatkan dari Malik Al Asy’ari radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Kebersihan adalah sebagian dari iman dan bacaan hamdalah dapat memenuhi mizan (timbangan), dan bacaan subhanallahi walhamdulillah memenuhi kolong langit dan bumi, dan shalat adalah cahaya dan shadaqah adalah pelita, dan sabar adalah sinar, dan Al Quran adalah pedoman bagimu.” (HR. Muslim).

Kebersihan membawa banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Sebaliknya, kotor dan jorok akan membawa banyak akibat buruk dalam kehidupan. Orang yang dapat menjaga kebersihan badan, pakaian, dan tempat (lingkungannya) akan dapat merasakan hidup nyaman. Sebaliknya, kalau orang menganggap remeh masalah kebersihan, maka akan merasa terganggu baik oleh penyakit maupun akibat buruk lain seperti polusi udara, pencemaran air dan banjir. Bagaimana arahan dari ajaran Islam tentang masalah kebersihan ? Rasulullah saw melalui berbagai haditsnya mengajarkan agar umat Islam menjadi pelopor dalam hal menjaga kebersihan. Baik kebersihan badan, pakaian, maupun lingkungan.

Sosialisasi hadits ini akan mampu mencegah masyarakat membuang sampah sembarang ke sungai atau pun aliran air. Tentunya disertai program solusi dalam menertibkan tempat pembuangan sampah. Jangan sampai hanya menghimbau “jangan buang sampah ke sungai” tanpa menyediakan tempat pembuangan sampah yang layak.

Kedua solusi ini adalah teori, dan keduanya akan mentah jika hanya sebatas wacana. Karna itulah, Islam tetap memberikan perangkat utama dalam merealisasikan wacana ini. Perangkat itu cukup dua saja, yaitu amanah (jujur) dan istiqomah (konsisten/terus menerus).

Terkadang metodenya sudah benar, tapi akan menjadi salah jika orang yang melaksanakan metode tersebut berjiwa rusak. Jika dua program di atas dilaksanakan terus menerus tanpa putus walau berganti gubernur, dan aparat pelaksan program amanah dan jujur, maka masalah banjir secara peerlahan tapi pasti akan teratasi.

Sikap yang tidak amanah membuat banyak lahan-lahan serapan air digadai demi keuntungan individual atau pun kelompok. Program-program yang seharusnya sudah benar di masa-masa yang lalu jadi rusak karena permainan kotor tangan-tangan di balik dompet.

Dan program Gorong-Gorong Raksasa akan menjadi program penunjang yang sangat membantu.

Program Penanaman 1 Milyar Pohon yang dilakukan oleh Kementerian kehutanan dalam beberapa tahun  terakhir menuai hasil yang sangat positif. Namun khusus DKI Jakarta, harus ada program khusus yang serupa. Biarkan Jakarta menjadi kota gemerlap yang berhutan, tapi asri di mata. (ABU DZAKIR).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar