(PENGAWAL KHILAFAH) - Suhu ekstrim musim dingin di timur tengah sedang berada pada
puncaknya. Hal ini ikut di rasakan oleh
27 relawan asal Indonesia yang sedang bertugas membangun Rumah Sakit Indonesia
di jalur gaza Palestina.
Kedatangan Musim dingin di jalur gaza sudah terasa sejak pertengahan September 2012 lalu. Namun sejak
7 hari belakangan ini kondisinya semakin ekstrim sampai-sampai pemerintah lokal
memberlakukan larangan keluar rumah bagi warga jalur gaza yang beratnya kurang
dari 60 Kilo gram karena khawatir tehempas angin yang kecepatannya mencapai 100
km/jam.
Hasil pantauan tim MINA hari Rabu, jalan-jalan utama Jalur Gaza terlihat lengang dari kesibukan warga. Hampir tidak terlihat serakan
sampah di jalan jalan karena angin yang datang dari arah barat palestina ini
menerbangkan semua benda yang dijumpainya.
Meskipun beberapa toko perbelanjaan terlihat tetap beraktivitas namun mayoritas
toko –termasuk para pedagang kaki lima- menutup kios kios mereka.
Cuaca dingin yang terbilang sangat ekstrim ini tentu saja menjadi halangan
tersendiri bagi para relawan Indonesia di Jalur Gaza yang mana bagi mayoritas
dari mereka ini merupakan pengalaman pertama. Angin kencang serta suhu yang
mencapai 6˚ Celcius ini membuat mereka harus mengenakan paling sedikit 3
rangkap baju demi mengurangi rasa dingin yang mereka rasakan.
"Saya sampai memakai baju 6 rangkap hari ini," ungkap Mulyadi, salah satu relawan.
Selain
memberatkan kondisi kesehatan mereka, hembusan super kencang angin kali ini
juga semakin memberatkan kerja mereka karena harus memasang ulang salah satu
tembok baru yang roboh terhempas angin musim dingin tersebut.
Sumber resmi setempat mengatakan puncak musim dingin kali ini masih akan
berlanjut hingga beberapa hari kedepan. Sementara musim dinginnya diperkirakan
akan meninggalkan jalur gaza pada akhir februari mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar