Minggu, 27 Januari 2013

BEBASKAN AL-AQSHA KEMBALI KE PANGKUAN MUSLIMIN

        Tasikmalaya, Jawa Barat, 15 Rabiul Awwal 1434/ 27 Januari 2013 (PENGAWAL KHILAFAH) - Koordinator Aqsa Working Group (AWG) Jawa Barat, Ustad Rahmat Baequni menyatakan dalam orasinya pada puncak acara Gerak Jalan Cinta Al-Aqsha (GJCA), GJCA merupakan bentuk kesungguhan dalam melaksanakan jihad untuk membebaskan Masjid Al-Aqsha kembali ke pangkuan kaum Muslimin, demikian menurut laporan wartawan Mi’raj News Agency (MINA) dari Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (26/1).

       “Keberangkatan kita dari titik start (pemberangkatan) sampai di sini bukan sekedar jalan kaki saja yang tidak ada makna dan faedahnya. Dengan jalan kaki dan dengan Ghazwah Fathul Aqsha (perjuangan pembebasan Masjid Al-Aqsha) yang selalu kita adakan di dalam dan luar negeri akan terus kita upayakan sebagai bentuk jihad kita dalam perjuangan di jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala hingga Allah menakdirkan tanah Palestina terutama Masjid Al-Aqsha kembali ke pangkuan kaum Muslimin,” kata Rahmat Baequni saat orasi puncak GJCA di Pelataran Masjid Agung Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu siang (26/1).

        Rahmat Baequni dalam orasinya, juga menyampaikan pentingnya merebut Masjid Al-Aqsha dari cengkeraman Zionis Yahudi Israel.

      “Allah menjadi saksi kita. Kita katakan dengan tegas lewat aqidah kita, kita harus memikirkan dan berjuang merebut Al-Aqsha dari cengkeraman Zionis Yahudi,’ kata Baequni di hadapan ratusan Muslimin dari seluruh Indonesia yang memadati pelataran Masjid Agung Tasikmalaya di bawah sengatan terik matahari.

         Baequni menjelaskan, Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah memerintahkan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam untuk shalat menghadap Masjid Al-Aqsha selama 16 sampai 17 bulan.
        Rasulullah bersama para sahabat tetap Istiqamah dalam menjalankan perintah Allah itu. Bukan tanpa rintangan dan hambatan. Para shahabat dicaci maki atau dicemoohkan oleh kaum Yahudi di Madinah.

        “Hal ini untuk menguji kekuatan Iman dan Islam mereka yang dipersiapkan membawa peradaban manusia dalam supremasi yang tertinggi sebagai khalifah Allah,” jelas Baequni

        Masjid Al-Aqsha juga merupakan tempat Isra Mi’rajnya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dari Masjid Al-Haram ke Masjid Al-Aqsha yang diteruskan ke Sidratul Muntaha.

        Dalam peristiwa tersebut, Allah perintahkan shalat wajib yang lima waktu, satu ibadah fisik sebagai bentuk pengabdian Makhluk Allah kepada Sang Penciptanya. Hal itu terkait dengan hadits Rasulullah, “Tidak dianjurkan Ziarah dengan niatan ibadah kecuali kepada tiga Masjid, Masjid Al-Haram (di Makkah, Saudi Arabia), Masjid ku (Nabawi di Madinah, Saudi Arabia), dan Masjid Al-Aqsha (di Palestina)” (HR. Imam Muslim)

      “Bahkan, Rasulullah mengimami shalat dua rakaat bersama para Rasul pilihan Allah di Masjid Al-Aqsha,” tegas Baequni.

Baequni menghimbau agar seluruh kaum Muslimin terus berupaya untuk membebaskan Masjid Al-Aqsha sebagai kiblat pertama umat Islam.

       “Apakah semua itu akan berlalu begitu saja sebagai lembaran sejarah tanpa hikmah dan faedah yang luar biasa?” kata Baequni.

      GJCA yang dilaksanakan Aqsa Working Group (AWG) berkerja sama dengan Medical Emergency Rescue Commettee (MER-C), Mi’raj News Agency (MINA), dan ormas Islam lainnya itu menempuh jarak 19 kilometer dari pusat kota Tasikmalaya menuju Masjid Agung Singaparna, jalan Bypass Bojong Koneng, Komplek Perkantoran Kabupaten Tasikmalaya.

        GJCA yang diikuti ratusan peserta berasal dari seluruh wilayah Indonesia itu dimulai pada Sabtu pagi dan ditutup dengan penyampaian orasi dan pembacaan doa Ahzab pada siang harinya.

        GJCA merupakan rangkaian kegiatan pembebasan Masjid Al Aqsha, dimulai saat Ghazwah Fath Aqsha dikumandangkan oleh Imaamul Jama’ah Muslimin (Hizbullah), H. Muhyiddin Hamidy di Bogor pada 2006. Dilanjutkan dengan berbagai acara serupa di berbagai kota di wilayah Indonesia dan Internasional.

        GJCA ini merupakan kelanjutan dari Konferensi Internasional Pembebasan Masjid Al-Aqsha dan Palestina di Bandung 4-5 Juli 2012 yang diikuti oleh peserta dari berbagai belahan dunia. (Rana/Wahyuku)

Mi’raj News Agency (MINA)

1 komentar:

  1. Hampir seluruh umat islam di seluruh dunia berkonsentrasi penuh untuk mengembalikan al-aqsha kepada pangkuan orang islam.

    Tetapi kebanyakan orang islam melupakan untuk merebut ruangan kecil yang ada pada diri kita sendiri dari kekuasaan iblis yang terlaknat.

    Sedikit sekali yang memiliki konsentrasi penuh untuk mengusir si penjajah hati, yang menjajah hati kita dengan memperturutkan hawanafsunya. Yakni memandang baik amalannya yang buruk.

    BalasHapus