Jumat, 11 Januari 2013

DIALOG PANAS: JAMA'AH MANA YANG MASUK SURGA (Eps. 1)

  • Galih Wingga Nugraha Klo masuk al-jamaah akan masuk syurga..

    Klo ga masuk al-jamaah akan masuk neraka,, allah dan rosulnya yg ngomong,, kata pak ayi hidayat,,,

  • M Zhack Saleh Al-Faraby al-Jamaah itu yg mana??
  • Ayi Hidayat Baharuddin Akhi 'M Zhack Saleh Al-Faraby, Al-Jama'ah itu adalah Jama'ah Muslimin dan Imam mereka. Hal itu, telah dijelaskan sendiri oleh Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam di dalam haditsnya, bukan menurut pendapat siapapun.

    Silahkan antum simak sendiri penjelasan Rasulullah shollallahu 'alaihi wasalam tersebut dalam hadits berikut ini:

    Dari sahabat Khudzaifah bin Yaman radiyallahu anhu, ia berkata : “Adalah orang-orang (para sahabat) bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam tentang kebaikan dan adalah aku bertanya kepada Rasulullah tentang kejahatan, karena aku khawatir kejahatan itu menimpa diriku, maka aku bertanya : “ Ya Rasulullah, sesungguhnya kami dahulu berada di dalam masa jahiliyah dan kejahatan, maka Allah mendatangkan kepada kami dengan kebaikan ini (Islam). Apakah sesudah kebaikan ini timbul kejahatan? Rasulullah menjawab : “Benar!” aku bertanya : Apakah sesudah kejahatan itu datang kebaikan? Rasulullah menjawab : “Benar tetapi didalamnya ada kekeruhan (dakhon / asap).” Apakah kekeruhannya itu?” Rasulullah menjawab: “Yaitu orang-orang yang mengambil petunjuk bukan dengan petunjukku (menurut riwayat muslim: “Kaum yang berperilaku bukan dari sunnahku dan orang-orang yang mengambil petunjuk bukan dengan petunjukku), engkau ketahui dari mereka itu dan engkau ingkari.” Aku bertanya: “Apakah sesudah kebaikan itu akan ada lagi keburukan? Rasulullah menjawab: “Ya, yaitu adanya penyeru-penyeru yang menyeru ke pintu-pintu jahanam. Barangsiapa mengikuti ajakan mereka, maka mereka melemparkannya kedalam jahanam itu.” Aku bertanya:”Ya Rasulullah, tunjukkanlah sifat-sifat mereka itu kepada kami.” Rasulullah menjawab: “Mereka itu dari kulit-kulit kita dan berbicara menurut lidah-lidah kita.” Aku bertanya: “Apakah yang engkau perintahkan kepadaku jika aku menjumpai keadaan yang demikian?” Rasulullah bersabda: “TETAPLAH PADA JAMA’AH MUSLIMIN DAN IMAAM MEREKA.” Aku bertanya: “Jika tidak ada bagi mereka Jama’ah dan Imaam?” Rasulullah bersabda: “ Hendaklah engkau keluar menjauhi firqoh-firqoh (golongan yang berpecah-belah) itu semuanya,walaupun engkau sampai menggigit akar kayu hingga kematian menjemputmu engkau tetap demikian.” (H.R. Al-Bukhari, Shahih Al-Bukhari dalam Kitabul Fitan: IX/65, Muslim, Shahih Muslim: II/134-135 dan Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah: II/475 Lafadz Al-Bukhari).
  • Papa Lani Galih Wingga Nugraha Klo masuk al-jamaah akan masuk syurga..

    Klo ga masuk al-jamaah akan masuk neraka,, allah dan rosulnya yg ngomong,, kata pak ayi hidayat,,,


    ngerti al jamaah ngga yang dimaksudkan hadits?

  • Papa Lani Silahkan baca lagi disini Galih Wingga Nugraha :

    Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
    (20) لاَ يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلاَّ بِإِحْدَى ثَلاَثٍ الثَّيِّبُ الزَّانِي وَالنَّفْسُ بِالنَّفْسِ وَالتَّارِكُ لِدِينِهِ الْمُفَارِقُ لِلْجَمَاعَةِ
    20) “Tidak halal darah seorang muslim kecuali karena tiga hal; orang yang telah kawin yang berzina, qishoh (pembunuhan), dan orang yang meninggalkan agamanya yaitu orang yang memisahkan diri dari Jama’ah.” (HR.Muslim dari Abdullah, Shahih Muslim dalam Kitabul Qosamah wal muharibin: II/40, Ahmad, Musnad Ahmad: I/382, Abu Daud, Sunan Abu Daud: IV/126, Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah: II/847, An-Nasai Sunan An-Nasa’i: VII/90, At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi:IV/12 dan Ad-Darimi Sunan Ad-Darimi:II/218. Lafadz Muslim)

    Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
    (21) إِنَّهُ سَيَكُونُ بَعْدِي هَنَاتٌ وَهَنَاتٌ فَمَنْ رَأَيْتُمُوهُ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ أَوْ يُرِيدُ يُفَرِّقُ أَمْرَ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَائِنًا مَنْ كَانَ فَاقْتُلُوهُ فَإِنَّ يَدَ اللَّهِ عَلَى الْجَمَاعَةِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ مَعَ مَنْ فَارَقَ الْجَمَاعَةَ يَرْكُضُ
    21) “Sesungguhnya akan ada setelahku kerusakan dan keburukan maka barangsiapa yang kamu melihatnya telah memisahkan diri dari Al Jama’ah atau hendak memecah belah urusan umat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam di mana dia berada maka bunuhlah ia. Maka sesung guhnya tangan Allah itu beserta Al-Jama’ah dan sesungguhnya syaitan itu akan sangat dekat bersama orang yang memisahkan diri dari Al Jama’ah.” (HR.An-Nasai, Sunan An-Nasai dalam Kitab Tahrimud Dam:VII/92, Muslim, Shahih Muslim:II/136 dan Ahmad, Fathurrobbani:XXIII/8. Lafadz An-Nasa’i)

    kalau ada orang yang mengatakan maksud dari Jamaah tersebut adalah Jamaah Ahlussunnah, atau Jamaah Muslimin atau Hizbullah atau apapun menurut saya itu hanya pembenaran sepihak dari para pengikut Jamaah tersebut. Demi gengsi mereka tersebut.

    orang yang memisahkan diri dari Jama’ah.<--maksud nya adalah MURTAD. Hanya orang yang murtad yang keluar dari JAMAAH.

    حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ غِيَاثٍ وَأَبُو مُعَاوِيَةَ وَوَكِيعٌ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُرَّةَ عَنْ مَسْرُوقٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَحِلُّ دَمُ امْرِئٍ مُسْلِمٍ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَّا بِإِحْدَى ثَلَاثٍ الثَّيِّبُ الزَّانِي وَالنَّفْسُ بِالنَّفْسِ وَالتَّارِكُ لِدِينِهِ الْمُفَارِقُ لِلْجَمَاعَةِ حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا أَبِي ح و حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ ح و حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَعَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ قَالَا أَخْبَرَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ كُلُّهُمْ عَنْ الْأَعْمَشِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ مِثْلَهُ

    29.19/3175. Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Ghiyats dan Abu Mu'awiyah dan Waki' dari Al A'masy dari Abdullah bin Murrah dari Masruq dari Abdullah dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Tidak halal darah seorang muslim yang telah bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak untuk disembah selain Allah dan aku adalah utusan Allah, kecuali satu dari tiga orang berikut ini; seorang janda yang berzina, seseorang yang membunuh orang lain dan orang yang keluar dari agamanya, memisahkan diri dari Jama'ah (murtad). Telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair telah menceritakan kepada kami Ayahku. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar telah menceritakan kepada kami Sufyan. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim dan Ali bin Khsyram keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Isa bin Yunus semuanya dari Al A'masy dengan sanad-sanad ini, seperti hadits tersebut.

    http://indoquran.com/en/component/hadithmuslim/mobile/

  • Papa Lani coba perhatikan :

    dan orang yang keluar dari agamanya, memisahkan diri dari Jama'ah (murtad).

    lihat ayat ayat dibawah ini :

    QS 2.217. Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.

    QS 5.54. Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.

    42. 113/3191. Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Yusuf telah bercerita kepada kami Sufyan dari Al Mughirah bin an-Nu'man dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam besabda: Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan (pada hari qiyamat) dalam keadaan telanjang dan tidak dikhitan. Lalu Beliau membaca firman Allah QS al-Anbiya' ayat 104 yang artinya (Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan yang pertama, begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti dari Kami. Sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya). Dan orang yang pertama kali diberikan pakaian pada hari qiyamat adalah Nabi Ibrahim 'alaihis salam kemudian ada segolongan orang dari sahabtaku yang akan diambil dari arah kanan dan kiri lalu aku katakan: Itu Sahabatku. Maka diberitakan kepadaku: Sesungguhnya mereka telah menjadi murtad (keluar dari Islam) sepeninggal kamu. Aku pun hanya bisa mengatakan sebagaimana ucapan hamba yang shalih, 'Isa bin Maryam 'alaihis salam: (Dan aku menjadi saksi atas mereka selagi aku bersama mereka. Namun setelah Engkau mewafatkan aku Engkaulah yang mengawasi mereka dan Engkau Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. Jika Engkau menyiksa mereka maka mereka adalah hamba-hamba-Mu dan jika Engkau mengampuni mereka sungguh Engkau Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana). (QS al-Maidah ayat 117 - 118). Muhammad bin Yusuf Al Farabriy berkata: Diceritakan dari Abu 'Abdullah dari Qabishah berkata: 'Murtaddun disini adalah orang-orang yang murtad (keluar dari Islam karena menolak membayar zakat) pada zaman (khalifah) Abu Bakr lalu Abu Bakr radliallahu 'anhu memerengi mereka.(HR. Bukhari)
  • Papa Lani Lantas dari referensi Alqur'an dan Hadits diatas, apakah pantas Jamaah itu kita asumsikan dengan Jamaah Ahlussunnah, atau Jamaah Muslimin atau Hizbullah atau apapun, Galih Wingga Nugraha??

  • Ayi Hidayat Baharuddin Papa Lani, setelah sekian banyak dalil-dalil yang berkaitan dengan Al-Jama'ah itu antum nukilkan, apakah antum sendiri sudah menetapi Al-Jama'ah?
  • Papa Lani Insya Allah sampai sekarang saya tidak murtad dan keluar dari Islam
  • Ayi Hidayat Baharuddin Baik, kalau begitu siapakah Imam antum saat ini?
  • Papa Lani mengenai Imam? Haruskah meng imami seseorang?
  • Ayi Hidayat Baharuddin Lalu bagaimana Al-Jama'ah itu akan terwujud jika tanpa Imam?
  • Ayi Hidayat Baharuddin Apakah shalat bisa disebut berjama'ah jika tanpa Imam?
  • Papa Lani sekarang anda mau menanyakan tentang Imam Madzhab atau Imam shalat?
  • Ayi Hidayat Baharuddin Saya tidak bertanya tentang Imam Mahdzab yang telah tiada, tetapi saya bertanya siapa Imam anda yang hidup pada saat ini?
  • Ayi Hidayat Baharuddin Adapun berjama'ah dalam sholat itu adalah sebagai analogi bahwa tanpa Imam tidak ada Al-Jama'ah.
  • Papa Lani Ayi Hidayat Baharuddin Apakah shalat bisa disebut berjama'ah jika tanpa Imam?

    Kalau untuk shalat tentu saya ber imam.
  • Ayi Hidayat Baharuddin Lalu apakah antum pikir dalam kehidupan sehari-hari antum boleh mengamalkan Islam sendiri-sendiri tanpa Imam?
  • Papa Lani kenapa tidak
  • Ayi Hidayat Baharuddin Kalau begitu bagaimanakah Al-jama'ah itu terwujud?
  • Papa Lani begini saja, apakah Imam itu hanya ditujukan kepada seseorang manusia yang mempunyai Ilmu saja?

    Apakah pengertian imam itu tidak bisa diartikan luas lagi?

  • Papa Lani Kalau menurut anda Imam itu bisa ngga diartikan sebagai pemandu atau panduan umat?
  • Ayi Hidayat Baharuddin Saya tidak mengatakan Imam itu harus orang yang berilmu dan tidak juga mengatakan Imam itu boleh orang yang tidak berilmu. Bukan itu persoalannya.

    Seperti halnya Imam dalam shalat berjama'ah itu hanya ada seorang saja, maka begitulah semestinya kaum muslimin ini dalam mengamalkan perintah Allah untuk bersatu (berjama'ah) dalam menegakan Islam.

    Tanpa adanya seorang Imam, maka umat Islam itu telah berpecah belah dan itu telah diharamkan oleh Allah. Jadi, bagaimana bisa anda mengatakan boleh mengamalkan Islam sendiri-sendiri?

    Inilah yang diamalkan oleh para sahabat ketika Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam wafat, mereka segera mengangkat seorang Imam pengganti agar mereka dapat kembali melaksanakan perintah Allah untuk bersatu di dalam menegakan Islam dan sekaligus terhindar dari perpecahan yang diharamkan oleh Allah.

    Silahkan antum simak baik-baik ayatnya berikut ini:

    شَرَعَ لَكُم مِّنَ الدِّينِ مَا وَصَّىٰ بِهِۦ نُوحًا وَالَّذِىٓ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِۦٓ إِبْرٰهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَىٰٓ ۖ أَنْ أَقِيمُوا۟ الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا۟ فِيهِ ۚ كَبُرَ عَلَى الْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ ۚ اللَّـهُ يَجْتَبِىٓ إِلَيْهِ مَن يَشَآءُ وَيَهْدِىٓ إِلَيْهِ مَن يُنِيبُ

    Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya). ﴾Q.S. Asy Syuura (42):13﴿.
  • Papa Lani Kalau menurut anda Imam itu bisa ngga diartikan sebagai pemandu atau panduan umat?
  • Papa Lani Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya). ﴾Q.S. Asy Syuura (42):13﴿.

    Berarti ayat ini Allah lah yang membaiat Nabi sebagai Imam, Bukan manusia membaiat manusia sebagai Imam.
  • Papa Lani Kepada Nuh --->Ibrahim--->Musa--->Isa a.s jadi Allah yang membaiat manusia sebagai Nabi Nya yang terakhir adalah Nabi Muhammad dibaiat Allah menjadi Imam manusia didunia.
  • Ayi Hidayat Baharuddin Bukan Allah membae'at, tetapi Allah menjadikan para nabi itu sebagai Imam yang artinya pemimpin. Hal itu terdapat di dalam penjelasan Allah di dalam ayat berikut ini:

    وَوَهَبْنَا لَهُۥٓ إِسْحٰقَ وَيَعْقُوبَ نَافِلَةً ۖ وَكُلًّا جَعَلْنَا صٰلِحِينَ

    Dan Kami telah memberikan kepada-nya (Ibrahim) lshak dan Ya'qub, sebagai suatu anugerah (daripada Kami). Dan masing-masingnya Kami jadikan orang-orang yang saleh. ﴾Q.S. Al Anbiyaa (21):72﴿.

    وَجَعَلْنٰهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا وَأَوْحَيْنَآ إِلَيْهِمْ فِعْلَ الْخَيْرٰتِ وَإِقَامَ الصَّلَوٰةِ وَإِيتَآءَ الزَّكَوٰةِ ۖ وَكَانُوا۟ لَنَا عٰبِدِينَ

    Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah, ﴾Q.S. Al Anbiyaa (21):73﴿.

    Setelah masa para Nabi itu selesai, maka Allah memberikan kebebasan bagi kita untuk memilih sendiri Imam diantara kita. Hal ini terlihat dalam hadits berikut ini:

    Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu, ia berkata: "Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda" : "Dahulu bani Israel senantiasa dipimpin oleh para Nabi, setiap wafat seorang Nabi diganti oleh Nabi yang lainnya dan sesudahku ini tidak ada lagi Nabi dan akan diangkat beberapa Khalifah bahkan akan bertambah banyak". Sahabat bertanya: "Ya Rasulullah, apa yang engkau perintahkan kepada kami?" Beliau menjawab: "Tepatilah bae'atmu pada yang pertama dan berilah kepada mereka haknya, maka sesungguhnya Allah akan menanyakan kepada mereka apa yang digembalakannya." (HR. Al-Baukhari, Shahih Bukhari dalam Kitabul Bad'ul Khalqi: IV/206).

    Adapun untuk mengangkat seorang muslim menjadi Imam, adalah dengan mengamalkan syare'at bae'at:

    Dari Abdullah bin Amr bin ‘Ash radiyallahu anhuma, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa membae’at Imam dengan berjabat tangan dan kesungguhan hati, maka haruslah ia mentaatinya semampunya. Maka jika datang orang lain akan merebutnya, maka pukulah leher orang tersebut.” (H.R. Muslim, Shahih Muslim dalam Kitabul Imaroh: II/132, Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah: II/467, An-Nasai, Sunan An-Nasai VII/153-154. Lafadz Muslim).

    Jadi, sudahkah antum mengamalkannya sehingga antum memiliki seorang Imam dan dengan itu antum telah berjama'ah?
  • Papa Lani Imam yang sebenar nya Imam adalah Muhammad.

    Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah, ﴾Q.S. Al Anbiyaa (21):73﴿.

    betul memang kata ayat tersebut, para pemimpin tersebut adalah para Nabi

  • Papa Lani Dari Abu Hurairah radiyallahu 'anhu, ia berkata: "Rasulullah shollallahu 'alaihi wasallam bersabda" : "Dahulu bani Israel senantiasa dipimpin oleh para Nabi, setiap wafat seorang Nabi diganti oleh Nabi yang lainnya dan sesudahku ini tidak ada lagi Nabi dan akan diangkat beberapa Khalifah bahkan akan bertambah banyak". Sahabat bertanya: "Ya Rasulullah, apa yang engkau perintahkan kepada kami?" Beliau menjawab: "Tepatilah bae'atmu pada yang pertama dan berilah kepada mereka haknya, maka sesungguhnya Allah akan menanyakan kepada mereka apa yang digembalakannya." (HR. Al-Baukhari, Shahih Bukhari dalam Kitabul Bad'ul Khalqi: IV/206).

    Dan sabda Nabi ini menjelaskan tentang khalifah bukan Imam. Makanya para khalifah setelah wafat nya nabi disebut sebagai Amirul Mukminin bukan Imam.
  • Ayi Hidayat Baharuddin Nabi Muhammad itu memang seorang Imam, namun beliau telah wafat, sehingga karena itulah para sahabat mengangkat seorang Imam pengganti yang dsebut Khalifah.

    Khalifah itu adalah juga Imam (pemimpin) namun mereka itu memiliki kekuasaan sehingga disebut Khalifah. Apakah antum pikir Khalifah itu bukan pemimpin (Imam)?

    Maaf, ternyata antum itu merasa memahami Al-Jama'ah padahal sebenarnya tidak.

    Silahkan antum baca saja dulu artikel saya pada link berikut ini. Sementara sekarang saya of dulu, karena sudah waktunya saya tidur. Insya Allah kita lanjutkan lagi esok hari. Wassalam.

    https://www.facebook.com/notes/ayi-hidayat-baharuddin/kepemimpinan-ummat-tidak-boleh-putus-bagi-kaum-muslimin/189820447729808

    https://www.facebook.com/notes/ayi-hidayat-baharuddin/hakikat-al-jamaah-yang-sebenarnya/249170865128099

    https://www.facebook.com/notes/ayi-hidayat-baharuddin/hakikat-syareat-baeat/185137271531459
  • Papa Lani Saya mau nanya apakah ada orang orang Arab dahulu sepeninggal Nabi memanggil Khalifah mereka dengan sebutan Imam? Seperti Imam Utsman, Imam Abu Bakar, Imam Umar atau yang lain nya dengan sebutan Imam?? Mereka hanya memanggil dengan sebutan Amirul Mukminin bukan??
  • Papa Lani Ayi Hidayat Baharuddin Nabi Muhammad itu memang seorang Imam, namun beliau telah wafat, sehingga karena itulah para sahabat mengangkat seorang Imam pengganti yang dsebut Khalifah.

    Khalifah itu adalah juga Imam (pemimpin) namun mereka itu memiliki kekuasaan sehingga disebut Khalifah. Apakah antum pikir Khalifah itu bukan pemimpin (Imam)?

    Maaf, ternyata antum itu merasa memahami Al-Jama'ah padahal sebenarnya tidak.

    jawaban saya :

    itu cuma menurut anda saja.
  • Papa Lani tetapi kenapa banyak orang memanggil kepada 4 orang pengusung madzhab dengan sebutan Imam? Seperti Imam Hanafi, Imam Hambali, Imam Maliki dan Imam Syafi'i.

    Tentu jelas kalau Khalifah itu pemimpin negara, dan Imam itu pemimpin ibadah. Jadi sangat beda penafsiran nya.

    Khalifah disebut dengan Amirul Mukminin pada sepeninggal Nabi. Imam disebut kepada pengusung Madzhab.

    http://ms.wikipedia.org/wiki/Mazhab

    silahkan anda renungi sendiri.

  • Sanji Smoker Jadi ada 2 pendapat nih kalau ane baca.
    Pendapat yg pertama dari mas Ayi yg punya penilaian bahwa setiap muslim jika mau masuk surga "harus" berbaiat kepada amir jamaah muslimin,kalau tidak maka matinya jahiliah.
    Otomatis pintu surga hanya ada1,yaitu jamaahnya versi mas ayi.

    Pendapat yg kedua dari beberapa member yg bilang siapapun bisa masuk surga karena Rahmat Allah berupa nikmat untuk berbuat kebajikan tanpa dia harus berbaiat kepada imamnya jamaah muslimin.

    Muncul pertanyaan lagi, ada berapa pintu surga? Dan siapa saja yg bisa masuk ke pintu itu

  • Papa Lani dari komen nya Ayi Hidayat Baharuddin saya sudah tau kalau si Ayi ini pengikut salah satu aliran Thariqat. Mungkin saja
  • Papa Lani JIB = Jamaah Islam Bersatu yah?
  • Galih Wingga Nugraha Papa lani@ bsa ga bh sopan dgn tdk mngatakan 'si'
    pak ayi bukan thareqat tp jemaah HT/hizbullah
  • Papa Lani oh jadi pemikiran HT/Hizbullah sama seperti Thareqat dong, kalau pemikiran si Ayi Hidayat Baharuddin sama seperti yang diungkapkan nya di komen diatas
  • Ayi Hidayat Baharuddin Papa Lani, nasehat saya, jika anda tidak tahu tentang Jama'ah Muslimin (Hizbullah), sebaiknya anda bertanya, bukan membuat opini (pendapat) sendiri berdasarkan asumsi (dugaan) pribadi semata.

    Persoalan yang kita bahas ini adalah masalah syare'at. Maka perlu anda sadari, tidak berguna sama sekali pendapat dan dugaan di dalam masalah syare'at.
  • Ayi Hidayat Baharuddin Akhi Galih Wingga Nugraha, jazakallahu khoer atas nasehatnya.
  • (BERSAMBUNG......)

SUMBER:

1 komentar:

  1. aku adalah JAMAAH yang kalian cari...
    karena surga pasti untukku berdasarkan dalil
    Rosulullah SAW bersabda "barangsiapa yang ingin hidup ditengah-tengahnya surga maka tetapilah JAMAAH"

    BalasHapus