Ilustrasi |
PENGAWAL KHILAFAH - Taklim Umum pertama akhirnya sukses dilaksanakan di Xinyang Cina, Selasa (29/1) setelah puluhan tahun tidak pernah diadakan di provinsi tersebut, Koresponden Miraj News Agency (MINA) melaporkan dari Cina.
Rencana Ahong Syamsuddin Sulaiman mengundang Taklim Umum ternyata tidak main-main. Ahong mendirikan tenda untuk memasak, mendatangkan meja kursi khas China, mengundang para Imam mesjid seluruh Xinyang, kameramen TV dan pejabat pemerintah yang notabene non Muslim.
Acara diselenggarakan di Masjid Jami Xinyang dengan nara sumber berasal dari Indonesia, yaitu Ustadz Yakhsallah Mansur dan Ustadz Azroi. Acara itu dihadiri oleh hampir seluruh undangan, sehingga jumlah peserta Taklim Umum mencapai lebih dari 300 orang. Acara dimulai tepat jam 10.00 waktu Cina, tanpa amir majlis (pimpinan taklim) layaknya taklim di Indonesia.
Acara langsung dibuka dengan pembacaan lengkap Qur'an Surat Al-Hujurat oleh Ustadz Azroie asal Indonesia, lengkap satu surat sesuai permintaan Ahong agar bacaan Qur'an agak lama sehingga hadirin dapat mengetahui bacaan Qur'an yang baik dan benar.
Dalam sambutannya, Ahong mengungkapkan rasa bahagianya atas terselenggaranya acara ini dan menceritakan pengalamannya selama di Indonesia. Selama di Indonesia dia banyak melihat umat Islam yang masih merokok dan kemudian shalat.
"Karena itu, orang di sini (Xinyang) jangan sampai karena masih merokok lalu tidak sholat. Itu kesalahannya dua yaitu merokok dan tidak sholat," kata Ahong.
Isi acara pokok taklim disampaikan dengan bahasa Arab yang diterjemahkan oleh Hasan (putera Ahong) tentang tiga hal, yaitu sejarah masuknya Islam ke Cina dan Indonesia termasuk sejarah singkat sahabat Nabi Muhammad, Saad bin Abi Waqash, pembawa Islam pertama ke Cina.
"Keutamaan silaturahim, urgensi ukhuwah Islamiyah yang diakhiri dengan kewajiban kesatuan Imamah bagi umat Islam," kata Ustadz Azroi yang merupakan guru dari kedua putera Ahong yang belajar di Pesantren Muhajirun, Lampung.
Ahong menjelaskan uraian para nara sumber yang berasal dari Indonesia tentang pentingnya memperkuat ukhuwah antar Muslim Cina dan Indonesia sehinngga umat Islam di Cina akan lebih cepat maju.
Acara itu diakhiri denga foto bersama di depan masjid dengan pengalungan sorban masjid Kubah Sakhra yang dipakai nara sumber kepada Ahong selaku pelaksana acara.
"Tugas besar umat Islam saat ini adalah membebaskan Masjidil Aqsha yang dikuasai kaum Zionis.," tegas Ustadz Azroi.
Acara bersejarah itu pun ditutup dengan santap bersama. (ABU DZAKIR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar