(PENGAWAL KHILAFAH) – Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama
Republik Indonesia, Anggito Abimanyu dalam acara Seminar Pengelolaan Dana Umat di The Sultan Hotel Jakarta, Selasa (29/1) mengatakan potensi dana Islamic Finance (Keuangan Syariah)
sangat besar, tapi belum tergali dengan baik.
"Potensi dana keuangan syariah
sangat besar, namun belum tergali dengan baik. Dana-dana keuangan syariah
di Indonesia meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi, akses pada pasar
keuangan, orientasi investasi ke produk syariah dan kesadaran masyarakat,"
kata Anggito.
Dana-dana keuangan syariah di
Indonesia bersumber dari pendapatan masyarakat, zakat, shodaqah, infak, wadiah
dan haji. Dana tersebut kemudian disimpan di perbankan syariah, obligasi
syariah, pasar modal, dan instrument syariah lainnya.
Dana haji sampai saat ini sudah
mencapai 50 triliun, naik 10 triliun dari tahun lalu. Ini menyebabkan dana
tersebut mempunyai nilai mamfaat yang besar untuk menggerakkan perekonomian
Islam, menurut pria yang mulai menjabat di Kemenag sejak Juni 2012 itu.
Anggito juga menyebutkan potensi
pajak tahunan dari pembayaran pajak mencapai lima triliun.
Di sisi lain, Ketua Umum Badan Zakat
Nasional (Baznas) Didin Hafidhuddin menyebutkan potensi zakat di Indonesia
sangat besar, yaitu sekitar 217 trilyun (berdasarkan penelitian FEM-IPB dan
Baznas 2011).
"Tetapi aktualisasi dari potensi
ini masih sangat kecil, meskipun terjadi peningkatan setiap tahunnya. Jika pada
2010 yang masuk sebesar 1,5 trilyun, tahun 2011 sebesar 1,73 trilyun naik
15,33%. Dan tahun 2012 kurang lebih 2,17 tilyun," ungkap Didin.
Sementara itu, Direktur Eksekutif
Kepala Departemen Perbankan Syariah Bank Indonesia, Edy Setiadi mengatakan aset
keuangan syariah sudah hampir mencapai 200 trilyun.
"Ekonomi keuangan syariah yang
dimotori oleh perbankan syariah berkembang dengan pesat seiring perkembangan
ekonomi global. Aset keuangan syariah saat ini hampir mencapai 200 trilyun,
kurang 200 milyar," kata Edy.
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang pesat, menurut Anggito peluang untuk mengembangkan sektor keuangan
syariah masih terbuka lebar, caranya sangat banyak.
"Untuk dana haji, masyarakat
ingin dana haji dikelolah dengan ekonomi syariah. Pendapatan masyarakat yang
disimpan di perbankan syariah meningkat 5% dari bank konvensional," tambah
Anggito memberi contoh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar