(PENGAWAL KHILAFAH) – Direktur Utama Bank
Syariah Mandiri Yuslam Fauzi dalam acara Seminar Pengelolaan Dana Umat di The
Sultan Hotel Jakarta, Selasa (29/1) mengatakan Indonesia akan menjadi pusat
peradaban Islam di masa yang akan datang.
“Insya Allah Indonesia akan menjadi pusat peradaban Islam,” kata Yuslam di
depan peserta seminar yang mayoritas adalah pelaku, pengamat dan mahasiswa ekonomi
syariah.
Keyakinan Yuslam ini disebabkan data hasil penelitian yang dimilikinya. Data
itu menunjukkan bahwa umat Islam yang lebih taat beribadah dari seluruh
populasi umat Islam di seluruh benua adalah umat Islam di Asia Tenggara. Dan 88
% umat Islam Asia Tenggara itu ada di Indonesia. Timur Tengah yang terbagi ke
dalam 16 negara, populasi umat Islamnya tidak lebih banyak dari Indonesia. Data
itu juga menunjukkan, Muslim Indonesia lebih rajin beribadah dan pergi ke
masjid dibandingkan Muslim di Timur Tengah.
Tidak hanya itu alasan Yuslam, karena faktanya pertumbuhan ekonomi Indonesia
adalah yang paling stabil di dunia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia juga yang
paling pesat ketiga di dunia setelah Cina dan India.
Seiring dengan itu, perkembangan Perbankan Syariah yang pesat membuat banyak
sekali sektor industri yang ikut tergerak. Jika dibandingkan dengan negara
serumpun Malaysia, sejak 2007 perkembangan Bank Syariah Indonesia jauh lebih
cepat. Hal ini juga dibuktikan oleh Bank Syariah Bank Indonesia yang tahun
kemarin mendapat penghargaan sebagai bank terbaik dalam keuangan syariah yang
sebelumnya dipegang oleh Malaysia delapan tahun berturut-turut.
“Para pengamat ekonomi meyakini 10 sampai 40 tahun ke depan, ekonomi Indonesia
menjadi yang terkuat di dunia. Ini memberi dampak kepada perekonomian syariah.
Dan penikmatnya mayoritas umat Islam,” kata Yuslam yang juga sebagai Ketua
Kompartemen Perbankan Syariah Persatuan Bank Nasional (Perbanas).
Menurutnya, jika umat Islam semakin kaya, maka perkembangan ekonominya semakin
tinggi. Karna itu ia menghimbau para ulama untuk belajar ekonomi syariah.
“Kiai-kiai kita
sudah sewajibnya belajar muamalah syariah. Ini sangat penting
untuk pendewasaan persyariahan kita,” tambahnya.
Hal ini sejalan dengan apa yang pernah dikatakan oleh Menteri Koordinator
Bidang Ekonomi Hatta Radjasa di hadapan para anggota Ikatan
Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) di akhir tahun 2012.
“Peradaban mengalami pasang surut. Tugas pokok kita sekarang adalah
membangun peradaban Islam. Kita harus berani
mengambil peran sentral dan strategis dalam membangun peradaban Islam,” kata
Hatta. (ABU DZAKIR).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar